Pagi ini kedua tangan kekasih halal itu tak bosan bosan nya menaut. Faqih akan pergi ke solo pukul 10 pagi ia menghantarkan Alesha ke rumah abi nya terlebih dahulu.
Takut, jika Alesha sendiri di rumah tak ada yang mengawasi membuat hati Faqih khawatir tak karuan, lebih baik ia menitipkan Alesha pada Abi dan Bhna nya dulu.
"Gausah pegang pegangan juga tuh, ada jomblo di sini." sinis Razzan melirik tangan yang tertaut itu.
"Nikah lah bang, lama lama jadi perjaka tua deh itu."
"Sembarangan, lagi nunggu calon Terima tau,"
"Widiii laku juga abang kuh yang kek kulkas empat pintu."
Alzam tertawa melihat kelakuan anak anak nya. "Cuma dua hari? Gak mau seminggu atau sebulan biar Zeya di sini terus sama Abi." ujar Alzam bercanda.
Alesha memeluk Faqih dari samping dan di balas Faqih menggunakan satu tangan nya yang merangkul pinggang Alesha. "Gak abi, aku gak mau lama lama LDR nya ih"
" Iya deh iya yang udah bucin mah beda," goda Qia.
"udah isi belum? Kok aura nya beda sayang." lanjut Qia dengan pertanyaan.
Alesha mengelus perut rata nya dan menggeleng, ia sedikit lesu jika di tanyakan seperti itu. Padahal abang nya sudah dua bulan pernikahan Fawaz berlangsung, suami istri itu sudah mendapat momongan. Yang membuat semua keluarga terkejut, sat set sat set banget si Fawaz tapi mereka benar benar senang.
Faqih tersenyum dan mengelus kepala Alesha yang tertutup jilbab itu. "Gapapa Allah belum titipkan itu tanda nya Allah mau kita berdua terus lebih lama."
"Nanti kalo ada anak kan, cinta saya terbagi."
"JIAHK!! UHUY," ledek Alzam dan Razzan berbarengan.
"Aa ih ada mereka, gak inget tempat!"
Faqih tertawa geli disana. Ia mengecup kening Alesha lama. "Saya jalan dulu ya, jaga diri baik baik. Kalau saya telfon angkat."
"Iya A, aa bantuin aku ke atas dulu bisa bawain koper aku?" Faqih mengangguk.
Dan mereka berdua jalan ke kamar Alesha. "Udah A sampe depan pintu aja, aa kan udah hampir telat."
"Iya humaira,"
"Pendekin tubuh aa deh" Pinta Alesha.
Faqih dengan nurut sedikit membungkuk kan badan nya dan
Cup
"Hati hati ya a," Ucap nya menunduk malu.Faqih tersenyum lebar. "Pantes kamu minta anterin saya ke atas ya"
Alesha mengaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ini belum," Faqih menunjuk pipi kanan nya yang belum Alesha sentuh.
Cup
"Terakhir deh," terakhir Faqih menunjuk bibir nya."Aa ih inget tempat ya-"
Cup
Faqih langsung mencium bibir Alesha tanpa permisi."Astaghfirullah mata abang!" segera Razzan berlari ke bawah lagi.
**
Alesha ke kampus selalu bareng Razzan karena abang nya tak mengizinkan jika Alesha pulang pergi sendiri, walau adik nya sudah menikah dimata nya tetaplah anak kecil yang tak tahu apa apa.
bukti nya setelah Razzan pulang dari rumah sakit abi nya ia membeli kan kinderjoy dan eskrim coklat kesukaan Alesha. Dulu Razzan selalu mengingat hal ini "calo abang ke indojuli beliin eya esklim cama kindelyoy" Razzan memang dulu sedari kecil lebih dekat oleh Abi nya jadi Alzam keluarpun ia akan ikut dari pada di rumah, ia akan berebutan adik nya dengan Fawaz.
Ah ngomong ngomong Fawaz, ia sangat merindukan adik nya itu, si kembar beda sepuluh menit. Rumah semenjak kedua adik nya menikah Razzan sedikit merasa kesepian, tapi ini sudah jalan nya mereka masing masing. Tanpa sadar ia meneteskan air mata.
Alesha menghampiri Razzan yang sedang terduduk di ruang televisi. "abang kenapa nangis?"
Razzan menyeka pelan air yang berada di ujung matanya. "Eh gak apa apa dek,"
Alesha memeluk Razzan. "Cerita sama aku ih,"
Razzan tersenyum kecil. "Cuma rindu adik adik abang, "
"Gak berasa kalian sudah menikah, tinggal abang sendiri aja ehehe"
"gak sendiri kok masih punya Abi sama buna, kan calon juga udah ada," Alesha menggoda Razzan.
"Mau nonton horor gak?"
"Boleh bang."
Alesha gak nonton si, ia bersembunyi di belakang tubuh Razzan kadang kadang juga wanita itu berteriak ketakutan jika ada suara setan teriak walaupun ia memejamkan mata nya. Dengan jahil juga Razzan terkadang mengagetkan Alesha dengan berpura pura teriak. Seperti teriakan mereka dan omelin Alesha memenuhi isi rumah itu.Tak lama Haqi datang bergabung dengan mereka, Haqi seperti nya juga kesepian.
**
Hari kedua yang sebetulnya Faqih pulang pagi tapi tadi ia izin terlebih dahulu oleh Alesha pulang malam di karenakan salah mesan tiket pesawat. Faqih dah dua rekan nya harus menunggu hampir setengah hari untuk penerbangan ke Jakarta.
Akhirnya dua hari sudah berlalu, Alesha sungguh merindukan Faqih ia ingin memeluk tubuh kekar milik suami nya, ingin mendengar lantunan shalawat dari bibir nya, ingin mendengar kata "humaira", ingin mengelus rambut hitam milik Faqih, ingin menyenderkan kepada di dada bidang Faqih, apapun yang hal bersama Faqih ia merindukan semua.
" Pokoknya aku harus rapih rapih terus wangi dandan yang cantik deh," ujar nya menatap pantulan cermin di depan nya.
Dari pagi Alesha sudah membersihkan diri dan kamar milik nya, tadi ia juga sempat pulang kerumah suaminya untuk membersihkan rumah itu, dan kembali lagi ke rumah Abi nya.
"Tunggu saya ya, zaujati."
Pesan itu terakhir di kirim oleh Faqih pada pukul 17.20 petang.
Alesha dan Qia memaksakan sedikit lebih banyak makanan untuk menyambut kedatangan Faqih.
sedangkan para laki laki sedang berbincang mengenai rumah sakit yang akan jatuh ke Razzan, Razzan menolak keras karena itu adalah kerja keras Abi nya, Alzam memaksa biar Razzan lah yang meneruskan rumah sakit nya. Alzam juga akan membantu Razzan.
Handphone Alesha berdering yang berada di atas meja di depan Razzan dan Alzam.
"Angkat aja bi," Teriak Alesha dari dapur.
Alzam mengangat. "Iya benar saya orang tua nya,"
Air muka Alzam menjadi terkejut tak karuan, ia menatap putri nya yang sedang berjalan menghampiri nya bersama Qia.
"kenapa mas?" tanya Qia.
Alzam menggeleng pelan, "sayang harus sabar ya, kita kerumah sakit sekarang." Ia menuntun kedua anak dan istri nya ke mobil.
"Kenapa abi? " Tanya Alesha bingung.
Razzan mengambil handphone Alesha "ada apa?"
"Speaker bang," Pinta Qia.
"Ada korban tabrakan beruntun atas nama Faqih Kamran."
Bersambung..
![](https://img.wattpad.com/cover/303312142-288-k487886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
couple till jannah
Teen FictionBagaimana jadi nya ketika dua insan saling menjaga dalam setiap doa nya? Dua manusia yang saling mencintai dalam diam namun bicara terang terangan kepada sang Pencipta untuk di satukan. Faqih, Laki laki yang hidupnya cukup dibilang tak mampu meng...