19🌹

564 61 40
                                    

"Nju, airnya... Nju!

"SENJU!"

"AIRNYA TUMPAHH!!"

Tersadar dari lamunan ketika mendengar seruan panik mereka.

"Ouh, tumpah." Responnya dengan wajah tanpa dosa.

Ternyata, Senju melakukan kekacauan kecil di pagi hari.

Waktu sarapan kala itu, entah dimana kesadarannya diambil ketika ia menuangkan air putih kedalam gelas. Menuangkannya sampai melimpah dan hampir membasahi seluruh permukaan meja makan. Hingga mereka yang tengah menikmati sarapan, terpaksa berhenti dan membantu Senju membereskan kekacauan.

"Hehe... maaf." Ucap Senju cengengesan sembari mengelap meja yang basah terkena air.

Senju, apa yang terjadi dengan dirimu?

.

.

.

.

.

.

.

.

Sudah seminggu berjalan sejak keberangkatan Mikey ke luar negeri karena urusan pekerjaan. Meninggalkan suasana yang semakin sepi di Bonten, walaupun dari awal tidak ada bedanya. Sepi berselimutkan keheningan.

Persis seperti suasana hati Senju sekarang. Malangnya, ia dibuat gundah oleh satu orang pria.

Benar, tidak salah lagi, itu adalah Mikey.

Sejak kejadian malam festival kembang api yang begitu mendebarkan, ucapan demi ucapan yang Mikey utarakan, berhasil buat Senju kepikiran setengah mati, berujung gundah seakan hatinya tengah terombang-ambing. Ia tidak cukup kuat untuk menahannya. Kemudian ketidakpastian itu pun datang menjemput dirinya.

Walau sekarang Senju sibuk di tengah pekerjaan, dengan secangkir kopi di atas meja sebagai temannya malam ini. Namun berbeda dengan isi kepalanya. Setelah seminggu tanpa kabar dan kepastian atas ucapan pria itu, apa bisa Senju tenang? Tentu saja tidak.

Kekacauan ketika sarapan tadi pagi, memberikan jadwal pertemuan yang salah kepada Takeomi kemarin, asal menandatangi surat perjanjian kerja dua hari yang lalu, salah meletakkan file penting dan hampir saja hilang, tak sadar memakai sandal jepit saat rapat penting. Itu semua perbuatan Senju sebab fokusnya hilang entah kemana.

"Mikey sialan! Kenapa kau membuatku seperti ini?!" Sebuah umpatan dimana Senju hanya berani ucapkan saat sendiri. Mana berani ia mengatakannya langsung di depan Mikey.

Menghela napas panjang, tangannya beralih memijit kepala yang sedikit terasa pusing. Sembari mengistirahatkan dirinya sejenak, Senju merilekskan diri dan membuang segala bentuk pikiran yang muncul. Tau jika ia tidak boleh seperti ini, meski sulit dilupakan dan tak akan terlupakan, Senju akan menerimanya. Walau ia sendiri membenci ketidakpastian itu.

Menyandar di sandaran kursi, Senju hampir menutup mata jika perhatiannya tidak diambil oleh suara ketukan pintu ruang kerjanya. Ternyata pelakunya adalah Ran. Setelah Senju menyuruh pria itu masuk, Ran langsung menghampiri meja Senju untuk menyerahkan berkas.

"Ini ambil."

"Oke." Jawabnya singkat seakan paham apa yang harus ia lakukan dengan berkas tersebut.

Namun Ran menangkap raut cemberut di sudut wajah Senju. Samar-samar memperlihatkan sendu. Dan ia tau apa penyebab gadis itu seperti ini.

"Bagaimana? Lancar dengan bos?"

Senju yang mulai menyeruput kopi langsung disemburkan olehnya. Ia pun tersedak lalu terbatuk-batuk. Menoleh ke Ran dengan tatapan penuh tanya.

Stand By You || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang