"bi, Dahyun pulang dulu" ucapnya sedang berpamitan yang kini sudah berada di depan pintu
"iya nak, hati-hati ya, jangan ngebut" bi lala mengelus rambut halus Dahyun
"sama Sana, gamau pamitan nak?"
"ngga bi, Sananya galak" Dahyun memberi alasan yang membuat Sana semakin kesal
"ck,lu duluan yang mulai" Sana memutar bola matanya malas dan memalikan wajahnya tak ingin melihat Dahyun.
melihat itu, Dahyun merasa bersalah karena Sana terlihat masih marah padanya. ia menyadari bahwa ia sedikit keterlaluan karena mengunci Sana diluar tadi walaupun hanya sebentar.
ia mendapat salah satu fakta dari bi lala, jika Sana takut kesepian dan terutama kegelapan, itu mengapa membuat Sana sangat ketakutan saat diluar sendiri. karena itu yang membuat Dahyun sangat merasa bersalah.
"yaudah maafin gue" Dahyun tak punya pilihan lain selain mengalah.
Sana berdecak dan kemudian pergi sembari menghentakkan kakinya dengan keras lalu pergi menuju kamarnya.
Dahyun dan bi lala yang melihat itupun bergedik ngeri
"yaudah nak, urusan non Sana biar bibi yang urus" ucap bi lala yang mencoba menenangkan
"oh iya bi"
Dahyun pergi menuju motornya dan menghidupkan untuk segera bergegas pulang
ia menekan tombol klakson yang berada di dekat jarinya untuk sekedar memberitahu jika ia akan pergi sekarang.
🎍🎍🎍
Dikamar, Sana ternyata sedang mengawasi kepergian Dahyun lewat jendela. kebetulan jendela nya langsung mengarah ke arah depan rumahnya, jadi ia bisa leluasa melihat Dahyun dari sana.
saat Dahyun menghilang dari arah pandangnya terselip rasa menyesal karena ia gagal untuk mengucapkan terimakasih.
ia menyesal lebih mementingkan egonya karena memang ia masih kesal dengan sikap Dahyun tadi
mungkin ia akan berterimakasih besok saat di sekolah
sebenarnya, moodnya sudah berubah sejak kedatangan Dahyun kesini. entah ia sadar atau tidak, ia secara tidak langsung sudah membuatnya bahagia sejak kedatangan nya petang itu.
perlakuan manisnya walaupun terbilang hal kecil adalah memori yang sangat berharga karena itu seorang Kim Dahyun yang melakukannya.
tapi yang membuatnya semakin bahagia karena Dahyun secara tak sadar sedikit demi sedikit telah menyembuhkannya dari trauma terhadap seseorang yang kini sudah datang kembali ke kehidupan nya.
"hyun, jagain gue ya"
ia menutup jendelanya dan beranjak pergi ke kasurnya untuk segera beristirahat.
drrt... drrt... drrt...
suara deringan telepon dari benda persegi panjang yang berada di nakasnya. ia mengambil untuk melihat siapa yang menelponnya.
ia melotot melihat nama yang tertera di benda persegi panjangnya itu.
nama yang membuat rahangnya mengeras kala mengingat si pemilik nama itu. nama yang bahkan tak ingin dilihatnya lagi dan nama yang membuatnya trauma untuk jatuh cinta lagi.
'Tzuyu'
segera ia menekan tombol merah pada layar handphone nya lalu ia duduk di bibir ranjangnya
"kenapa kamu dateng lagi tzu..."
hiks... hiks...
Tak dapat dipungkiri Sana merindukan lelaki brengsek itu dalam hidupnya. Sana sadar bahwa bersamanya memang menyakitkan tapi tak bersamanya akan semakin menyakitkan.
dari pemberian buket itu dan menelpon secara tiba-tiba seperti sekarang, membuatnya takut berharap lebih seperti dulu
padahal ia sudah sering mengutuknya dan memakinya, tetapi tak membuat Sana membencinya sepenuhnya.
Sana berharap bahwa ia bisa membuka hati kepada lelaki lain, dan melupakan masa lalunya, tetapi sampai saat ini ia belum bisa melakukannya.
hingga dengan telpon kembali terdengar
drrt... drrt... drrt...
Sana menghapus air mata yang mengalir di pipi mulusnya dan melihat nama yang tertera di ponsel miliknya.
'Dahyun es batu'
tak mau membuatnya menunggu lama, ia segera mengangkat telpon itu
hal-
📞lama
Sana memutar bola matanya malas
kenapa nelpon? gua lagi gamau diganggu
📞siapa yang mau ganggu?
ya terus kenapa nelpon?
📞tidur
ucap Dahyun yang terdengar serius dari sebrang sana
ha? hyun, disana brisik banget ga kedengaran, lu ngomong apa?
mendengar itu ia segera menjauh dari kerumunan karena ia sedang berada di cafe untuk melakukan pekerjaan sampingannya.
📞tidur
ulang Dahyun saat sudah menjauh dari kerumunan
dih ngatur, ga mau
📞besok gua jemput
tit...tit...tit...
Sambungan terputus kala Dahyun mematikan telponya disebrang sana, tentu membuat Sana sedikit kesal karena tidak bisa berlama-lama mengobrol bersama Dahyun.
Sanapun membaringkan tubuhnya, hanya sekedar berbaring untuk mencoba tidur agar esok ia tak bangun siang dan membuat Dahyun menunggu lama.
bibirnya menaik membentuk senyuman kecil mencerna kalimat terakhir yang Dahyun ucapkan. ia akan bersama Dahyun kembali.
hingga satu harapan muncul di benaknya, Dahyun.
ia berharap Dahyun bisa membantunya keluar dari trauma yang diperbuat lelaki brengsek itu yang bahkan tak ingin disebutnya.
___
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You || SAIDA ✓
Romance"aku tidak berubah, tetapi dunia yang memaksaku untuk berubah" ver. BxG ©saforsana