Chapter 13- Ikatan (1)

594 90 47
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xie Yun duduk di beranda kamarnya untuk waktu yang lama sambil memandang langit mendung. Pelayan rumah yang pasti melewati halaman depan sudah bertanya-tanya sejak tadi. Pemuda itu telah duduk di sana hingga matahari akan terbenam sebentar lagi. Langit mendung dan malam yang sebentar lagi datang membuat sisa hari itu terlihat seperti akan terjadi badai hujan yang lebat sepanjang malam.

Suasana hati Xie Yun, mungkin sedang semendung dan segelap langit saat itu.

Pemuda itu sedang memikirkan apakah keputusan yang tepat untuk pergi dari sisi Shi Ying. Beberapa hari sudah berlalu sejak dia meminta izin pada dewa permunian itu untuk mundur dari posisinya. Tetapi, ketika memikirkan bahwa Shi Ying tidak memiliki pelayan. Bahwa bahkan dewi Lan Liangyi sendiri yang menemuinya. Xie Yun menjadi ragu kembali.

"Tuan Muda?" ibunya akhirnya menghampiri karena tidak tahan melihat putranya hanya terdiam seperti itu.

Perempuan itu duduk di samping putranya. "Ada masalah apa?" tanyanya lembut.

Xie Yun tadinya sempat ragu. Tetapi ketika melihat ibunya yang cemas, pemuda itu memutuskan untuk bicara. "Ibu, aku ingin bertanya sesuatu."

Ibunya mengangguk, "Baiklah."

"Jika ada seseorang yang menyelamatkan nyawa orang lain. Lalu, untuk membalas kebaikan tersebut, orang lain itu ingin membantu seseorang tadi. Tetapi, sejak orang lain tadi berada disekitarnya, seseorang itu menjadi sial dan sering terluka. Meskipun dia bilang dirinya baik-baik saja dan dia bilang masih membutuhkan orang lain tadi. Karena merasa bersalah, orang lain tadi pun memutuskan untuk meninggalkannya."

Wanita itu sedikit mengerutkan kening. Dia sedang mencoba memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan. Setelah beberapa detik, dia melihat putranya yang sedang menunggu.

"Xie Yun, setiap masalah, itu tidak bisa hanya memikirkan keinginan kita sendiri. Tetapi pihak lain juga berhak. Kalau orang tadi memutuskan untuk pergi, meski dirinya masih dibutuhkan. Bukankah tidak adil untuk pihak yang ditinggalkan. Selama pihak lain tidak mengusir atau tidak menyalahkan, ibu pikir tidak apa-apa untuk tinggal lebih lama."

Xie Yun terdiam memikirkan itu. Ibunya menambahkan, "Kau bilang orang itu berhutang budi atau semacamnya. Kalau begitu harus dibalas. Tidak semua orang bersedia membantu orang lain di dunia ini."

"...Tetapi keberadaannya mungkin akan menyakiti pihak lain tadi."

Wanita itu tersenyum, "Bukan orang itu yang memutuskan, bukan? Kalau pihak lain tadi merasa tersakiti, dia pasti sudah mengusirnya."

Pembicaraan singkat itu berhenti karena hujan akhirnya mulai turun. Ibu Xie Yun meninggalkan putranya untuk menyiapkan makan malam. Wanita itu menepuk bahu putranya pelan, "Kita tidak boleh lari dari tanggung jawab. Masuklah, di sini mulai dingin. Ibu akan memanggilmu untuk makan malam nanti."

Xie Yun masuk ke kamarnya dan duduk di meja belajar. Pemuda itu mengeluarkan gambar di kertas yang telah dia selesaikan sejak lama. Dia mengusap permukaan kertas dan menaruh pemberat di ujungnya.

Fate Ruled By A God [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang