34.CTJ

15.9K 1.8K 103
                                    

Faqih menangis di sana, bada nya terjatuh ke bawah. "Ya Allah Terimakasih  karena tidak sesuai dengan yang saya fikirkan" ucap syukur dalam hati.

Alzam datang menghampiri Faqih. "anak abi hei, ahlan wasahlan." (Selamat datang) sapa Alzam ikut berjongkok di hadapan Faqih.

Faqih memeluk Alzam seraya meminta maaf pada Alzam atas apa yang ia lakukan pada putri nya.

"Abi tau kamu pasti tidak akan meninggalkan putri abi kan, abi tau juga kamu hanya tak ingin merepotkan putri abi kan?"

"Alesha di atas, temui dia. Dia juga rindu kamu." lanjut Alzam.

Razzan yang baru saja mengucap janji suci menangis di pelukan Qia, dia Razzan baru saja menikah dengan gadis pilihan nya, Qila. 

Razzan sudah menyiapkan semua nya dari bulan lalu, ia meminta bantuan adik nya membantu memilih baju pengantin dan kebetulan Hibban juga memaksa ingin ikut.

Qila, gadis pilihan Razzan yang ia temui di rumah sakit, Razzan jatuh cinta dengan kedewasaan nya dan keramahan sikap nya terhadap semua orang.

Faqih berjalan cepat ke lantai atas, kamar Alesha. Ia melihat Alesha yang bersebelahan dengan Hibban.

Perempuan itu mengelus perut yang mulai menonjol, "humaira.. " panggil Faqih untuk memastikan wanita dibalik niqab di hadapan nya adalah Alesha.

"Aa?" Alesha menangis di balik niqab.

Lagi lagi Alesha mengelus perut nya yang sedikit kram dan pegal. "Kamu hamil?" Alesha mengangguk.

Faqih meneteskan air mata nya lagi, tangan laki laki itu terjulur ke arah Hibban yang berada di samping Alesha. "Selamat ya, sa-saya titip Alesha." ucap nya dengan suara bergetar.

Ucapan Faqih yang membuat Alesha dan Hibban terkejut. Tangis Alesha kian deras ia menggelengkan kepala nya, bukan seperti itu.

Hibban melirik Alesha yang menatap Faqih sendu, rasa di dada nya mengetuk hati Hibban. Mungkin mereka tidak berjodoh, dengan senyum yang menerkah Hibban menerima salaman tangan Faqih.

Tanpa aba aba Hibban menaruh tangan Faqih di perut Alesha. "Dia anak lo, bukan gue."

Faqih menatap Hibban penuh tanda tanya. "Sebulan lo pergi, Zeya di nyatakan hamil."

"kalian-"

Hibban menarik napas panjang, dia bukan jodoh nya,wanita di depan nya sudah menikah. "Sorry kalo ganggu hubungan lo, gue rasa Zeya bahagia nya sama lo. Gue turun duluan selesain masalah kalian baik baik."

"Inget itu anak lo! Kan lo yang bikin Qih," ujar Hibban sebelum melangkah pergi.

Faqih membawa masuk Alesha ke kamar nya, tanpa aba aba ia menyibakan niqab yang menghalangi wajah Alesha.

"Maafkan saya," Ia mengelus lembut pipi Alesha yang basah karena air mata.

"A-aku mau sama Aa terus, jangan usir aku lagi." lirih nya.

"Humaira.. Maafkan saya yang bodoh ini."

"Saya rindu kamu," Faqih mencium bibir pink milik Alesha lembut.

Faqih mengelus perut Alesha, dan tersenyum hangat ke arah nya. "Terimakasih karena menjaga kecantikan kamu untuk Aa seorang."

Alesha memeluk Faqih. "Mau sama Aa terus.."

"Aa akan bersama kamu terus sampai ke jannah nya Allah, InsyaAllah Aa akan sama kamu selalu."

Alesha tersenyum. "Nah gitu A, jangan pake saya lagi, terlalu formal tau."

"Siap Zaujati."

Sudah sepuluh menit mereka di dalam kamar itu, Alesha menyisir rambut Faqih dengan jari jemari nya. Tak lupa ia juga sedikit memberi bedak pada wajah Faqih karena mereka akan turun ke bawah untuk merayakan acara pernikahan abang nya.

"Aa malu, tadi Aa nangis di bawah."

"Terus gak mau turun gitu? aku mau liat abang aku A."

Faqih berdiri dan menggandeng tangan Alesha erat. Mereka berdua keluar menuruni tangan, terlihat serasi karena tak sengaja mereka menggunakan baju couple, namanya juga jodoh ye kan.

"Sakinah mawadah warahma ya bang!"

"Aamiin Allahumma Aamiin sayang, makasih dek," Balas Razzan.

Razzan berahli ke Faqih yang sedang tersenyum ke arah nya. "abang tau kamu punya alasan, titip dia sampai nafas kamu habis. Abang udah gak bisa 24 jam jagain dia lagi." tunjuk nya ke arah Alesha yang sedang cepika cepiki dengan kekasih halalnya RazzanRazzan, Qila.

"Iya bang InsyaAllah pasti, maafkan saya karena menyuruh Alesha pergi." ucap nya penuh sesal.

"hm, jangan nangis lagi kayak tadi, malu maluin banget punya adik ipar cengeng." ledek Razzan yang membuat wajah Faqih merah padam.

Acara terlah berlalu, mereka sedang berada di kamar Alesha. Seperti sehari ini mereka menginap dulu karena terlalu kecapean seharian ini.

Faqih sedang bersenderan di ranjang sedangkan Alesha sudah merebahkan tubuh nya, Faqih menatap Alesha bingung, ada perubahan di diri Alesha.

"Humaira.. " Faqih mengambil lembut tangan Alesha.

"Iya A, "

"Kamu gak mau manja manja lagu sama Aa? Aa udah siap loh ini." Faqih merindukan manja nya seorang Alesha sebelum tidur, bersender di dada bidang milik Faqih.

Alesha tersenyum. "Aku mau dewasa A, biar aku gak nyusahin Aa, biar di mata Aa aku bukan anak kecil lagi."

Faqih terkejut kenapa Alesha ngomong seperti itu. "Gak perlu, kamu gak perlu merubah sikap kamu. Cukup jadi diri kamu yang sebenernya Aa seneng, Alesha."

"Tapi-"

"Aa mau kamu yang dulu, diri kamu yang sebenernya. Gak suka kamu yang dewasa gini nanti yang manja manja sama Aa siapa?" tanya Faqih dengan suara pelan nya.

Alesha bangun dan bersender di dada bidang Faqih. "Aa gak risih kan kalo aku gini?"

Faqih mengelus rambut hitam milik Alesha. "Gak sama sekali, malah ini jadi kebahagiaan Aa sendiri."

"Jangan pernah berubah, sayang."
Lanjut nya.

"Kangen Aa, kenapa suruh aku pergi sih!" Ia mencium rahang tegas milik Faqih.

Faqih tak menjawab. "Karena waktu itu Aa ngerasa gak berguna?" tanya Alesha.

Faqih mengangguk."Aa mau kamu bahagia sama Aa, Aa yang jagain kamu bukan malah kamu yang jagain Aa."

"Tapi kan aku bakal temenin sampe sembuh! "

"Aa gak mau kamu ngerasa kesusahan hidup sama Aa,"

Alesha memukul pundak Faqih pelan. "Apan sih! aku bahagian terus kok, bahagia bukan tentang harta aja A tapi cinta dan kasih sayang yang Aa beri udah cukup buat aku bahagia," Alesha menunjuk dada Faqih.

"Terimakasih, " ia mengecup kening Alesha lama.

"Besok Aa mau ngasih sesuatu. Sekarang tidur dulu." Faqih mengelus elus punggung Alesha. Senyum terus menerkah dari bibir Faqih.

"Sebuah anugrah Tuhan saya bisa berdampingan dengan kamu, humaira."

Bersambung...

Info penting!
Qila nama aku cuy WKWKWKWK

couple till jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang