wanita cantik yang tadi nya tertidur pulas kini telah rapih menggunakan mukena dan cadar nya, ia berdiri di depan kaca dengan senyum yang sumringah. ia menyiapkan sarung dan baju koko untuk suaminya yang masih di alam mimpi.
Alesha berjalan ke arah Faqih. "Aa bangun yuk, sholat dulu A." Alesha menepuk nepuk pipi Faqih pelan.
Faqih sedikit demi sedikit tersadar, mata hitam milik Faqih mulai terbuka. "Terimakasih sayang udah bangunin Aa,"
Faqih duduk dan di berikan segelas air putih dari Alesha, wanita itu menyodorkan sarung dan baju koko milik Faqih.
Faqih yang melihat istrinya memakai cadar, mengerutkan dahi nya bingung. "kenapa pakai cadar, hm? kan Aa udah sah."
"Rapih rapih aku mau solat subuh di masjid," Alesha menarik tangan Faqih agar suaminya itu cepat cepat berberes.
"MasyaAllah istri Aa, Aa siap siap dulu ya. " Faqih mengelus puncuk kepala Alesha sebelum ia bergegas ke kamar mandi.
Faqih dan Alesha berjalan berdamping menuju masjid yang tak jauh dari sana, sepanjang jalan yang mereka lalui semua nya sepi dan gelap. Lantas Faqih terus bertanya tanya di dalam hati nya, biasanya ada tetangga yang menyapa nya atau ada juga yang searah untuk ke masjid tapi mengapa kali ini sepi sekali?
Faqih tak memperdulikan itu, ia terus mengikuti langkah istri nya yang makin bersemangat untuk ke masjid, tangan mereka bertautan hanya saja Alesha sedikit lebih dulu jalan di depan Faqih.
"Aa cepet ih! Lama banget jalan nya," sewot Alesha.
Alesha berlari pelan meninggalkan Faqih, "cepet ikutin aku!"
Faqih hanya tersenyum melihat istri nya itu. "Pelan pelan jalan nya," peringat Faqih melihat Alesha yang berlari sangat kencang melompati batu kesana kesini seperti anak kecil.
"kok sepi ya?" Beo Faqih melihat dalam masjid yang benar benar sepi tak ada orang.
Alesha dengan berani masuk ke masjid dan menyalakan semua lampu di sana.
Faqih menatap jam besar di dinding masjid sana, pukul 01.45. Faqih berahli ke Alesha yang berjalan mendekati mimbar tapi sedetik kemudia ia menyadari sesuatu.
"Astaghfirullah, belum subuh sayang." Faqih mengucek ucek mata nya yang masih mengantuk dan memastikan bahwa jam itu tidak rusak.
Faqih mengecek handphone nya ternyata sekarang benar benar pukul 01.45 "humaira, kamu-"
"Allahuakbar Allahuakbar~ "
Faqih benar benar terkejut dan berlari cepat mendekati Alesha yang sedang adzan menggunakan microphone di atas mimbar.
Bagaimana bisa Wanita itu memiliki pemikiran untuk adzan di masjid, mana pukul dua malam pula, belum waktunya subuh.
Faqih mematikan mic itu dan membawa Alesha menjauh. "Belum adzan sayang, yang di wajibkan adzan juga laki laki bukan perempuan, suara kamu bisa menimbulkan fitnah," Cerocos Faqih yang membuat mata Alesha memanas.
"Tapi aku mau, hiks..."
"Gak sayang, ini juga masih jam dua, belum subuh."
Alesha menghempas kasar tangan Faqih. "Aku mau cobain adzan ih! "
"Tiba tiba aja pengen banget! Masa gak boleh sih, gak sayang aku berarti!" lanjut wanita itu.
"sayang ganggu tetangga yang masih istirahat, mending kita pulang dulu ya habis subuh baru sholat di sini lagi ya?"
"AKU MAU ADZAN!" teriak Alesha di hadapan Faqih.
Faqih di buat terkejut dengan teriakan istrinya, ia membuang napas pelan. "Sayang suara nya,"
Di menit berikut nya Alesha menangis kencang, ia memeluk Faqih meminta maaf karena sudah membentak suami nya sendiri. "Aa maaf... Maaf A gak sengaja,"
Faqih tak menjawab ia ikut memeluk Alesha juga, mengusap usap punggung nya yang bergetar.
"Hiks.. Maaf A,"
"Gapapa sayang, " Faqih menangkup kedua pipi Alesha, menghapus air mata wanita itu yang keluar.
Cup
Cup
Faqih mencium kedua mata Alesha secara bergantian. "Jangan di ulangi lagi,"
"Maaf ya A, " Alesha kembali memeluk Faqih. "Dede nya lagi mau adzan A, pengen banget." Lirih nya.
Faqih tersenyum dan mengelus perut buncit Alesha. "gimana kalo di rumah aja? kamu puas puasin mau adzan gimana asal cuma di lihat dan di dengar sama Aa."
"Tapi aku mau nya pake mic,"
"Aa ada kok di rumah, mau ya?" Alesha mengangguk pelan, dan berjalan keluar masjid dengan bergandengan tangan dengan Faqih yang terlihat dari mata nya benar benar mengantuk.
Sampai rumah, baru saja Faqih tinggal cuci kaki, di ruang tengah wanita itu sudah tertidur pulas. Faqih tersenyum dan mendekat ke arah Alesha.
Ia mencium perut Alesha pelan, "maaf kalo Aa belum bisa ngertiin mood istri yang lagi hamil." ucap nya yang setelah itu mengendong Alesha ke kamar mereka.
**
"Aa!! Assalamu'alaikum!" teriak wanita cantik yang baru saja turun dari mobil hitam, yang diketahui di dalam nya ada Intan dan Haqi.
Faqih yang sedang mengecek cek kelengkapan toko milik istri langsung meninggalkan pekerjaan nya dan berjalan ke arah Alesha.
"Waalaikumsalam, pulang sendiri? kenapa gak kabarin Aa?"
Alesha tak menjawab ia berjinjit dan mencium pipi milik Faqih, yang membuat wajah sang empu merah padam.
"Zeya buset! Di sini banyak orang juga." Batin Haqi yang sedang berjalan ke arah adiknya bersama Intan.
"Halo adik ipar," sapa Haqi pada Faqih.
"Bang," Faqih menyalimi tangan Haqi dan menangkupkan kedua tangan nya pada Intan.
"Aku di anterin sama mereka," Kata Alesha.
"Terimakasih bang, ntan."
Haqi menepuk pundak Faqih. "Santai, ini istri gue juga lagi pengen kesini jadi sekalian aja."
"Masih gak nyangka ini jerih payah nya Faqih, MasyaAllah membuahkan hasil ya,jadi punya toko donat sendiri si Faqih." Ucap Intan kagum.
Faqih tersenyum ke arah Alesha. "toko ini milik istri saya, sepenuhnya. Jadi sebut aja ini milik Alesha bukan saya."
perkataan Faqih yang membuat tiga orang di sana tersenyum haru.
Cup
Tanpa aba aba Alesha mencium Faqih dan berlari menjauh. Faqih yang mendapat perlakuan itu langsung menunduk malu."Ciee, malu malu domba." goda Intan.
"Baru kali ini gue liat bini nyosor mulu, suami nya malu malu." lanjut Haqi.
Esoknya mereka berdua, sang tokoh utama di cerita ini datang kembali ke toko donat milik Alesha. Dengan seragam yang senada cinta bersemi di antara kita,eh skip.
Dengan seragam senada yang membuat mereka berdua terlihat amat serasi di tambah sesekali Faqih mengelus perut buncit milik Alesha.
Hari ini hari jumat, di mana semua donat di dalam toko donat itu gratis untuk kaum dhuafa dan pengemis atau pun orang yang membutuhkan makanan.
Alesha dan Faqih ikut menawarkan siapa saja yang lewat di depan toko nya, entah yang dorong gerobak sampai penggoes becak ataupun ojek online. Seharian full khusus hari jumat gratis. Banyak yang bertanya tanya "apa gak rugi ya?"
Faqih menjawab "gak akan rugi jika membantu sesama saudara, mau sebesar apapun pengeluaran nya jika niat kita baik maka InsyaAllah dapat balasan dari Allah entah berupa pahala atau apapun itu."
Sungguh suami nya membuat Alesha makin makin makin jatuh cinta. Merasa sangat beruntung Allah menciptakan Faqih untuk diri nya. Bahkan jika Faqih ingin menggunakan uang toko ataupun sendiri laki laki itu izin terlebih dahulu oleh istrinya.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
couple till jannah
Teen FictionBagaimana jadi nya ketika dua insan saling menjaga dalam setiap doa nya? Dua manusia yang saling mencintai dalam diam namun bicara terang terangan kepada sang Pencipta untuk di satukan. Faqih, Laki laki yang hidupnya cukup dibilang tak mampu meng...