Chapter 21- Perjalanan Singkat (2)

400 75 33
                                    

Xie Yun melihat laut di depannya yang sudah terbentang dan semakin dekat ketika kereta tanpa atap yang dia dan Shi Ying tumpangi membawa mereka ke sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xie Yun melihat laut di depannya yang sudah terbentang dan semakin dekat ketika kereta tanpa atap yang dia dan Shi Ying tumpangi membawa mereka ke sana. Ketika kuda tersebut berhenti, angin luat yang berhembus kencang langsung mengenai wajah Xie Yun hingga rambut anak itu tertiup ke belakang.

Matanya berbinar seperti senyumnya, "Shifu! Laut!"

Shi Ying tersenyum sambil turun dengan mudah dari kereta rendah tersebut. Sementara Xie Yun sudah melompat turun lebih dulu dan berlari mendekati bibir pantai. Shi Ying memberikan uang pada pria paruh baya yang memiliki kereta tersebut.

Itu bukan kereta penumpang tetapi untuk mengangkut kendi-kendi besar. Tetapi karena pria paruh baya itu itu melewati pantai dan keretanya kosong, Shi Ying meminta tumpangan dengan bayaran. Pemuda itu mengucapkan terima kasih.

"Pendeta, apa Anda bisa mendoakan saya sebentar saja?" pria itu berkata sebelum pergi.

Shi Ying sudah terbiasa dimintai seperti itu. Jadi dia mendoakan pria itu dengan kebaikan, kesehatan, dan kemakmuran. Pria itu berterima kasih dengan menunduk berkali-kali sebelum pergi.

"Kenapa kau pergi sejauh ini?" Zhang Jiazhen bertanya.

Shi Ying melihat pada Xie Yun yang berada cukup jauh di depannya, sedang melambai sambil memanggil.

"Saya kasihan kalau pergi tanpa pernah memperlihatkan seluas apa dunia ini pada Xie Yun."

Butuh waktu satu minggu dan melewati beberapa kota untuk mereka bisa mencapai lautan tersebut. Selama perjalanan, Xie Yun sudah mempelajari hampir semua yang ingin anak itu ketahui. Shi Ying mengajari berbagai macam hal. Bagaimana untuk hidup dan berguna untuk orang lain. Menjadi orang baik hingga waktunya kematian agar bisa bertemu lagi dengan orang-orang terkasih setelah kematian.

Meskipun Xie Yun tidak mungkin memahami semuanya. Anak itu masih berusia sembilan tahun. Tidak semuanya bisa dipahami. Tetapi Shi Ying setidaknya sudah menyampaikan dasar dari kehidupan manusia dan keberadaan mereka. Sehingga apa pun yang akan terjadi di masa depan pada kehidupan Xie Yun, anak itu tidak akan kehilangan arah.

"Gege, apa Anda sudah tahu arti mimpi saya waktu itu?"

Dewa tiga alam itu sedikit terkejut, "Kau masih memikirkannya?"

Shi Ying menjawab, "Hanya penasaran, kira-kira apa arti mimpi itu. Mungkin hanya supaya saya mengajari Xie Yun...atau sesuatu yang lain."

Zhang Jiazhen berdiri mengawasi dari tempatnya. Sementara Shi Ying bergabung dengan Xie Yun yang kaki dan bagian bawah hanfunya sudah basah oleh air laut yang menuju bibir pantai. Shi Ying menurunkan payung dan menggulungnya karena angin laut yang besar akan merusak payung tersebut.

"Shifu! Kemarilah!"

Shi Ying terkejut, "Yun'er, pelan-pelan!"

Xie Yun menarik tangannya agar berjalan lebih dekat ke bibir pantai sampai kakinya terendam sedikit. Ujung hanfu Shi Ying seketika basah. Pemuda itu tersenyum melihat bagaimana Xie Yun sangat menikmati pengalaman tersebut. Anak itu berbicara apa pun sambil kakinya memainkan air dan pasir. Tidak peduli bagian bawah hanfunya sudah benar-benar basah. Sementara Shi Ying hanya berdiri memperhatikan di dekatnya, belum bergerak sedikit pun.

Fate Ruled By A God [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang