Kini sudah dua hari Alesha tak bertemu dengan suami nya, dua hari ini Faqih izin tak bertemu Alesha di rumah Alzam sebab pekerjaan nya yang padat dan ia juga harus mengurus Ina di rumah.
Alesha dengan tas bawaan nya telah sampai di rumah suami nya, di antar oleh ketiga bodyguard nya. Siape lagi ye kan.
"Sering sering main ke rumah ya." Razzan mengusap kepala adik nya itu.
"Kalo bisa nginep sebulan Zey! Biar seru."
Haqi menoyor kepala Fawaz. "Dia udah bersuami,inget lo!"
"Ya kan siapa tau di izinin. Lo ah pala gue puyeng anjir." Fawaz mengusap usap Kepala nya.
"Masuk gih, udah mendung kita pamit dulu."
"Dadah abang abang ku!" Alesha menyalimi tangan kedua abang nya, sedangkan dengan Haqi ia menangkupkan tangan nya.
Ceklek.
"Assalamu'alaikum." Salam nya dengan berbisik.
Mata Alesha menelusuri rumah suami nya itu, tak ada orang di sana.
Alesha menepuk jidat nya pelan. "Kan aa' lagi kerja."
clek.
Pintu kamar Ina terbuka menampilkan pemilik kamar itu yang tersenyum hangat menyambut kedatangan menantu nya.
"Assalamu'alaikum ibu." Alesha menghampiri Ina dan menyalimi tangan nya.
"Waalaikumsalam.udah pulang ya neng, gimana betah di sana?"
"Eheheh iya bu betah soalnya ada abang aku."
"Boleh atuh mereka main main ke sini, biar rame rumah ibu."
"Iya bu InsyaAllah aku ajak." Mata Alesha kini berhenti di dapur.
"Astaghfirullah! Dapur kenapa?" Kaget nya.
"biasa Faqih, dia kemarin ada pesanan donat dadakan seratus biji di buat malam itu juga. Jadi gini deh dapur." Ina terkekeh pelan.
"Seratus?" Alesha memastikan dan Ina mengangguk.
"Aa' bikin itu sendirian bu?" Lagi lagi Ina mengangguk.
"aku bodoh." Ucap Alesha tiba tiba.
"Huss kok ngomong gitu neng."
"Saat suami aku lagi butuh bantuan aku gak ada, pasti aa' capek banget ya bu."
"Nama nya juga kerja pasti capek neng, Faqih gak suka loh kalo kamu bilang diri kamu bodoh dia pasti marah."
"Aku-"
"Udah mending kalo kamu gak kecapean bikinin suami kamu makan ya. Maaf ibu gak bisa bantu, Faktor umur gak bisa berdiri lama lama." Ina mengelus punggung Alesha lalu masuk ke dalam kamar.
Selesai membersihkan dapur Alesha membuka tudung saji yang hanya berisi telor ceplok.
"Apa selama ia di rumah orang tua nya aa' Faqih cuma makan telor? Padahal aku udha siapin sayur sayuran di kulkas deh."
"Oke! Sebelum aa' pulang aku harus nyiapin makanan spesial dari hati untuk aa'."
Jari jemari Alesha dengan lihai memainkan pisau di sana, kaki nya modar mandir ke arah kulkas.
40 menit sudah berkutat di dapur, menghasilkan pisang goreng dengan meses keju dan susu, udang asam manis, capcay dan teh tarik hangat.
"Ehmm...wangi masakan menantu ibu enak banget." Ina berjalan mendekati Alesha yang tengah beristirahat karena lelah memasak.
"Iya dong bu, cobain bu sini aku ambilin." Sebelum itu Alesha membantu Ina duduk di kursi meja makan.
Ina tersenyum mendapati perlakuan itu dari menantu nya. "Makasih neng."
Alesha melirik jam "ini udah jam delapan aa' kok belum pulang ya?"
"Mungkin Faqih ke toko bahan bahan kue dulu kali neng."
Alesha mengangguk "yaudah ibu duluan yang makan ya, aku temenin."
"Kamu neng?"
"Aku tunggu aa' aja gapapa kan bu? " Ina mengangguk dan memakan masakan Alesha dengan penuh khidmat.
..
Ceklek.
Faqih dengan perlahan membuka pintu rumah nya, ia menyinggung senyum mendapati Alesha dengan wajah yang di telungkup di kedua lipatan tangan nya.
"Assalamu'alaikum, humaira.. " Bisik nya tepat di telinga Alesha.
Alesha yang mengantuk langsung membelo kaget. "Aa!" Ia melompat kepelukam Faqih.
"Selamat datang kembali."
"Kangen aa' ih.... "
"Saya juga rindu kamu."
Ia mengapit kedua pipi Alesha "belum tidur hm?"
"Nunggu aa' ehehhe."
"Yuk tidur saya udah datang."
Mata nya melihat masakan yang 20 menit ia buat itu "yahh udah dingin ya?"
Faqih menatap arah pandang Alesha juga dan tersenyum simpul.
Faqih langsung duduk di kursi meja makan sebelah istri nya itu. "Kamu masak untuk saya?"
"Buat siapa lagi emang nya? Suami kedua aku?"
"Emang ada?" Faqih menaik turun kan alis nya.
"Gak sih.. Tapi siapa tau ada kan"
"Gak boleh, kamu cuma milik saya dan saya cuma milik kamu." Ucap nya langsung menyedok nasi di sana.
Ia mengarahkan sendok pada istrinya itu "buka mulut nya aaaa.. "
Dengan nurut Alesha membuka mulut nya itu. "Aa' jwuga mwakan."
Faqih mencubit pipi Alesha yang penuh dengan nasi "gemes! Makan dulu baru bicara."
"Swakit!"
"Maaf."
"Snwini swekawrang aa' bwuka mwulut." Alesha mengarahkan sendoknya pada Faqih, Sendok yang sama.
"Saya rindu makan satu piring berdua kamu." Ucapnya sebelum nasi dan lauk pauk masuk ke dalam mulut nya.
Bersambung...
KOMEN JGN NEXT/LANJUT WOII!!
TPI YG BNYKBABAY👋
KAMU SEDANG MEMBACA
couple till jannah
JugendliteraturBagaimana jadi nya ketika dua insan saling menjaga dalam setiap doa nya? Dua manusia yang saling mencintai dalam diam namun bicara terang terangan kepada sang Pencipta untuk di satukan. Faqih, Laki laki yang hidupnya cukup dibilang tak mampu meng...