1🌹

1.4K 71 6
                                    

Sinar matahari telah sempurna memasuki ruangan bernuansa putih itu. Beriringan dengan suara nyaring dari sebuah ponsel yang terus berbunyi. Tanda agar si pemilik yang masih di dalam hangatnya selimut untuk segera bangkit dari ranjang nan nyaman. Dan melakukan hal yang seharusnya ia lakukan pada hari ini.

Akhirnya suara berisik itu berhasil menganggu indra pendengaran sosok yang sejak tadi berada dibalik selimut. Segera ia menjangkau ponsel miliknya di atas laci yang berada tak jauh dari ranjang. Berusaha sekuat tenaga mengusir rasa malas untuk membuka mata perlahan demi melihat layar ponsel.

"APAAA????"

"TELAT, TELAT, TELAT, AKU TELATTTT!!" Pekiknya nyaring setelah melihat pukul berapa hari ini.

Segera gadis itu melompat dari ranjang. Pergi kesana kemari tak tau arah mengelilingi seisi kamar hampir seperti manusia kehilangan akal. Bingung harus melakukan apa terlebih dahulu. Sebab hal penting itu bisa terlewat begitu saja olehnya.

"Iya mandi, tapi gausah deh takut telat, tapi masa aku gak mandi?? Yaudah deh mandi dulu paling penting."

Racaunya saat menuju kamar mandi dengan langkah tergesa-gesa. Karena waktu yang diperlukan untuk bersiap-siap semakin menipis.

Beberapa waktu kemudian, akhirnya segala persiapan telah dilakukan. Tak perlu sarapan yang penting bisa ia tahan. Itu hal biasa. Keluar dari apartemen dengan langkah terburu-buru. Tanpa berpikir panjang, ia berlari sampai menyusuri trotoar menuju ke pemberhentian bus terdekat.

"5 menit lagi." Serunya cemas setelah melihat jam ditangan.

Sedikit lagi ia akan segera sampai. Sudah terlihat di depan mata dimana bus berwarna kuning itu sudah ada di pemberhentian sana. Ia langkahkan kakinya lebih cepat biarkan surai merah mudanya tergerai terbawa angin. Dengan memakai kostum longgar berwarna hitam dan sebuah topi segi lima yang ia pegang. Hari yang ditunggu dan dinanti. Mana bisa ia seberani ini melakukan hal yang ceroboh. Bangun kesiangan dan terlambat ke aula kampus dihari yang sangat penting.

Napasnya tersengal ketika berhasil memasuki transportasi umum itu. Hanya bisa berdiri karena kursi disana sudah penuh terisi, alhasil ia hanya mencari pegangan pada tiang bus agar tak terjatuh.

Diliputi pikirannya yang belum tenang. Peluh di dahi tak kunjung berhenti mengalir, menandakan jika ia sedang panik. Tentu saja ia tau jika ia akan terlambat nanti. Perjalanan memerlukan waktu 15 menit untuk sampai ke tempat tujuan. Acara mungkin saja sudah dimulai. Ia yakinkan saja pada dirinya sendiri jika ini akan baik-baik saja. Terlambat sedikit itu bukan akhir bagi dunia.

Bus pun berhenti di tujuan. Tanpa pikir panjang, gadis itu meloncat dari sana dan berlari. Benar-benar sungguh meloncat dari bus. Sungguh mengesankan. Berlari secepat mungkin, bagai secepat kilat. Beruntungnya ia memakai sepatu kets berwarna putih. Memang tidak cocok memakai sepatu sejenis itu untuk acara ini. Tapi disengaja, ia tau sendiri ia akan berlari nantinya.

"Tunggu!! Tunggu!!!"

Pintu aula hampir ditutup oleh para panitia.

Ia langkahkan kakinya lebih cepat lagi dan akhirnya ia berhasil memasuki aula bersamaan dengan pintu yang sempurna tertutup.

"Hampir saja." Terpancar perasaan lega diwajahnya.

Ia menghapus peluh di dahi dengan punggung tangan. Lalu topi segi lima yang setia ia pegang tadi, ia pasangkan, kini telah bertengger di atas kepala. Lanjut berjalan mencari tempat duduknya di antara para manusia lainnya yang akan segera meresmikan gelar sarjana.

"Permisi" ucap gadis itu ketika melewati para manusia tersebut.

Teman-temannya sudah memanggil dirinya, mengode ia segera duduk ditempatnya sendiri, dekat dengan mereka.

Stand By You || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang