#24

246 13 0
                                    

"Hati hati, jagain anak om"

"Pasti om"

Mereka pun pergi setelah pamit di Sabtu siang ini untuk membeli perlengkapan Studytour.

"Kita mau kemana?" Sana menengok berharap mendapatkan jawaban.

Dahyun memang memilih membawa mobil karena ia sangat tahu akan membeli banyak barang, apalagi ia membawa seorang Minatozaki Sana.

"Gatau"

Plak!

"AWW..." Dahyun memegang lengannya, ia kesakitan karena baru saja di pukul oleh Sana.

"Bisa gak? Sekali aja yang bener kalo ditanya?!" Amuk Sana.

"Sstt...Aww....Sstt" Dahyun sama sekali tak menjawab, melainkan ia terus menerus berpura-pura kesakitan. Ia benar benar penipu handal, padahal pukulan Sana tadi terbilang pelan dan tak terlalu keras.

"Eh? Maaf...Gue mukulnya kekencangan ya?" Tanya Sana dengan nada khawatir, ia mengelus bekas pukulannya tadi.

Dahyun mengulum senyumnya melihat wajah khawatir Sana, ia menyukainya. Sangat.

Wajah itu sangat lucu ditambah wajah Sana yang memang sangat cantik. Perpaduan combo itu membuat Dahyun tak bisa menahan rasa yang bergejolak di dalam dadanya.

Sangat disayangkan ia sedang menyetir saat ini, jadi ia tak bisa menikmati wajah khawatir itu lebih lama. Keselamatan Sana lebih menjadi prioritasnya.

"Masih sakit? Whuu...Whuu" Sana meniup niup lengan Dahyun hingga bibirnya berbentuk huruf o.

"U-udah ngga" Lengan Dahyun reflek menghindar, sepertinya ia masih menyayangi jantungnya.

Skip>>>

Perjalanan memakan waktu setengah jam dari rumah Sana. Sudah kebayangkan betapa menyiksanya setengah jam Sana bersama Dahyun. Untung saja perjalanan tidak terlalu macet, jika macet tak tahu lagi apa yang akan terjadi dengan dirinya.

Perasaannya selalu bercampur aduk jika bersama Dahyun. Kesal karena diganggu, marah karena selalu dicueki, dan yang paling di dominasi, bahagia.

Ia bahagia, sangat bahagia dan merasa beruntung bisa dekat dengan Dahyun. Karena ternyata kepribadian yang aslinya sangat berbanding terbalik sebelum ia mengenal Dahyun lebih dekat.

Ia adalah Lelaki yang perhatian, lucu, dan random. Entah mengapa Dahyun selalu mengerti walaupun Sana tak bicara apapun padanya.

Merekapun masuk ke dalam mall itu secara berdampingan.

"Lo mau beli apa?" Tanya Dahyun memberikan atensinya.

"Hm? Kan lo yang mau beli, kok nanya gue?" Heran Sana.

"Yaudah" Dahyun berjalan lebih dulu.

"Kalo ngajak gue, minimal jangan ninggalin kek!" Gerutu Sana yang mungkin tak di dengar Dahyun.

Kemudian ia melihat Dahyun berbalik arah menujunya kembali.

Dahyun menggenggam tangan Sana tanpa izin pemiliknya.

"Biar ga ketinggalan" Ia menarik lengan Sana dengan lembut.

Dahyun mengajak Sana ke sebuah toko baju disana.

"Lo mau beli baju buat Studytour?" Tanya Sana yang sedikit penasaran.

"Hm."

Tanpa melepas genggamannya Dahyun dan Sana pergi mencari baju yang di inginkan.

Sehingga Dahyun menemukan setelan Hoodie couple beserta celananya. Ia tersenyum dan langsung membeli setelan Hoodie berwarna abu-abu itu.

Setelah keluar dari toko baju tersebut, tanda tanya besar terus bermunculan di otak Sana.

"Tanya aja." Ujar Dahyun dengan tatapan lurus ke depan, Ia tahu ada banyak pertanyaan yang ingin di keluarkan perempuan cantik disampingnya.

"Mmm..." Sana bersenandung. Walaupun ia sedikit terkejut karna Dahyun mengetahui apa yang sedang ia pikirkan. "Lo beli baju itu buat siapa?" Tanya Sana dengan menatap Dahyun walaupun tidak mendapatkan timbal balik.

Dahyun menatap totebagnya. "Buat gue"

"2 2nya?"

"Iya. Kalo Lo gamau." Dahyun berhenti karena sudah sampai di depan lorong kamar mandi. "Nih, pake." Dahyun menyodorkan salah satu baju yang dibelinya untuk di berikan kepada Sana.

Sana mengambilnya dengan ragu. Dahyun tersenyum kecil Sana tak menolak pemberian nya, ditambah itu ada baju couple dengannya.

"Kalo Lo selesai duluan tunggu disini, Jangan kemana-mana. Gua males nyarinya." Sana memutar bola mata dengan malas setelah mendengar nya.

"Baik, tuan muda." Ucapnya membungkukkan badan ala pelayan di kerajaan. Dahyun pun mengangguk dengan bangga yang membuat Sana menyesal telah melakukannya.

Dahyun pergi lebih dulu ke lorong kiri tempat para pria membuang hajatnya, Lalu disusul dengan Sana yang pergi ke lorong kanan tempat para wanita melakukan hal hal yang bersifat kewanitaan.

Sana pov.

Bagaimana bisa baju ini bisa sangat pas ditubuhku?

Pertanyaan pertanyaan kecil seperti itu terus bermunculan dibenakku, Akupun keluar dengan setelan Hoodie yang baru saja di beli oleh Dahyun.

Aku masih tak menyangka mempunyai baju couple dengan orang seperti Dahyun, otak ku masih menyangkalnya, tapi tak dapat di pungkiri hatiku sangat senang.

Ini hari bagi seorang Minatozaki Sana!

Aku sangat berantusias hari ini, padahal hanya menemaninya membeli keperluan untuk Studytour saja. Ah tidak tahu, aku sangat senang.

Aku menunggunya di tempat kami berpisah lagi, ini disuruhnya. Lagi pula jika tidak diberi perintah seperti itu, aku akan tetap menunggunya sampai kapanpun.

Hingga beberapa menit kemudian,

"Sana?"

Otak ku membeku saat melihat seseorang yang sangat aku benci berdiri depan ku. Kaki ku melemas, tanganku bergetar, Aku takut.

Aku sangat takut.

Kim Dahyun aku sangat membutuhkan mu, cepatlah keluar.

Only You || SAIDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang