#23

254 15 0
                                    

H-2 STUDYTOUR

Mata panda sangat jelas tertampang diwajah Sana. Tak dapat dipungkiri ia tetap sangat cantik walaupun seperti itu.

"Ini semua gara gara lo Dahyun" ia mengutuk Dahyun terus menerus dalam hatinya

Flashback On.

"Masuk ke hati lo aja, gimana?"

"H-hah?"

Dahyun tersenyum kecil kemudian secara drastis merubah raut wajahnya menjadi tak berekspresi.

"Besok gua jemput"

"Mau kemana?"

"Beli keperluan Studytour" Ucapnya lalu membuka pintu mobilnya.

Bukan untuk modus, tapi memang ia tengah bingung barang apa saja yang akan dia bawa untuk Studytour nanti.

"Eh? cuma itu doang?" Heran Sana.

"Iya" Jawabnya seperti biasa, singkat

"Lo dateng jauh jauh ke sini, nunggu lama cuma buat ngomong ini? kenapa ga di chat aja?" Rasa penasaran yang begitu besar dikeluarkan sehingga menimbulkan banyak pertanyaan.

"Kalo di chat, gua gabisa ketemu lo"

"Eh?"

Flashback Off.

Kalau dipikir pikir untuk apa juga Dahyun datang ke rumahnya hanya untuk itu.

Sudahlah, jika terkait dengan Dahyun akan sulit untuk di cerna otak manusia, ia terlalu susah untuk ditebak.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk Bi"

Kreeek...

Pintu dibuka secara perlahan karena sudah diperizinkan sang pemilik kamar untuk masuk.

"Kenapa Bi? AYAHH?!?" Kaget Sana secara reflek berdiri dan lari kepelukan Ayahnya

Hug~

"Kebiasaan!" Ia memukul lengan Ayahnya yang bisa ia gapai, namun sang ayah hanya bisa tertawa gemas.

"Sana gamau Ayah pulang, hm?" Goda pria paruh baya itu.

"Bukan itu! Kenapa Ayah ga pernah bilang kalo mau pulang? yang lalu juga kaya gitu" Omel Sana pada Ayahnya.

"Kalo Ayah bilang nanti ganggu kegiatan kamu" Sang Ayah mencoba memberi alasan.

"Maksudnya Ayah apa? sejak kapan anak semata wayang mu ini sibuk wahai Ayahanda" Puppy eyes diberikan Sana setelah berbicara layaknya kerajaan Majapahit.

Sang Ayah mencubit hidung anak semata wayangnya itu dengan pelan, ia terlalu gemas kepada anaknya sendiri.

Bagaimana bisa, 'cetakan'nya bisa menjadi segemas ini?

"Sudah, ayo turun. Kita makan bareng bareng sama Bibi"

"Gendong~" Manja Sana pada ayah satu satunya itu.

"Eh? kamu ga malu nanti sama Bibi?"

"Kenapa harus malu? Kan di gendongnya sama ayah kandung sendiri" Muka polos diberikan.

Pria paruh baya itu terkekeh kecil.

"Yaudah iya..."

Pria paruh baya itu berjongkok agar anak kesayangan nya mudah untuk mencapai punggung nya.

Only You || SAIDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang