"Shifu?"
Shi Ying menunduk, menatap wajah Xie Yun yang berbaring di dadanya sambil tersenyum lembut.
"Yun-er."
Xie Yun yakin dia bermimpi. Jadi dia mengusap wajah Shi Ying sebelum terbangun dari tidur. Biasanya dia tidak pernah bermimpi berada di dekat shifunya seperti ini. Hanya memandanginya dari jauh. Xie Yun bahkan tidak berani dekat dalam mimpi karena rasa bersalah telah menggerogoti hati hingga jiwanya.
Shi Ying menggenggam tangan dingin Xie Yun yang berada di pipinya. Membantu pemuda itu tetap berada di sana. Xie Yun sangat lemah hingga tangannya tidak akan bisa diangkat lebih lama. Shi Ying tahu kalau pemuda itu mengira dia sedang bermimpi.
"Kau sudah tidur selama tujuh hari."
Xie Yun tersenyum lemah, "Aku ingin terus tidur jika shifu memelukku seperti ini."
Pemuda itu memejamkan mata lagi dengan tangan yang masih digenggam oleh Shi Ying di tempat yang sama. Namun, dia membuka mata lagi tidak lama setelah itu. Lalu tersenyum karena masih melihat Shi Ying yang dia kira masih di dalam mimpi.
Xie Yun tertidur kembali, dan bangun lagi seperti tadi untuk ketiga kali. Saat itu dia baru menyadari kalau posisi mereka masih sama. Tangannya masih digenggam Shi Ying di pipi lelaki itu. juga kehangatan yang terasa nyata.
Shi Ying menjawab sebelum pemuda itu bertanya, "Aku bukan mimpi, Yun-er."
Mata pemuda itu melebar dan dia seketika bangun dari rebahannya di dada Shi Ying. Tubuhnya sangat lemah dan kepalanya masih pusing. Jadi ketika refleks untuk berdiri, pemuda itu jatuh duduk lagi di tempat semula. Shi Ying mencoba menangkapnya saat jatuh, tidak melepaskan kedua tangannya dari lengan pemuda itu.
Xie Yun melihat sekitarnya. Bingung. Dia tidak berada di kamarnya. Seharusnya dirinya berbaring di sana. Namun, dihadapannya sekarang adalah sebuah terbing yang sangat tinggi dan mengalirkan air jernih. Dibawahnya genangan air yang tampak dingin membentuk sebuah kolam besar.
Dia mengingat tempat tersebut. Tempat pertama Shi Ying membawanya ketika mereka melakukan perjalanan pertama saat libur musim panas pemuda itu saat kecil. Semuanya masih tampak biru di sana karena matahari belum terbit sepenuhnya.
Sudah berapa lama aku tidur? Kenapa Shifu ada di sini? Aku harus pergi...pulang...
Xie Yun terkejut karena Shi Ying tiba-tiba memeluknya kembali. "Yun-er, kau sudah tidur sudah tujuh hari penuh. Jadi, jangan tidur lagi, dan berhenti melarikan diri. Aku kembali ke sini untukmu. Bukan untuk menghakimi, apalagi mencela. Aku kembali, Shifu kembali, untuk bisa memelukmu."
Pemuda itu tidak akan sembuh dari luka akibat penyesalan yang begitu besar di hatinya. Tetapi, ketika dipeluk kembali oleh Shi Ying. Lalu memikirkan kalau dia tidak akan punya kesempatan lagi. Dia tahu akan segera mati, entah hari ini atau besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Ruled By A God [COMPLETED]
FanfictionBerlatar di sebuah dunia di mana dewa mengatur seluruh apa pun yang hidup dan mati. Shi Ying adalah seorang dewa tingkat rendah yang bertugas mengurus arwah-arwah yang tidak langsung naik ke langit. Membuatnya harus berada paling dekat dengan manusi...