keesokan paginya, Sana bangun dari tidurnya yang entah mengapa tidur nya begitu nyenyak. ia harus segera siap-siap untuk pergi bersekolah.
"oh iya, pr bahasa Inggris" mengingat itu Sana segera mengambil bukunya dan mengeceknya.
"hah... untung udah gue kerjain" terdengar hela napas lega darinya.
"yaudah mandi dulu deh"
🍂🍂
"bi! makanan udah siap belum bi?" teriak Sana yang sedang menuruni anak tangga.
"udah non..." ucap bibi itu sembari manaruh berbagai macam makanan
"banyak banget bi"
"iya, tadi bibi kira masih ada tuan non, jadi masak banyak, ternyata pas bibi masak tuan pamit katanya ada urusan di Jepang" jelas bibi tersebut.
ia adalah bi lala, ia bertugas mengurus rumah sekaligus pengurus Sana.
"oh iya, tadi ayah udah ngechat" timpal Sana
"yaudah non, dimakan"
"gaakan abis si ini bi" ucapnya sembari mengambil piring yang tersedia.
tin.. tin..
suara klakson motor yng sangat bising mengganggu indra pendengar Sana.
"siapa si bi, pagi-pagi udah berisik aja"
"sebentar non, biar saya cek" ucap bi lala dan segera beranjak ke depan pintu untuk melihat siapa yang berisik di pagi hari ini, sedangkan Sana melanjutkan makanannya
saat beberapa saat, Sana mendengar ada suara pijakan kaki yang ia pikir bibinya
"siapa bi?" ucapnya menengok berniat memberikan atensinya
"D-Dahyun?" kaget Sana melihat orang yang kemarin membuatnya salting setengah mati itu.
Flashback on.
tin.. tin..
bi lala pun keluar untuk mengecek sumber suara tersebut
"eh? " ucap Dahyun yang tak enak karena bukan Sana yang keluar, melainkan orang lain
"eee" bingung Dahyun harus memanggilnya apa
"oh bi lala, pengurus rumah ini" peka bi lala
"oh bi, maaf buat keributan pagi pagi" ujar Dahyun tak enak
"eh iya gapapa, ada kebutuhan apa den?" tanya bi lala
"panggil Dahyun aja bi. Sana nya ada?" ucap Dahyun yang berusaha seramah mungkin
"non Sana lagi sarapan den, baru aja mateng masakannya, den Dahyun udah makan?"
"belum bi"
"yaudah kalo gitu makan bareng aja, kebetulan bibi masak kelebihan, jadi sayang kalo dibuang" jujur bi lala
"emang gapapa bi?" tanya Dahyun yang merasa tak enak
"iya gapapa, ayo masuk non Sana udah ada di meja makan"
Flashback off.
"D-Dahyun?"
Dahyun tak menggubris kekagetan Sana, ia segera menduduki kursi yang berada di samping Sana
"lo ngapain disini?" tanya Sana saat Dahyun ingin mengambil piring
"wah! banyak banget bi" ucap Dahyun dengan antusias dan lagi-lagi tak menggubris ucapan Sana.
"iya, dimakan den"
Sana mencubit perut Dahyun untuk mendapat atensinya.
"aw! apasi?" rintih Dahyun kesakitan sembari mengusap perutnya yang kena cubitan
"lo ngapain di sini?" Sana mengulang pertanyaan tadi
"jemput lo lah" jawab Dahyun santai yang sedang menikmati hidangannya
"hah? maksud lo?" tanya Sana yang tak mengerti
"rumah kita searah, jadi sekalian"
"bi enak bi" lanjutnya dengan mulut yang penuh dengan makanan itu
"makasi banyak den" ucap bi lala tersenyum malu
Sana yang melihat interaksi tersebut menggedik geli, apalagi saat bi lala terlihat salting dipuji dengan Dahyun
"masakan bi lala mah ga pernah gagal" timpal Sana
"bisa aja, udah dilanjut makannya non,setelah itu kalian pergi sekolah nanti telat" ucap nya yang kemudian pergi meninggalkan Dahyun dengan Sana di meja makan
"iya bi" jawab Sana
🍂🍂dimobil keheningan melanda, hanya suara pendingin ruangan yang terdengar
"tumben lu jemput gue" ujar Sana yang memang notabennya tidak suka kesunyian, ia berniat untuk menghapus keheningan didalam mobil itu
"searah" jawab Dahyun yang masih fokus dengan jalanan
mendengar itu Sana langsung cemberut karena jawaban Dahyun terlalu singkat yang membuat ia sulit untuk menimpalimya lagi, otomatis niatnya untuk menghapus keheningan sudah gagal
tanpa disadari oleh Sana, Dahyun sedari tadi melihat Sana sedang cemberut, Dahyun melihat menggunakan ujung ekor matanya agar tak di ketahui Sana, melihat itu membuat senyum kecil di bibir Dahyun.
---
cie kependekan wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You || SAIDA ✓
Romance"aku tidak berubah, tetapi dunia yang memaksaku untuk berubah" ver. BxG ©saforsana