#30 end.

630 23 1
                                    

Tiba di jogja, lebih tepatnya di Malioboro mereka berfoto foto sekedar untuk menyimpan memory yang jarang mereka kunjungi.

"Okay, anak-anak! Listen to me." Guru berteriak menggunakan toa berwarna merah. Semua serempak memberikan atensinya.

"Kalian semua bapak tugaskan untuk membuat jurnal tentang Malioboro, silakan kalian observasi tempat ini terlebih dahulu" Guru itu memberi tugas.

"Baik pak!!" Jawab semua murid secara serempak.

Skip>>

"Halo mba, boleh minta waktunya seumur hidup?" Goda Dahyun saat Sana sibuk menulis sesuatu.

"Jangan gangguin dulu, Dahyun." Sana masih sibuk dengan tulisannya.

Melihat itu, membuat Dahyun semakin semangat untuk mengganggunya.

Ia sengaja duduk disamping kemudian menggeser bokongnya untuk mempersempit jarak hingga Sana ikut tergeser.

"Kamu ngapain si, sayang?" Kesal Sana memukul lengan Dahyun dengan pelan.

Dahyun menggeleng. "Geseran, Hyun. Sempit." Sekuat tenaga Sana mendorong tubuh Dahyun.

Sebenarnya itu tak berefek apapun pada Dahyun, tapi karena kasihan melihat wajah Sana yang memerah karena sekuat tenaga mendorongnya, iapun mengalah. Ia tak setega itu.

Sana terlihat sangat kesal, misinya sukses.

"San." Panggil Dahyun.

"Hm?" Sana menjawab tanpa memberikan atensinya.

"Sana?" panggil Dahyun sekali lagi

"apaa?" Kini Sana memberikan atensi dengan malas.

Dahyun menggeleng membuat kesal Sana bertambah

"Ish!" Pukul Sana di dada bidang Dahyun. "Udah sana sana sana, jangan gangguu!!" Usir Sana mendorong tubuh Dahyun untuk menjauh darinya.

"San, tapi ak-San, aku mau sama kamu." Dahyun terus di dorong agar menjauh dari Sana. Ia butuh ketenangan untuk menyelesaikan jurnalnya. Karena ia tahu, otaknya tak secair kekasihnya.

"Jangan ganggu aku, okey?" Dahyun mengangguk tanpa sadar. Kemudian Sana meninggalkannya dengan tenang.

"Huftt..." Dahyun menghela napasnya. Gagal sudah rencananya untuk berdua dengan Sana.

Kalau masalah jurnal, kan ia bisa bantu. Untuk apa mempunyai otak pintar jika tidak berguna untuk Sana. Pikirnya.

Ia pun berjalan dengan malas tanpa tahu tujuan ingin kemana. hingga tak sengaja ia menabrak seorang perempuan.

Brukk!!

Perempuan itu terjatuh. Dahyun secara reflek membantu berdiri.

"Lo gapapa?" Tanya Dahyun merasa bersalah.

Tetapi perempuan itu hanya diam, apa mungkin tadi itu begitu menyakitkan?

Perempuan pov.

Ya tuhan! semalam aku mimpi apa bisa bertemu dengannya. Dia sangat tampan.

Tak Salah aku berkunjung kesini dari Bali. Apa dia asli dari Jogja? jika iya, aku rela menetap disini selamanya.

"Hey!" Ia melambaikan tangannya ke wajah ku. Sepertinya aku melamun.

"Eh? Iya, kenapa?"

"Lo gapapa?"

"Hm? I-Iya, gapapa kok"

Bodoh banget si!! Kenapa Lo jadi gugup gini si??

"Yaudah." Gawat. Dia sudah mau pergi.

Aku harus apa?

Only You || SAIDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang