Di akhir musim gugur, setelah mencari selama berminggu-minggu. Xie Yun akhirnya menemukan alamat yang menjadi harapan terakhirnya untuk menemukan orangtua dari pendeta yang mengajarnya saat kecil. Berada di kota sebelah yang dibatasi oleh sebuah gunung dan hutan yang tidak lebat.
Saat sampai di sana, Xie Yun melihat seorang pria tua yang sedang membersihkan halaman rumah. Pria itu melihat kedatangannya dan segera bersikap sopan, mungkin karena mengenal, atau karena pakaian Xie Yun yang rapi.
Setelah pemuda itu bertanya, pria tua tadi menjawab, "Oh, benar, Tuan Muda. Tetapi mereka sudah pindah tidak lama sejak putra satu-satunya meninggal. Saya yang sekarang menempati rumah ini."
Harapan Xie Yun seketika memudar. "Apa Anda kebetulan tahu mereka pindah ke mana?"
Pria tua itu terlihat berpikir serius untuk beberapa saat. Xie Yun menunggu dengan sabar sementara teh yang disuguhkan untuknya sama sekali belum disentuh.
"Sepertinya...pindah ke kota yang ada dibalik gunung di depan sana."
"Kota yang mana?"
"Bukan kota pertama. Tetapi beberapa kota setelahnya yang lebih kecil dibalik gunung sebelahnya lagi."
Xie Yun bertanya apakah pria tua itu tahu alamat rumah baru tersebut, tetapi tidak. Setelah meminum teh yang disuguhkan sedikit, pemuda itu meminta izin untuk melihat rumah tersebut sebentar.
Rumah tersebut bukan rumah masyarakat kelas bawah, tetapi bukan juga rumah bangsawan. Luasnya memang tidak begitu besar. Terdiri dari tiga kamar utama, sebuah kamar belajar dengan rak buku yang sudah kosong, dapur, dan kamar mandi di masing-masing kamar. Juga halaman samping yang tidak begitu luas juga. Namun, untuk seseorang yang dipercaya pernah mengajar kaisar terdahulu, dan putra bangsawan seperti Xie Yun, rumah tersebut memang tampak kecil.
Xie Yun tidak menemukan petunjuk apa pun dari rumah tersebut. Jadi, setelah memeriksa seluruhnya, pemuda itu langsung pamit. Xie Yun sedang memikirkan waktu yang tepat untuk bisa pergi ke kota yang kedua dari tempatnya sekarang. Butuh waktu sekitar empat hari menuju ke sana. Jadi, sudah pasti dia harus menginap di perjalanan.
Xie Yun menghadap kaisar untuk meminta izin. Dia harus memberitahu karena takut kalau kaisar tiba-tiba memanggilnya ke istana saat dia sedang tidak berada di rumah. Setelah itu, dia menemui Shi Ying, memberitahukan niatnya untuk mencaritahu lebih lanjut masalah tersebut.
"Sepuluh hari?"
"Ya, Shifu."
Shiying sedang duduk bersama pemuda itu di kediamannya. Dia harus melatih Xie Yun setiap satu kali seminggu di sana. Tidak bisa melakukannya di alam manusia, karena energi buruk yang ada di sana bisa mempengaruhi apa yang pemuda itu pelajari.
"Apa kau akan baik-baik saja kalau pergi sendiri?" Shi Ying bertanya dengan wajah sedikit cemas.
Xie Yun tersenyum lebar, "Tentu saja. Saya membawa seorang pelayan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Ruled By A God [COMPLETED]
FanfictionBerlatar di sebuah dunia di mana dewa mengatur seluruh apa pun yang hidup dan mati. Shi Ying adalah seorang dewa tingkat rendah yang bertugas mengurus arwah-arwah yang tidak langsung naik ke langit. Membuatnya harus berada paling dekat dengan manusi...