17🌹

561 74 60
                                    

Napas seakan tercekat melihat pemandangan didepan matanya. Sungguh diluar dugaan jika ia akan menyaksikan semua ini.

Lagi dan lagi, Senju melupakan satu hal jika sosok Mikey adalah mafia. Berada di lingkungan gelap dengan segala bentukannya, tentu membuat Senju mengetahui banyak. Termasuk ini, wajar bukan? Karena ini Bonten? Sebuah organisasi kriminal yang tentu saja memiliki sisi seperti ini. Hanya saja ia belum sepenuhnya mengetahui semuanya.

Jadi tidak masalah bukan hal ini terjadi? Wajar bukan jika mereka melakukan ini seperti hal biasa? Apalagi Mikey itu pria dewasa, mustahil jika ia tidak tertarik dengan wanita.

Namun, kenyataan itu membuat Senju tak mampu berkata-kata lagi. Seperti ada setitik perasaan tak terima yang terselip dihatinya. Tanpa mengucapkan kata permisi, Senju langsung beranjak keluar. Ia tidak peduli jika ia dan Mikey sempat bersitatap sebelum meninggalkan ruangan. Senju hanya tak ingin melihat mereka. Bagi Senju, mungkin mereka butuh waktu untuk berdua.

Apakah ia benar-benar pergi hanya karena ingin memberikan ruang untuk mereka atau ia sebenarnya tak tahan melihat Fiona bermesraan dengan Mikey?

Senju tidak tau. Ia tidak mengerti.

Namun dadanya bergemuruh hebat. Entah mengapa ia mengasihani dirinya yang tidak ada apa-apanya. Ia tak sebanding dengan wanita cantik itu, dengan Fiona. Pantas saja Mikey terlihat menyukai Fiona. Mungkin saja mereka sepasang kekasih yang hanya Senju ketahui faktanya sekarang.

Tunggu! Apa yang ia pikirkan? Kenapa ia membandingkan dirinya dengan Fiona?

Kebingungan itu terbukti kala langkahnya berhenti di tengah koridor yang terbilang sepi itu. Ia berdiri dalam diam.

"Kenapa aku malah mikirin itu? Kenapa aku harus mempersalahkan siapa yang dia suka? Terserah dong dia ingin melakukan apa dan dengan siapa?" Seketika Senju tertawa. Merasa lucu dengan dirinya sendiri. Jika ada yang melihat mungkin ia akan dikira gila. Padahal ia hanya menertawakan dirinya yang berpikiran bodoh.

Namun tawa itu perlahan pudar. Ia menundukkan kepala. Entah mengapa matanya tiba-tiba memanas. Dadanya terasa sesak. Dan tak lama kemudian, butiran bening itu akhirnya jatuh membasahi pipi. Isakan gadis itu terdengar menggema memenuhi koridor. Doakan saja tidak ada yang melihatnya sekarang.

Kecuali koridor itu benar-benar sepi tanpa seseorang di ujung sana.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Di ruangan yang tak begitu luas, terlihat Senju tengah duduk di meja kerjanya. Ruangan yang sudah beberapa bulan ini ia duduki. Meletakkan kepala beralaskan lengan diatas meja, sambil menoleh kesamping menatap pemandangan malam di luar jendela. Mungkin ia kelelahan akibat seharian ini sibuk mengetik beberapa dokumen yang dikirim Kakucho. Tentu itu perintah dari Mikey.

Ya, Mikey masih sibuk dengan wanita itu. Sampai-sampai harus Kakucho yang menyampaikan pekerjaan untuknya. Semuanya ada dalam pikiran Senju sekarang. Tampak tenang namun isi kepalanya tidak.

.

.

.

"Njuu..Sennjuuu!!" Suara pintu diketuk dari luar membuyarkan lamunan Senju. Ia sangat mengenal suara itu.

"Masuk."

"TARAA!! ADA CHOCOMINT."

Sebuah senyuman tipis terukir diwajah Senju ketika melihat Sanzu yang tiba-tiba membawakan sekantung es krim untuknya. Setidaknya rasa lelah Senju berkurang saat melihat kekonyolan Sanzu yang sangat menghibur.

Stand By You || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang