Malam yang dingin. Tetesan hujan tak berhenti membasahi bumi. Tanah becek yang ia lewati di tengah heningnya hutan. Hanya bertumpu pada pencahayaan ponsel, Mikey mencari keberadaan gadis itu.
Mengambil jalan dari arah bawah jurang, Mikey menghentikan mobil disana. Ia langsung turun dan memasuki hutan. Tanpa menunggu lama, ia bergerak cepat masuk ke hutan itu. Menoleh ke segala arah, menyusuri segala pandang, mencari dimana gadis bersurai merah muda itu, gadis yang baru-baru ini memaksa masuk ke dalam hidupnya, gadis yang secara perlahan mulai memberi warna dalam hidupnya. Ia tak ingin merasa kehilangan lagi.
"Senju?!!"
"Senju??!"
"Senju!!!"
Ah, ia baru ingat ini pertama kalinya ia memanggil namanya. Bukan sejak awal ia tak ingin, tapi reaksi jengkel gadis itu ketika dipanggil "bocah" membuat dirinya selalu mati-matian menahan senyum, menahan tawa dalam hati. Dengan kata lain ia menganggap gadis itu terlalu lucu. Akan jadi keseruan tersendiri jika ia sedikit menjahilinya. Sebab ekspresi yang gadis itu tunjukkan mulai menjadi kesukaan. Entah sejak kapan itu bermula. Tapi itulah kebenaran yang ia sembunyikan.
Namun, yang kini ia rasakan hanya cemas menggerogoti pikiran. Ia belum juga menemukan gadis itu. Tertatih-tatih, dengan napas yang memburu, Mikey lanjut bergerak digelapnya hutan, disertai hujan dan angin yang cukup berhembus kencang. Tanah yang terjal dan berbatu, semua halangan ia lewati. Terlalu sibuk mencari, hingga tak sengaja tersandung akar kayu yang membuatnya berakhir jatuh di kubangan tanah berlumpur.
"Akhh" rintihnya kala tersungkur.
Ia berusaha bangkit dan mengambil posisi duduk. Kemeja putih yang ia kenakan sudah dipenuhi noda. Mikey benar-benar berantakan. Ingin rasanya ia mengutuk Sanzu yang membuat masalah ini.
"Eh?"
Seketika tertegun saat dirinya menemukan sesuatu di depan mata. Di atas tanah, tak jauh dari posisinya kini, Mikey menemukan sebuah kamera yang ia yakin sekali adalah milik gadis itu, milik Senju. Seperti secercah harapan, ia mengambil kamera tersebut, sedikit membersihkannya dari noda lumpur yang menempel. Barang itu ia bawa dalam genggaman dan kembali berdiri. Hanya beberapa langkah saja, syukurlah ia telah menemukan gadis itu.
"Senju!"
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eh, bos?"
"Senju!!"
Wajah lega dan keterkejutan bercampur jadi satu. Lega jika ia telah ditemukan dan terkejut ketika melihat Mikey, bos mereka dengan pakaian penuh noda lumpur sembari menggendongnya. Tak luput wajah Mikey juga menjadi sasaran noda tersebut.
Mereka, para petinggi Bonten telah membawa bala bantuan dari markas, Kakucho yang menghubungi mereka. Beberapa mobil telah terparkir disana. Mereka tak jadi bertindak mamasuki hutan lantaran Senju telah ditemukan oleh Mikey. Semuanya pun berucap syukur.
Senju yang berada dalam gendongan Mikey, dengan langkah sigap Takeomi mengambil alih untuk mengendong Senju.
"Dia pingsan, cepat bawa dia" ucap Mikey disambut panik Takeomi yang melihat Senju tak sadarkan diri dengan wajah penuh pucat.
Yang lain juga tampak khawatir melihat kondisi Senju. Ran segera membantu Takeomi membawa Senju kedalam mobil. Selain pria bersurai merah muda itu yang hanya tampak diam. Hanya duduk memperhatikan mereka dari balik kaca mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You || Maisenju
RomanceBagaimana tanggapan Senju mengenai Bonten? Apakah ia bisa menerima lingkungan itu? Apakah hal baru akan datang kepadanya? (Tokyo Revengers Fanfiction) Mikey Bonten x Senju Au WARNING⚠️ - TYPO - OOC - HARSH WORDS - Kata tidak baku - Penandaan kata ti...