Bab 13 : Genetik

247 22 0
                                    

Suasana sunyi lorong laboratorium terasa seperti biasanya. Hari Sabtu memang hanya diisi dengan menyempurnakan data yang ada sebelum disetorkan ke bagian produksi. Celine yang tersenyum lebar begitu siap akan bekerja kembali.

Baru saja memasuki ruangan tampak seorang pria berdiri memunggungi ku sudah menyiapkan beberapa buku setebal kitab, tablet, laptop dan proyektor di meja. Dia sangat cekatan dari yang ku perkirakan. Bahkan lebih sigap dibandingkan diriku sendiri.

Liburan seminggu ku cukup membuat tubuhku kembali rileks. Meskipun itu tidak bisa dikatakan liburan menurut Azhara. Hah, berbicara tentang gadis itu. Dia malah memutuskan menghabiskan liburan di rumah.

"Sudah sarapan, Nona?"tanya Dhito berbalik menatapku.

"Sudah, Pak,"ucapku tersenyum lebar mengambil tempat.

"Baguslah. Aku dengar beberapa hari ini GERD sedang marak,"ucap Dhito membuka buka yang telah ditandai.

Terdapat beberapa bekas stabilo pertanda telah di baca. Tidak lupa beberapa catatan disana sini menunjukkan pemiliknya telah lebih dulu mempelajari secara mendalam.

"Anda mengatakan kemarin lusa perlu meningkatkan kualitas absorber. Setelah saya membaca lagi dari beberapa jurnal ilmiah ada beberapa cara yang bisa dilakukan,"ucapku turut membuka resume yang telah tersusun apik.

Butuh waktu sepanjang malam bagiku mengumpulkan semua data yang diperlukan. Kali ini karena di rumah, Anisa sendiri yang melarang ku meminum kopi. Sebagai gantinya ocehan Azhara cukup untuk menghilangkan kantuk.

"Saya juga telah membuat catatan yang sama. Anda mengambil dari science direct juga?"tanya Dhito ku angguki.

"Selain itu, saya juga mengambil dari beberapa jurnal internasional serta artikel pendukung dari jurnal nasional. Beberapa cara dinilai cukup efektif dalam meningkatkan kualitas absorber, Pak,"ucapku.

"Cerdas. Bagaimana kalau bertukar resume setelahnya kita bisa saling bertukar pikiran? Karena memiliki banyak sudut pandang dalam penelitian itu juga penting. Saya juga sudah melakukan penelitian pada divisi produksi mengenai hal ini di halaman pertengahan,"ucap Dhito.

Catatan rapi dengan pemisah menunjukkan beberapa jenis penelitian yang telah pria ini dapatkan. Bukan hanya berbicara tentang jurnal, bahkan dia sudah melakukan studi di lapangan. Aku hanya bisa diam terkagum dengan cara kerjanya yang begitu cekatan dan cerdas.

"Mbak, semalam saya coba membandingkan dengan produksi yang dihasilkan. Ini hasilnya, mungkin bisa dijadikan hasil analisa,"ucap Celine memberikan kertas grafik dan tabel selama setahun.

"Oiya, berhubung Nona Celine sudah menyertakan data produksi dalam penelitian. Saya juga akan menyertakan data keuangan yang saya peroleh. Dari sana bisa menjadi patokan bagaimana kita mendapatkan bahan dengan harga terjangkau,"ucap Dhito membuat peta konsep di selembar kertas.

"Eum, bagaimana jika Anda menjelaskan di papan tulis saja? Seluruh ruangan lab dilengkapi dengan papan tulis. Dan tentu tulisan itu akan terlihat lebih jelas,"saran ku melihat tulisan yang terlihat aneh jika dilihat dari beberapa sisi.

Dhito terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya mengambil spidol membuat pola skema di papan tulis. Dengan tulisan yang berdiri tegak dapat dilihat jelas oleh semua orang.

"Pokok permasalahan pertama yang menjadi tujuan penelitian ini adalah-,"

Drrt

"Maaf atas keteledoran saya, Pak,"ucap Diana menunduk dalam saat ponselnya berbunyi.

"Berdasarkan SOP, Anda tahu apa yang terjadi bukan,"ucap Dhito tegas membuatku mengangkat tangan.

"Maaf menyela dan ikut campur. Nona Diana memang telah melanggar SOP. Tapi dia masih berhak berada disini melanjutkan diskusi. Mungkin saja ada panggilan mengenai perusahaan yang penting,"ucapku.

Renjana : Arutala Dirgantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang