Part 6 🤍

5.5K 180 47
                                    

RIVAL [CHEOLGYU]

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

❥⁠

"Kita? Kamu tau dia ada?"

Mingyu mengangguk mengelus sayang janin yang masih berada dalam rahimnya.

"Iya, aku tau."

"Sejak kapan?"

"Sejak 3 bulan yang lalu."

"Kenapa kamu tidak memberi tahu saya saat itu?"

"Karena saat itu aku ngerasa bahwa aku bisa ngejagain dia sendirian. Aku bisa merangkap kedua orang tua dan bertanggung jawab sepenuhnya untuk dia."

"Gyu saya ada di sini. Saya masih hidup. Kenapa kamu melakukan semuanya, seolah-olah dia tidak memiliki Ayah."

"Tiga tahun aku mengenal kamu itu bukan jaminan untuk kita menjadi temen. Jangankan buat temen, kita justru hidup selayaknya rival."

"Hidup kita hanya tentang mengejar angka dan popularitas. Kehidupan yang selama ini selalu menjadi tempat untuk perbandingan orang-orang di luar sana."

"Aku tau dia ada karena ketidak sengajaan kita. Maka dari itu, aku ngga mau ngerusak masa depan kamu. Aku ngga mau kamu terbebani dengan adanya dia dalam kehidupan kamu. Aku ngga mau ngerusak padangan dunia tentang kamu."

"Dan maaf kalau aku terkesan menyembunyikan dia dari kamu, tapi jujur ga ada sedikit pun terlintas dalam pikiran aku buat maksud buruk tentang itu."

"Jadi biarin semuanya berjalan seperti ini. Anggap bahwa kita ngga pernah ngelakuin apapun. Biarin aku ngejalanin hidup aku sendirian bersamanya dan kamu harus jalanin hidup kamu tanpa dia dan aku, kamu harus jalanin hidup kamu sebagai mana semestinya."

Seakan tercekik, kalimat sederhana yang Mingyu ucapkan itu berhasil membuat Seungcheol merasakan rasa sesak yang teramat dalam di ulu hatinya.

"Tidak !! dan tolong jangan minta maaf kepada saya!!"

"Yang salah di sini itu saya, saya yang lancang, saya yang seharusnya minta maaf sama kamu. Bukan justru kamu yang malah minta maaf sama saya."

"Gyu, tolong dengerin saya kali ini."

"Tidak ada yang bisa merusak pandangan dunia tentang saya. "

"Tolong percaya dan yakin dengan saya. Tolong kasih sedikit kepercayaan kamu kepada saya untuk saya tanggung jawab kan."

"Gyu, dunia saya itu kamu. Jadi kalo kamu pergi, dunia saya akan turut hilang. Dan dunia juga udah ga akan ada artinya lagi tanpa kamu. Karena semenjak kenal kamu, dunianya saya itu kamu dan sekarang nambah anak kita yang menjadi dunia saya."

"Gyu, mungkin kalimat yang saya ucapkan akan terkesan omong kosong untuk kamu. Karena bagaimana mungkin manusia asing seperti saya, sedingin dan sependiam saya ini mengatakan kalimat seperti itu. Namun yang perlu kamu tau juga Gyu, apa yang saya ucapkan itu memang benar adanya. Jujur dari dalam hati saya."

"Gyu kamu orang pertama dan satu-satunya yang bisa membuat saya jatuh cinta sedalam ini."

"Kalo kamu pikir saya jatuh cinta sama kamu karena hari itu kamu salah. Saya jatuh cinta sama kamu itu jauh sebelum hari itu terjadi."

MPREG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang