+62 • 10

253 26 1
                                    

🐰 Meskipun enggak good looking, tapi tetap manusia juga, kan? 🐰
♪Kiara♪

Sabtu ini adalah jadwalnya belajar di tempat les. Tapi semalam Kiara mendapat telepon dari Aka bahwa sepulang les nanti Aka akan mengajaknya jalan-jalan. Alhasil, Kiara memasukkan satu setel pakaian yang belum pernah ia pakai ke dalam tas. Juga masker dan kacamata.

Mata-mata mama ada dimana-mana.

"Ngapain celingukan gitu, kak?"

Kiara menjatuhkan kotak pensilnya dan mengusap dada. "Cari pensil, ma."

"Kirain celingukan karena takut kepergok mama." Mama bersandar di pintu dan melipat tangannya di depan dada.

"Itu apa di meja belajar kamu?"

Kiara mengambilnya dan ia berikan pada mama. "Dari Bu Isti, obat jerawat."

"Makanya, jangan dipencet jerawatnya, mama sering lihat kamu pencet-pencet jerawat sambil main HP. Udah sering ditegur, tapi tetap dilakuin."

"Gemas, ma ...."

"Papamu pergi kemana?"

"Um?"

"Papamu pergi kemana?" ulang mama.

Kiara menggeleng. "Memangnya enggak bilang sama mama?"

"Mama mau ke tempat Tante Alya dulu."

Kiara menatap kepergian mama dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Setahunya, jika berpergian pasti papa mengirim pap random kepada mama.

"Kak, mama dimana?"

"Kamu kenapa pucat?" Kiara bergegas menghampiri Gilang yang terlihat sedang tidak baik-baik saja. Disentuhnya kening sang adik.

"Kepalanya Gilang sakit."

"Sebentar, mama ke rumah Tante Alya dulu."

"Mama udah tahu kok kalau Gilang sakit. Gilang kepengin makan buah, makanya cari mama."

"Ya udah, biar kakak yang kupasin. Kamu tidur aja."

Gilang mengangguk dan menutup pintu kamarnya. Kiara berlari kecil menuruni tangga, menuju dapur. Hanya ada pisang dan pepaya.

"Ngapain di sini? Berangkat les sana." Mama muncul dengan sebuah parsel buah di tangannya.

"Mau kupasin buah, buat Gilang."

"Mama aja yang kupas, di depan udah ada Aka. Uangnya masih?"

Kiara menadahkan tangannya. "Buat bensin."

Mama memberikan selembar uang berwarna hijau dan Kiara langsung melesat ke kamar. Mengambil ransel dan tersenyum lebar pada Aka yang sudah menunggunya.

"Cantik amat, bu, kayak mau kondangan."

"Heu, ngeledek aja terus," cibir Kiara.

"Nih, aku kasih hati." Aka mengambil sesuatu dari dadanya lalu memberikan kepalan tangan pada Kiara.

Kiara mendengkus lalu mengambilnya. Ia buang dan injak-injak.

Bukan Kisah Novel • TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang