Part 5 🤍

5.7K 176 17
                                    

RIVAL [CHEOLGYU]

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

Seungcheol menggenggam erat tangan satu-satunya manusia yang ia cintai sepanjang hidupnya, mengelus surai legam manusia yang sampai saat ini masih enggan untuk membuka netranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungcheol menggenggam erat tangan satu-satunya manusia yang ia cintai sepanjang hidupnya, mengelus surai legam manusia yang sampai saat ini masih enggan untuk membuka netranya.

Hari ini, untuk pertama kalinya ia merasakan semuanya. Rasa dan situasi yang sebelumnya tidak pernah ada dalam kehidupannya.

Rasa kalut yang menyatu dengan takut seakan-akan membuat dunianya berhenti.
Waktu yang seolah enggan untuk berjalan, membuatnya merasa tercekik oleh situasi yang di buat semesta.

Kejadian yang tak pernah ia harapan kan hari ini justru terjadi. Jika mungkin ia bisa bernegosiasi dengan takdir, ia lebih memilih bahwa lebih baik dia yang merasakan sakit itu.

Bukan ingin mendramatisir keadaan, hanya hanya lukanya saat ini memang tidak bisa dideskripsikan sakitnya. Rasa kecewa akan kegagalannya menjaga semestanya seolah-olah memukulnya hancur.

3 jam Mingyu ditangani oleh Dokter dan selama itu pula Seungcheol hanya mampu menatap nanar bagaimana Mingyu di tangani dari balik kaca bening diluar ruangan tersebut.

Dokter mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Janin dan ayahnya berhasil untuk di selamat, mereka berhasil melewati masa kritisnya. Dan saat itu rasanya beban yang ada dalam dirinya seakan terangkat sepenuhnya. Ribuan syukur rasanya tidak akan pernah cukup untuk ia sampaikan pada Sang pemilik semesta. Karena jika ia telat sedikit saja, mungkin ia harus kehilangan calon anak mereka.

Meskipun dokter mengatakan bahwa mereka selamat, namun Mingyu harus tetap melakukan bed rest untuk beberapa hari kedelapan.

Bukan kabar buruk sebenarnya, akan tetapi untuk lebih berhati-hati dokter mengatakan bahwa Mingyu harus mengurangi kegiatan yang sekiranya akan menyebabkannya kelelahan, jangan sampai stress, harus mengatur pola makan, dan harus benar-benar untuk hati-hati.

Walaupun pada awal trimester kedua janin sudah bisa dikatakan kuat, akan tetapi kram perut pada saat Mingyu main basket kala itu dan pendarahan hari ini tidak bisa disepelekan.

Terlebih lagi Mingyu adalah seorang laki-laki. Meskipun ia memiliki rahim selayaknya perempuan, namun kehamilannya lebih beresiko tinggi keguguran dari pada kehamilan perempuan.

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

MPREG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang