Langit tak begitu cerah. Satu persatu awan gelap bergerak sedikit demi sedikit membentuk gumpalan. Angin sejuk berhembus cukup kencang. Menerbangkan helaian daun dipepohonan yang tumbuh lebat di suatu daerah terpencil, tempat para petinggi Bonten kini singgah.
Mobil yang terparkir tak jauh dari pos polisi, namun sedikit tersembunyi untuk alasan keamanan. Para petinggi Bonten termasuk pemimpin mereka menunggu dua rekan lainnya, Senju dan Kakucho mengantar seseorang di tempat petugas keamanan tersebut.
Secara diam-diam. Hanya meninggalkan sebuah surat di dekat gadis bernama Hinata, berisikan keterangan orang hilang. Karena tau akibat jika sembarangan muncul di depan polisi akan menimbulkan masalah, Senju dan Kakucho hanya mengawasi sampai Hinata benar-benar disadari oleh para polisi dan menemukan surat tersebut. Ada rasa bersalah ketika mereka hanya meletakkan Hinata di depan pintu pos polisi dalam keadaan pingsan. Sungguh kurang ajar. Tapi inilah yang bisa mereka lakukan untuk saat ini.
"Aku udah kirim email ke Takemichi jika Hinata sudah ditemukan." ucap Senju sembari mengawasi tak jauh dari tempat itu bersama Kakucho. Seketika wajah mereka berubah cerah, kala melihat salah satu polisi menemukan keberadaan Hinata dan membaca suratnya. Selanjutnya mereka tau apa yang akan dilakukan oleh polisi itu. Mereka akan memulangkan Hinata kerumahnya. Rasa lega terpancar dari wajah Senju dan Kakucho karena rencana mereka berhasil.
"Kalau kita sama-sama nyerahin diri ke kantor polisi, kira-kira berapa tahun ya masa tahanan kita?" Celetuk Rindou asal. Tak jauh dari kejauhan, sambil melirik Senju dan Kakucho di dekat pos polisi sana, membuat pertanyaan itu tiba-tiba muncul dipikiran si Haitani bungsu.
Ran yang sejak tadi menyandar dibadan mobil terkekeh mendengar ucapan adiknya, "bukan berapa tahun Rin, mungkin saja kita bisa dihukum mati. Kau pikir kejahatan kita bisa dihitung dengan jari? Tidak bukan?"
Rindou hanya bisa menelan ludah mendengar ucapan kakaknya. Ia tidak mau membayangkan jika ia benar-benar dihukum mati.
"Ngomong-ngomong soal kejahatan, kok ada ya orang baik seperti mereka berdua gabung di Bonten?" Sekarang giliran Kokonoi yang bersuara. Merujuk pada dua orang yang berjalan menghampiri mereka, Senju dan Kakucho. Ucapan itu membuat semuanya terdiam di luar mobil. Dilihat dari Takeomi yang sejenak menghentikan kegiatan merokoknya, Ran yang menghela napas berat, Mikey yang berekspresi seperti biasa namun perkataan Koko menambah beban pikiran.
Dan bersamaan melirik dua orang itu sambil memikirkan ucapan Koko yang benar adanya. Tidak seharusnya orang baik seperti dua orang itu bergabung dengan Bonten yang penuh dengan kejahatan dan kekejaman yang kelam.
"Ck, lama sekali sih kalian?!" seru kesal Sanzu yang berada di dalam mobil, memecahkan lamunan mereka. Tanpa sadar jika Senju dan Kakucho telah menghampiri dan terkejut kembali karena Senju tiba-tiba terduduk lemas di atas tanah.
"Senju! Kau tidak apa-apa?" Tanya Kakucho cemas.
Perhatikan jika tangan Senju bergerak menutup wajah. Menggeleng atas pertanyaan Kakucho karena ia baik-baik saja. Membuat semuanya bingung dan khawatir kecuali Sanzu yang hanya memperhatikan dari balik kaca mobil. Gadis itu mulai membuka kata dengan suara gemetar.
"Ini pertama kalinya....aku berada dalam situasi ini" lirih Senju, mengingat aksi kejar-kejaran tadi yang menguras mental dan tenaga.
"Itu menakutkan...menakutkan sekali. Dan tak menyangka kalau ini akan berhasil. Padahal aku pikir aku akan mat-"
Sehelai jas terlempar ke kepala Senju. Menutupi seluruh wajahnya.
"Berhentilah mengoceh. Pakailah. Dengan pakaian minimmu itu, kau lebih mudah masuk angin. Jangan buang-buang waktu lagi, ayo kita berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You || Maisenju
RomanceBagaimana tanggapan Senju mengenai Bonten? Apakah ia bisa menerima lingkungan itu? Apakah hal baru akan datang kepadanya? (Tokyo Revengers Fanfiction) Mikey Bonten x Senju Au WARNING⚠️ - TYPO - OOC - HARSH WORDS - Kata tidak baku - Penandaan kata ti...