Xie Yun keluar dari istana dan memutuskan untuk singgah sebentar. Dia berhenti untuk membeli tinta baru ketika seorang perempuan paruh baya menyapanya.
"Permisi, Tuan Muda."
Pemuda itu menoleh dan melihat dengan wajah sedikit bingung.
"Saya?"
"Anda yang datang ke rumah saya dua minggu lalu."
Kening Xie Yun mengerut. Dia yakin tidak pernah bertemu apalagi sampai datang ke rumah perempuan asing itu. Namun, setelah mencoba memikirkannya, Xie Yun langsung yakin kalau perempuan itu adalah istri dari arwah pria yang merasukinya waktu itu.
"Terima kasih sudah mengantar surat dari suami saya," ucap perempuan itu sambil menunduk sangat dalam.
Dia lalu sedikit menjelaskan kalau di hari berikutnya, perempuan itu bersama beberapa tetangga membantunya mencari jasad suaminya. Di dalam surat dikatakan bahwa suaminya sedang mengalami kesulitan di sebuah tempat. Saat sampai di sana, mereka hanya menemukan jasad yang terhalang oleh tumpukan dedaunan dan ranting. Jadi, si istri mengira kalau suaminya belum meninggal saat menulis surat tersebut.
"Maaf kalau saya sempat berpikir Tuan Muda...orang gila," ujarnya sambil menunduk sekali lagi.
Xie Yun tertawa hambar sambil memikirkan kalau sikapnya sudah pasti aneh saat dirasuki.
"Anda bahkan memeluk saya..."
Kaget, Xie Yun langsung menyela dengan suara lantang dan membungkuk sangat dalam, "Maaf! Saya tidak bermaksud bersikap tidak sopan! Saya...sedikit mabuk waktu itu. Ya, mabuk."
Pemuda itu berpikir kalau dia benar-benar harus mulai berhati-hati dan membuat dirinya semakin kuat agar tidak mudah dirasuki. Siapa yang tahu arwah-arwah seperti itu akan melakukan apa dengan tubuhnya.
"Tidak apa-apa. Sebenarnya waktu itu saya ingin langsung mengucapkan terima kasih. Tetapi karena Tuan Muda buru-buru pergi, saya sempat mengikut dan melihat Anda duduk menangis di bawah pohon."
Xie Yun tersenyum meringis. Suami perempuan itu menangis menggunakan tubuhnya. Untung saja yang melihat bukan orang yang dia kenal.
"Anda sempat berbicara sendiri, karena itu saya mengira Tuan Muda orang gila. Sekali lagi, saya minta maaf."
Mata Xie Yun melebar, "Saya berbicara sendiri?"
Perempuan paruh baya itu mengangguk, "Iya, karena itu saya tidak menemui Tuan Muda. Jadi saya kembali ke rumah. Apalagi Tuan Muda terlihat seperti orang ketakutan. Saya benar-benar minta maaf," ucapnya untuk kesekian kali.
Xie Yun kembali ke rumahnya sambil memikirkan dengan siapa arwah pria waktu itu berbicara.
"Dewa Shen Lien?" gumam pemuda itu yakin.
Ya, kemungkinan besar adalah dewa Shen Lien karena arwah pria itu bilang, karena dia tidak segera naik ke langit, dewa sedang mencarinya. Xie Yun langsung merasa sangat menyesal. Kalau saja dia tidak kerasukan, dia mungkin bisa melihatnya. Tetapi kemungkinan itu sangat kecil. Arwah berbeda dengan roh dan dewa. Xie Yun sepertinya hanya bisa melihat orang yang telah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Ruled By A God [COMPLETED]
FanfictionBerlatar di sebuah dunia di mana dewa mengatur seluruh apa pun yang hidup dan mati. Shi Ying adalah seorang dewa tingkat rendah yang bertugas mengurus arwah-arwah yang tidak langsung naik ke langit. Membuatnya harus berada paling dekat dengan manusi...