next part

14.6K 363 27
                                    

Saat ini, dua keluarga tengah berkumpul. Namun belum ada sepatah katapun yg keluar semenjak kedatangan keluarga Jongcheveevat di kediaman Vihokratana. Nanon menunduk diam. Sedangkan putra keluarga Jongcheveevat itu masih belum terlihat batang hidungnya sama sekali.

"Ehm.. Sebelumnya maaf."

"Mew kita lagi kumpul keluarga. Kalo lo nya gitu kita berasa di ruang rapat."

"Oke ulang. Jadi gimana, pasti ada masalahkan? Ngga mungkin keluarga kita kumpul mendadak kalo ada hal yg penting?"

"Mau sekarang atau nanti? Anak lo saja belum dateng."

"Ada hubungannya sama Ohm? Dia tadi masih rapat waktu kita otw kesini." tanya Gulf yg penasaran, mengapa nama anaknya disebut.

"Iya."

Mew dan Gulf pun saling beradu pandang.

"Maksudnya? Langsung pada inti masalah aja Tay."

"Nanon hamil."

Dua manusia bermarga Jongcheveevat itu bungkam. Tengelam membisu dalam keterkejutannya.

"Jangan bilang Ohm yg?" ucap Gulf yg ragu-ragu.

"Iya, Ohm yg menghamili Nanon." ucap Newwie yg membuka suara.

Ceklek

"Maaf saya terlambat." ucap laki-laki yg berada di ambang pintu setelah membungkuk hormat.

Buggggg

"Daddy?" ucap Ohm menghapus darah dari bibirnya yg sobek.

"Kenapa kmu lepas tanggung jawab?"

"Maksud Daddy."

Bugggggg

"Jangan pura-pura tidak melakukan kesalahan apapun Ohm Pawat Jongcheveevat."

"Tapi Ohm ngga tau maksud Daddy apa."

Bugggggg

"Kmu melakukan kesalahan pada Nanon dan kmu pura-pura tidak tau apa-apa."

"Om Mew cukup. Ini ga sepenuhnya salah P'Ohm." teriak Nanon. Namun sayangnya Mew sudah terlalu menulikan diri. Hingga ucapan Nanon tidak digubrisnya sama sekali.

Mew melukai putranya bukan tanpa alasan. Memang bisa di bicarakan baik-baik. Namun setiap keluarga Jongcheveevat harus mempertanggung jawabkan apa yg telah mereka perbuat agar menjadi pembelajaran di hidupnya. Dan itu adalah prinsip yg tidak bisa di ganggu gugat.

Buggggg

Ohm berulangkali tersungkur, dengan luka lebab yg ada di tubuh dan mukanya.

"Nanon hamil kalo kamu masih ga tau."

"Nanon hamil? Serius?"

"Kmu masih nanya keseriusan setelah kmu lakuin itu?"

"Nanon hamil?"

"Iya Ohm Pawat Jongcheveevat."

Ohm berjalan ke arah Nanon. Menatap haru dengan air mata yg hampir jatuh. Berjongkok di depan Nanon duduk.

"Saya boleh pegang?"

Nanon diam, namun entah dapat dorongan dari mana akhirnya ia mengangguk.

"Sayang, ini Daddy."

"Maaf, untuk tidak menyadari keberadaan kmu. Sehat-sehat ya nak di dalam perut Buna. Daddy dan semuanya nunggu kmu disisi. Makasih ya udh hadir di tengah-tengah kami." air mata Ohm benar-benar tumpah. Ohm menarik nafasnya berat, menatap ke arah sang Daddy.

"Daddy dengerin penjelasan Ohm dulu ya."

"Apa? Mau jelasin apa lagi kmu."

"Daddy, Buna, Om Tay, Om New. Maaf sebelumnya Ohm lancang. Malam itu memang kami lakukan dalam pengaruh alkohol. Dan pagi setelah kami melakukannya. Saya sempat berbicara dengan Nanon. Tapi tolong jangan menyalahkannya setelah mendengar penjelasan saya. Waktu itu Nanon mengatakan kepada saya bahwa ia tidak bisa hamil dan hari itu juga menjadi hari terakhir kami bertemu. Sebab Nanon menutup segala akses saya menghubunginya."

MPREG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang