#08

264 18 0
                                    

tak berselang lama, Dahyun dan Sana tiba dirumah mewah milik keluarga Minatozaki

"nih jaket lo, ntar gua dibilang pencuri lagi" ucap Sana setelah turun dari motor Dahyun.

"buat lo aja"

"apaansi, inikan jaket cowo. yakali cewe feminim, elegant, elite kaya gue pake jaket cowo"

"gue gamau make jaket bekas cewe cerewet kaya lo"

"dih anjir, yaudah besok gue balikin sekarang gue cuci dulu"

seperti tak menghiraukan Dahyun memakai helm dan menghidupkan motornya.

"gue pamit dulu"

motor pun dijalankan Dahyun tanpa mendengar balasan dari sang pemilik rumah.

"DAHYUN BODOH!"

tak lama Dahyun pergi,terlihat pria paruh baya sudah berada di depan pintu melihat anak semata wayangnya yang sedang mengumpat.

"ada apa sayang? kenapa berdiri di situ? sini" ucap pria paruh baya dengan lembut

Sana sangat terkejut melihat ayahnya berada dirumah, karena yang ia tahu ayahnya masih berada di Jepang mengurusi perusahaan pentingnya.

"ayah?!"

"kemari sayang"

Sana berlari dengan cepat untuk memeluk ayah yang sangat ia rindukan

*hug

"kenapa ga ngabarin dulu kalo mau balik yah?" tanya Sana yang masih berada di pelukan ayahnya.

"Mmm.. suprise?" goda pria paruh baya itu sedikit merengangkan pelukannya untuk melihat putri semata wayangnya yang sangat ia rindukan.

"apasi" Sana memukul pelan lengan ayahnya yang mendapat balasan kekehan dari sang ayah.

"apa tadi itu pacarmu?" tanya ayahnya yang masih setia memeluk putri semata wayangnya.

"jangan ngomong yang aneh-aneh yah" pelukan terlepas "Sana mau ke kamar dulu yah, cape banget mau istirahat"

"yaudah, jangan lupa bersihin badanmu dulu"

"iya, dan ayah lebih baik masuk. udara malam ga bagus buat ayah" ucapnya kemudian pergi meninggalkan ayahnya

.
.
.

pagi menyambut menandakan bergantinya hari, Sana bangun dengan langkah gontai menuju kamar mandinya untuk membersihkan diri dan bersiap pergi ke sekolah seperti biasanya.

berselang waktu beberapa menit, akhirnya Sanapun selesai pada aktifitas berbersihnya dan sudah siap untuk pergi ke sekolah. ia keluar dari kamar menuju meja makan untuk sarapan bersama ayahnya hari ini.

"morning dad!" cupp.
satu kecupan di pipi diberikan pagi ini kepada ayahnya yang sangat jarang berada di rumah.

"pagi princess ayah" ucap pria paruh baya membalas tersenyum dengan manisnya.

"hari ini bareng ayah ya, kebetulan ayah mau lewat sekolahmu" tawar Tn. Minatozaki itu.

"yaudah, kalo ga ngerepotin"

"eh? sejak kapan putri ayah ngerepotin? itu ga bener sama sekali sayang" panik pria itu.

"pfft... ayah serius banget hahaha yaudah, aku bareng ayah hari ini, udah lama juga ga bareng ayah lagi"

"iya, sekalian ayah mau lihat pacarmu yang semalam" goda ayah Sana "oh iya, pacar kamu ga kesini ngejemput kamu? jika iya bilang ke dia dulu kalo kamu ayah pinjam dulu pagi ini" lanjutnya menggoda Sana.

"berhenti yah, dia bukan pacar Sana~" rengek Sana seperti anak kecil. "dan juga aku ini milik ayah, kenapa harus minjem dulu" sana sedikit mengempoutkan bibir nya yang terlihat sangat menggemaskan bagi ayahnya

"haha iya iya, kalo bukan pacar biasa aja dong"

"ya lagi ayahnya duluan" kesal Sana yang di balas tawa oleh ayahnya.

.
.
.

Sana pun tiba di sekolah dengan selamat bersama ayahnya. saat ingin memasuki pintu gerbang, tak sengaja ia berpapasan dengan Dahyun.

dengan sangat tiba-tiba terlintas ingatan saat sarapan tadi yang membuatnya mulai berpikir aneh-aneh.

Dahyun yang melihat Sana melamun hanya bergedik ngeri karna yang ada di pikirannya Sana sudah tak waras, ia pun melanjutkan jalannya memasuki gerbang sekolah untuk menuju kelasnya.

lu mikir apa si San

gumamnya menggelengkan kepala ketika sadar kalau Dahyun sudah pergi beberapa menit lalu.

"Sana, lo ngapain disini, kenapa ga masuk?" tanya Mina yang baru datang menghampiri Sana.

"oh, ini mau masuk"
keduanya berjalan bersama memasuki gedung sekolah.

"kemaren gimana?" tanya Mina berniat menggoda Sana.

"gimana apanya?"

"kemaren ama Dahyun"

"oh ga gimana gimana. eh lu udah ngerjain pr mtk belum?" tanya Sana mengalihkan pembicaraan karena takut Mina menanyakan yang tidak-tidak, nanti bisa di ledek habis-habisan jika ketahuan.

"udah, kenapa emang?"

"nyontek lah hahaha"

"harusnya gue ga nanya" ucap Mina memutar bola matanya malas karena sifat Sana yang tidak pernah berubah dari dulu.

padahal sebenarnya Sana adalah orang yang rajin, hanya saja sifat pelupanya yang kadang membuatnya jadi terlihat malas.

"tapi lo tetep utang cerita tentang kejadian kemaren sama gue karena tadi ngalihin pembicaraan ya" tunjuk Mina tepat di depan wajah Sana sambil tersenyum jahat pada Sana.

yah, ga berhasil -Sana.

"hehe, siapa yang ngalihin. emang ga gimana gimana" cengiran kuda diberikan Sana.

"bodoamat pokoknya nanti lo harus cerita" tegas Mina dan langsung memisahkan diri saat tiba dikelas karena bangku mereka tidak bersebelahan.

"ga janji wle" juluran lidah di perlihatkan Sana.

"yaudah ga gue kasih jawaban mtk wle" timpal Mina yang berada di belakang Sana.

"dih ngancem"

"bodo"

.
.
.

"mana sini pinjem. mana pelajaran pertama lagi" gerutu Sana sembari mengambil buku dan alas tulis yang diperlukan dalam tasnya.

"makanya kerjain di rumah" ledek Nayeon yang baru datang dan duduk di sebelah Sana.

"yeee... dateng-dateng ngeledek lu"

"eh mana si"

"halaman 59 itu yang uji kompetensi 3" jawab Mina.

"gila! ini mah selesainya besok anjir" kaget Sana saat melihat soal yang berada di buku paketnya.

"makanya udah tau ceroboh suka lupa, kalo ada apa-apa tuh di catet" Nayeon memberikan sedikit nasehat.

"udah gua catet tapi gua lupa nyatetnya di mana" jawab Sana sembari menulis dengan secepat mungkin.

mereka pun hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban ga logis Sana. bagaimana bisa ada orang yang benar-benar ceroboh seperti Sana.




----

Only You || SAIDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang