22🌹

220 18 3
                                    

Memakai topi berwarna hitam yang sebenarnya hampir menutupi seluruh wajahnya, sembari duduk bersandar di kursi tamu dengan tangan bersila. Terdapat tiga koper didekatnya. Pria itu menunggu sepasang kekasih sedang mengurus pemesanan kamar hotel untuk mereka bertiga hingga membawa ia sampai ke dalam mode tidur. Namun suara dengkuran halusnya pun terhenti saat temannya yang ia kenal bernama Takemichi itu membangunkannya.

"Chifuyu, bangun!"

"Chifuyu, jangan tidur disini!"

Satu lagi teman wanitanya yang merupakan kekasih Takemichi membantu membangunkan pria bernama Chifuyu itu.

"Hoammm.. Sudah pesan kamarnya? Kenapa lama sekali?"

"Banyak yang memesan kamar, sepertinya tempat wisata ini sudah sangat terkenal" jawab Takemichi.

"Iya, kamarnya jadi terbatas, kami bingung memilihnya." Jawab kekasih Takemichi, Hinata.

"Oh oke, jadi mana kunci kamarku?" Chifuyu beranjak dari duduknya kemudian berdiri memegangi koper. "Aku dapat kamar sendiri kan? Dan kalian sekamar berdua kan?" Ucap Chifuyu sembari tersenyum menyeringai ke arah sepasang kekasih itu.

"Eh? Bu-bukan! Kau kan sekamar dengan Takemichi! Dasar!" Protes hinata, ia memalingkan wajahnya yang bersemu merah, berlalu terlebih dahulu menuju kamar.

"Haha, ayolah kalian kan sudah bertunangan." Ketawa Chifuyu buat wajah Takemichi disebelahnya ikut bersemu merah.

"Sudahlah chifuyu!" Takemichi mendahului Chifuyu yang masih tertawa melihat kelucuan ini.

"Aku saja yang akan pesan kamarnya. Kalian ini memang payah!"

"Eh?" Chifuyu tertegun sendiri. "Itu bukannya suara..." Ia berbalik ke belakang berusaha mencari sumber suara samar-samar itu, namun gagal sebab dirinya telah ditabrak oleh seorang pria bersurai ubur-ubur secara tak sengaja. Tanpa meminta maaf sedikit pun, pria itu hanya berlalu pergi.

"Chifuyu, cepat!"

Mendengar namanya dipanggil, Chifuyu hiraukan apa yang terjadi dan suara itu, "iya sebentar!"

"Eh, Chifuyu?" Pria bersurau ubur-ubur tadi terhenti seketika dan menoleh kebelakang melihat punggung pria bersurai hitam yang ia tabrak tadi menjauh pergi.

"Namanya tidak asing..."

"Rindou, kau kemana saja?" Atensinya buyar kala namanya dipanggil oleh kakaknya, Ran. Ia melihat kondisi semua rekan kerjanya yang kini menunggu seorang gadis memesan kamar.

"Dari toilet." Jawab singkat atas pertanyaan kakaknya tadi.

Semua petinggi Bonten telah berkumpul di tempat pertemuan mereka. Di sebuah hotel persinggahan yang akan menjadi tempat menginap mereka selama liburan. Liburan yang tiba-tiba atas perintah Mikey. Tidak peduli alasannya, siapa yang tidak mau mengikuti titah tersebut jika bisa meninggalkan urusan pekerjaan untuk beberapa hari demi kenikmatan liburan. Dan kini mereka tengah mendengar ocehan seorang gadis yang mereka kenal cantik dan pemberani tersebut secara seksama.

"Oke, kita beruntung telah mendapat kamar karena hanya ini kamar yang tersisa." Senju menjelaskan itu kepada para rekannya yang semuanya tengah duduk di sofa tamu. Ia sedikit kesal kenapa ia selalu menemukan hotel yang selalu kehabisan kamar.

"Kita tidak bisa memesan satu-satu, soalnya kita cuma dapat lima kamar tersisa. Aku dan Mikey akan dapat kamar masing-masing, Ran dan Rin satu kamar, Koko dan Kakucho satu kamar, kak Omi dan kak Haru satu kamar. Jadi pas lima kamar, paham?"

"HAH?! AKU TIDAK MAU SEKAMAR DENGAN SI TUA BANGKA ITU!"

Takeomi langsung melirik sinis ke arah Sanzu, "Hah? Apa katamu?! Aku juga tidak mau sekamar denganmu!"

Stand By You || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang