#12

313 22 1
                                    

" g-gue... g-gue salah jalan, udah dulu ya. bye! "

saat ingin pergi, Sana merasakan tangannya ditahan oleh seseorang, ia menengok untuk mengetahui pelakunya.

" gua sakit " benar, Dahyun yang memegang pergelangan tangan Sana

Sana sedikit terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan Dahyun tadi, ia sangat khawatir sekarang

" t-terus? urusannya ama gue apa? " ucap Sana berusaha tak terlihat perduli

Dahyun tak menjawab, ia pergi dengan langkah timpang untuk mengambil sesuatu.

setelah dapat, ia melemparnya kearah Sana, beruntung Sana sigap menangkapnya

" hah? kunci? " tanya Sana bingung saat melihat benda tangkapannya

tak mungkin kan jika...

" hm. gua bawa mobil, anter gua pulang " dengan wajah datar tak berdosanya ia menyuruh Sana mengantar nya pulang

" hah? " otak mungil Sana masih belum bisa menangkap maksud Dahyun.

" cepet " ucap Dahyun seraya pergi meninggalkan Sana yang masih terlihat kebingungan.

ia masih tetap setia berdiam disitu, dan kemudian menyadari jika ia sudah di tinggal oleh Dahyun.

ia segera menyusul Dahyun. beruntung kaki Dahyun sedang sakit, jadi ia tidak tertinggal terlalu jauh.

.

sesampainya di dalam mobil, Sana berada di bangku pengendara dan Dahyun yang berada di sampingnya duduk sebagai penumpang.

Sana menjalankan mobilnya seolah ia tahu arah rumah yang ditempati Dahyun. sadar akan ketidaktahuannya Sana berniat membuka suara

" Dahyun? " tanyanya hati-hati karena Dahyun sedang menutup mata, mungkin untuk tidur

" hm? " jawabnya yang enggan membuka matanya

" gue ga tau rumah lo, rumah lo dimana? " tanyanya kembali dan memberikan atensinya sedikit karena sedang fokus berkendara

" hm? oh. yaudah kerumah lo aja " jawabnya dengan santai yang kini sudah membuka matanya

" eh? lo bercanda, ya kali "

" udah cepetan kasih tau rumah lo, biar gua search di map " lanjutnya

" gatau " jawab Dahyun dengan malas yang kini kembali menutup matanya berniat untuk tidur

" lo ga punya rumah apa gimana? terus kita mau kemana sekarang? " dengan nada sedikit ditinggikan terlihat Sana yang mulai frustasi dengan pria disebelahnya itu.

" rumah lo "

Sana menghela napasnya. beradu argumen dengan Dahyun adalah pilihan yang salah, ia mau tak mau menuruti permintaannya itu

lantas Sana menambah kecepatan nya karena ia sekarang sudah mengetahui tujuannya. untung saja rumahnya searah dengan yang dia lewati sekarang, jadi ia tak perlu repot-repot untuk berputar balik.

.

setelah menempuh jarak yang lumayan menguras waktu, kini mereka sampai dirumah Sana.

Dahyun turun terlebih dahulu tanpa memikirkan si pemilik rumah. si pemilik rumah pun memutar bola mata dengan malas melihat itu

Sana turun dari mobil dan berjalan kearah Dahyun berada, ia melihat Dahyun sedang menunggunya dengan tangan yang di taruh di kantong hoodienya. ia berpikir mungkin Dahyun sedang menunggu nya membukakan pintu

saat sampai di depan pintu, Sana langsung membuka pintu rumahnya dan berbalik menghadap Dahyun

Sana menarik napasnya bersiap siap jika Dahyun mengajaknya ribut kembali

" masuk " suruh Sana.

Dahyun menggeleng.

" gua mau balik " jawabnya kemudian beranjak pergi meninggalkan kediaman Sana

" eh? " bingung Sana

Dahyun berbalik untuk mendekat kearah Sana

" gue baik-baik aja " ucap Dahyun dengan suara lembut dan mengelus pucuk kepala Sana

Deg!

perlakuan Dahyun yang terbilang tiba-tiba membuat jantung Sana tak bekerja semestinya.

Sana bahkan bersumpah, jika ia bisa membuang jantungnya sekarang, ia akan langsung membuangnya detik itu juga

" hah? " jawab Sana yang tak mengerti maksud Dahyun seraya mencoba menormalkan kembali jantungnya

" lo tadi nyamperin gue mau tau keadaan gue kan? " tanya Dahyun yang sudah seperti cenayang

kok dia bisa tau -Sana

" n-nggak tuh " Sana berusaha mengelak dengan gugup

" jangan kepedean " lanjut nya yang dijawab anggukan oleh Dahyun

" yaudah, gua cabut dulu " ucap Dahyun yang langsung memasukan kembali tangannya ke dalam kantong hoodie nya itu.

saat sampai didalam mobil Dahyun menyunggingkan senyum nya melihat reaksi Sana yang baginya tadi sangat menggemaskan

ia mulai menghidupkan mobil untuk segera pulang ke rumah. ia sudah sangat rindu dengan kasur dirumahnya, ia mungkin tidak akan keluar dari kamarnya nanti

itu juga termasuk merayakan kemenangannya hari ini kan?

.

sementara itu, orang yang ditinggalkan kini memasuki rumahnya dan menguncinya rapat rapat

ia segera memegang dadanya yang kini masih terdengar berdetak dengan cepat

" Dahyun bodoh! "

" orang gila! "

" stress "

" kulkas seribu satu pintu "

" bisa bisanya lu bikin gua kaya gini "

setelah merasa puas dengan makian yang diberikan untuk Dahyun, kini Sana mengukir senyum mengingat kejadian yang membuat jantungnya bekerja dengan sangat cepat

tak lama, ia dengan cepet menggelengkan kepalanya menghapus ingatan yang tak terlupakan itu

" lo ga boleh baper dulu San, lo ga boleh kegeeran, lo ga boleh suka duluan "

" Kim Dahyun, tunggu pembalasan gue "

ucapnya tersenyum seperti orang jahat dan segera pergi ke kamarnya untuk membersihkan dan mengistirahatkan tubuh nya

Only You || SAIDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang