one part to the last :)

12.6K 302 14
                                        

Senja mungkin memang baru saja tenggelam. Namun sepertinya semesta memang tidak menginginkannya untuk beristirahat. Terbukti dengan dua insan manusia ini kini tengah berdiri di depan teras mansion.

"Nggapp aku tinggal?" ucap si dominan yang terdengar begitu ragu ketika ia akan meninggalkan submisifnya.

Ohm sebenarnya sudah mengambil cuti semenjak usia kandungan Nanon memasuki trimester ketiga. Ohm hanya akan datang kekantor apabila ada kepentingan yang sangat mendesak dan tidak bisa di wakilkan, seperti halnya meeting malam ini. Dimana ia harus menemui koleganya untuk membahas tentang proyek baru yang sedang mereka garap.

"Nggapp, di sini kan ada bibi ada bodyguard kmu juga, jadi ngausah khawatir. Okay?"

"Beneran? kmu ikut aku meeting aja ya ?"

Si submisif mengeleng pelan mendengar tawaran itu. Kemudian ia tersenyum berusaha meyakinkan si dominan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Paw, dengerin aku."

Kedua pasang netra itu kini tengah beradu tatap. Seakan-akan tersirat sebuah arti dibaliknya.

"Percaya sama aku, semuanya pasti akan baik-baik aja. Jadi jangan khawatir. Kmu fokus sama pekerjaan kmu. Aku sama baby nunggu kmu di rumah."

Lagi dan lagi,
untuk ke sekian banyak kalinya.

Ohm kembali takluk
pada senyum manis lelakinya.

Sosok laki-laki yang memiliki kulit putih dengan sorot mata yang indah.

Dengan lesung pipit yang terpahat sempurna di kedua belah pipinya.

Membuat laki-laki itu tidak tampak kurangnya.

Hingga membuat Ohm selalu berfikiran bahwa
Mungkin Tuhan tengah berbahagia ketika menciptakan sosok manusia yang satu ini.

Dan Ohm adalah manusia yang paling sangat amat beruntung dan bersyukur bisa memilikinya.

Ia pernah berjanji di hadapan Tuhan.
Bahwa ia tidak akan pernah menyia-nyiakan ciptaan Tuhan yang satu ini.

Apapun yang akan terjadi, ia akan memastikan bahwa miliknya itu akan tetapi baik-baik saja. Bahkan jika ia harus menggantikan dengan nyawanya sekalipun.

Nanon mungkin akan tetap baik-baik saja tanpa Ohm.
Namun Ohm dapat memastikan bahwa ia tidak akan baik-baik saja jika tanpa Nanon.

Mungkin terkesan berlebihan, namun memang benar begitu adanya.

Karena bagi Ohm, ketika ia menemukan semestanya, maka hidupnya akan berubah. Semesta akan menjadi titik pusat yang dimana semua aspek dalam kehidupannya akan berotasi.

Dan Nanon adalah orangnya.
Satu-satunya orang yang berhasil meruntuhkan dinding pertahanan hati milik Ohm.

Jadi bagaimana Ohm bisa hidup, jika semestanya saja tidak ada. Karena baginya, lebih baik tiada dari pada hidup dalam raga dengan jiwa yang mati.

Ohm menarik nafasnya dalam dengan senyuman yang ia berikan pada lelakinya, kemudian ia menarik Nanon untuk masuk kedalam dekapannya.

"Yaudah aku berangkat ya, kalo ada apa-apa telfon aku. Jangan ngapa-ngapain, jangan capek-capek. Kalo mau apa bilang, minta tolong sama bibi. ngga boleh nyusahin diri sendiri. Ngerti sayang?"

Nanon mengangguk untuk mengiyakan.

Ohm melepaskan pelukannya, beralih untuk berjongkok untuk mengelus perut Nanon

"Daddy pamit berangkat kerja. Daddy titip Buna sama kmu. Ngga boleh rewel, ngga boleh bikin Buna capek, kalo mau nendang pelan-pelan ya sayang Buna sakit kalo kmu nendang nya kekencangan. Nanti kita main bolanya kalo udah keluar aja ya Boy. Dan kalo udah mau keluar, bilang sama Buna buat bilang sama Daddy. Okay Boy?"

MPREG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang