11🌹

543 58 29
                                    

Situasi telah mencapai titik serius. Kini di ruangan nan megah dimana semua atensi tertuju kepada si pemimpin, mereka membicarakan hal penting berkaitan dengan rencana yang sebelumnya dibicarakan. Misi penyergapan. Lebih tepatnya, misi penyergapan mereka yang berani mengusik Bonten dan mengkhianati mereka.

"Sesuai rencana, kita akan melakukan misinya pada malam besok" Rindo bersuara dengan raut wajah serius.

"Dan seperti yang kita duga, Hanma sampai sekarang belum tau kita curigain dia. Ini akan memudahkan rencana kita." Sambung Takeomi pula.

Ya, Hanma Shuji, akhir-akhir ini berani mencoba mengganggu Bonten. Tidak tau apa tujuan sebenarnya. Tidak jelas apa yang diinginkannya. Tapi, siapa pun yang berani mengusik Bonten akan tau apa dampaknya.

Kejanggalan ini berawal ketika insiden penangkapan pengkhianat yang berakhir salah tangkap adiknya Takeomi, Senju. Dan konflik terakhir kali yang Hanma lakukan adalah menyerang salah satu pabrik ilegal milik Bonten hingga hampir saja ketahuan polisi. Beruntung Koko dengan sigap menghampiri tempat itu dan menyogok ketua tertinggi kepolisian agar masalah dapat diselesaikan.

Dan sekarang mereka mendapat info jika direktur perusahaan yang sudah lama bekerja sama dengan Bonten juga melakukan pengkhianatan. Ia diam-diam memberikan informasi terkait Bonten kepada Hanma. Tentunya membuat mereka tersulut emosi ingin segera menghabisi manusia-manusia itu.

Kekehan kecil terdengar meremehkan dari Sanzu yang tengah bersandar di atas sofa. "Mereka benar-benar berani ngeremehin Bonten. Lihat saja, gue akan tembak isi kepala mereka satu-satu." Ucap Sanzu dilanjutkan dengan tawa jahatnya.

"Gimana bos?" Tanya Ran.

"Lakukan sesuai rencana."

Sebuah perintah dari Mikey mendapat respon setuju dari mereka. Semua sudah direncanakan. Tujuan misi kali ini yaitu menyerang direktur perusahaan secara diam-diam dan menangkap Hanma.

Pintu ruang rapat terbuka cukup keras. Membuat semua atensi beralih pada sosok gadis di ambang pintu. Senju tampak panik. Dan segera melangkahkan kakinya tergesa-gesa menuju arah mereka. Lebih tepatnya ke arah si pemimpin, Sano Manjiro. Semuanya tampak bingung. Dan seketika terkejut dengan tindakan si gadis. Kenapa ia malah tiba-tiba berlutut dihadapan Mikey.

Hening sesaat sebelum Senju angkat suara dengan suara lantang.

"Tolong izinin gue untuk ikut bos!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hal ini bermula ketika Senju pulang dari supermarket pagi hari ini. Benar sekali, ia hanya sendiri. Walaupun tadi Kakucho sempat menawarkan bantuan untuk menemaninya, tapi pria itu malah mendapat panggilan rapat dari Mikey. Alhasil ia berangkat sendiri walau terbesit rasa kesal jika dirinya tidak dipanggil untuk ikut rapat.

Berjalan santai di atas trotoar, sambil menikmati pemandangan hiruk pikuk jalan raya. Sesekali ia sapa ramah pejalan kaki yang sempat berpapasan dengannya. Untung saja mereka tidak tau jika Senju merupakan bagian dari Bonten. Jika sebaliknya, mungkin mereka akan kocar-kacir berlari menjauhi Senju. Siapa yang tidak takut dengan anggota kriminal itu. Kecuali jika mereka ingin bunuh diri.

Dengan sweater berlengan panjang menjadi pilihan yang Senju kenakan. Bukan alasan dinginnya udara pagi, melainkan ingin menutupi tato di lengan kanannya. Gawat jika ada yang melihat. Seperti yang sudah dikatakan, mereka akan menjauhi Senju atau diam-diam menelpon polisi untuk menangkapnya. Ia tidak mau menghabiskan waktu mudanya di penjara. Tapi kenapa ia malah masuk Bonten?

Stand By You || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang