🐰 Patah hati ternyata rasanya sesakit ini. 🐰
♪Kiara♪
Setelah mendapatkan ponsel baru, Kiara dan Aka langsung bergegas menemui Aunty Indah yang berdiri bak orang hilang di dekat eskalator.
"Aunty takut. Enggak pernah ke mall sendirian, takut kesasar."
Kiara tertawa dan menuntun Aunty Indah seperti menuntun nenek-nenek. "Ini mall, bukan pasar Beringharjo, aunty."
"Tapi tetap aja takut. Suka heran sama diri sendiri. Bisa-bisanya hilang kalau di tempat ramai. Uangnya kamu masih?"
Kiara mengangguk. "Mau nambahin?"
"Nanti kalian ditraktir buku sama Om Gio. Bebas mau beli apa aja."
"Buku SBMPTN ya?"
"Boleh. Apapun. Soalnya Om Gio baru dapat warisan. Ulala~"
Dengan semangat membara, Kiara mengetikkan judul novel yang akan dibelinya.
Begitu masuk ke toko buku—yang bagi Kiara adalah surga dunia—Kiara tersenyum lebar. Aunty Indah sudah bertemu suaminya yang ternyata sejak tadi menunggu di toko buku, sedangkan Kiara langsung lepas dari pengawasan Aka.
"Lah?" Aka mempercepat langkahnya. Ia memanjangkan leher dan menemukan Kiara sedang berjongkok. "Ya?"
"Bantuin bawa dong." Kiara berdiri dan memberikan empat novel di tangan Aka.
"Buat apa, Ya?"
"Dibaca, bestie. Ayo, kita cari lagi."
"Katanya mau beli buku SBMPTN."
"Iya, itu juga beli. Yuk!"
Aka hanya bisa pasrah saat Kiara dengan santainya memilih novel lalu diberikan padanya. "Kita sebentar lagi UAS loh."
"Kia mau marathon novel pas liburan nanti."
Setelah mendapatkan lima novel dan dua buku tebal seputar SBMPTN, dua anak manusia itu menghampiri orang sudah dengan senang hati membelikan mereka buku.
"Makasih, om!" Aka mengangkat tinggi hasil belanjaannya.
"Santai. Sekarang kita makan, yuk!"
"Em ... pengin makan sushi. Belum pernah," ucap Kiara pelan.
Aunty Indah menepuk-nepuk bahu Kiara. "Yuk, kita beli sushi. Nanti yang buat adik-adik kamu delivery aja. Let's go, bestie!"
Di mata Kiara, Aunty Indah adalah orang paling heboh yang ia kenal. Tidak terlihat seperti wanita berusia 38 tahun, seperti baru umur 20-an. Begitu serasi dengan suaminya yang sesekali dengan sigap menahan lengan atau bajunya. Takut aunty hilang lagi karena begitu lincah bergerak.
Berbeda dengan Aka yang hanya berani menggandeng lengan baju Kiara saja. Bisa disleding nanti, oleh wanita dengan kerudung, blouse dan kulot serba pink itu.
"Heh."
Kiara kembali berjalan di jalurnya dengan bibir cemberut. "Pengin nonton."
"Setelah UAS."
"Janji?"
"Hm."
"Nanti Sarah labrak Kia, terus Lova fitnah yang enggak-enggak. Pacarnya Aka sebenarnya siapa sih?" Kiara merotasi bola matanya. Tak sengaja matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal.
Tubuhnya mematung.
Matanya terpaku pada orang itu, memperhatikan gerak-geriknya. Mata dan pendengaran kemudian mengirimkan sinyal ke otak. Otak akhirnya membuat kesimpulan dengan cepat.
Kaki Kiara melangkah mendekati orang yang baru saja keluar dari restoran sushi. Menghadangnya. "Papa."
Orang itu menoleh ke arahnya dengan kedua mata membulat.
Kiara menatap seorang perempuan yang sedang bersama papa. Perempuan yang tadi dirangkul, dicium pipinya dan orang itu mencium bibir papa. Perempuan itu bukan mama.
Tapi Sarah. Murid baru di sekolahnya.
"Ki-kia, papa bisa—"
Ucapan papa terhenti karena Kiara mendorongnya hingga terhuyung ke belakang. "Papa selingkuh!"
Om Gio dan Aunty yang baru sampai di dekatnya tersentak kaget.
"Dengar dulu—"
"Dengar apa, hah?!" Sekuat tenaga Kiara melayangkan tangannya ke pipi papa.
"Lo ngapain sih?!"
Kali ini tatapan Kiara beralih pada Sarah. "Lo lonte, anjing!"
Orang-orang yang melihat keributan itu menjerit. Totebag di tangan Kiara yang berisi dua buku SBMPTN dihantamkan ke wajah Sarah hingga tersungkur dengan hidung berdarah. Kemudian menendangnya berkali-kali.
"Mati lo! Cewek kayak lo seharusnya langsung masuk neraka saat ini juga! Murahan!" makinya.
Kiara menatap papa dengan penuh kekecewaan. "Apa Kia harus kayak dia, pa? BO dan jalan-jalan sama suami orang. Kia sama sekali enggak nyangka, papa bisa pacaran sama cewek yang seumuran sama anak papa sendiri.
"Rasanya sakit banget ya, pa, ternyata. Lihat papa sendiri pergi sama cewek lain, ketawa bareng dia, entah kalian ngapain lagi setelah ini. Papa tahu? Kia setiap hari nungguin papa pulang. Kia berharap, malam ini papa diam-diam masuk ke kamar Kia. Bangunin Kia tengah malam, nyalain korek api. D-dan ngucapin selamat u-ulang tahun." Air mata Kiara turun perlahan.
"Besok Kia ulang tahun. Ulang tahun yang ke tujuh belas. Makasih ya, pa, atas hadiahnya. Berharga banget, sampai akhir hayat. Makasih." Kiara berbalik dan berlari tak tentu arah.
Meninggalkan mereka yang masih terdiam di tempat.
....
Pukul satu dini hari, Aka masih melajukan mobilnya ke sembarang arah. Berharap bisa segera menemukan Kiara.
Setelah Kiara pergi tadi, ia langsung mengejar dan menghubungi Pak Lilik. Meminta agar ikut membantu mencari keberadaan Kiara.
Aka kembali berhenti, ia meletakkan kepalanya di atas kemudi. Berpikir keras, kemana kira-kira Kiara pergi. Tidak mungkin Kiara berada di tempat orang yang ada kaitannya dengan papa gadis itu.
Saat mengangkat kepalanya, Aka melihat sesuatu yang tergeletak di tepi jalan. Sebuah buku SBMPTN. Matanya menatap sekeliling.
"Kuburan. Iya, kuburan."
Kemungkinan besar Kiara ada di tempat itu. Makam kakek dari papanya, yang berarti kakek buyutnya. Kakek Adam.
Di tengah kegelapan, Aka tidak berani menyalakan senter di ponselnya. Kakinya melangkah perlahan memasuki area pemakaman umum.
Terdengar suara tangisan lirih. Segera Aka menuju sumber suara. Ada bayangan hitam yang duduk di dekat sebuah gundukan tanah
Demi sahabatnya, ia rela jurit malam sendirian.
"Ternyata papa bukan orang baik ya, kek."
"Kia sayang banget sama papa. Tapi ternyata papa orang jahat."
"Kalau kakek masih ada, meski udah tua, Kia punya teman buat cerita. Tapi kakek udah enggak ada. Kia cuma bisa cerita kayak gini."
Aka mendekati bayangan hitam itu, menepuk bahunya. "Ini aku. Kita pulang ya."
"Kia enggak tahu mau pulang kemana. Kia enggak punya tempat pulang."
Tempatnya pulang adalah papa.
"Ada aku. Kita pulang ke rumah aku. Ayo."
🥺❤️ Yang baca cerita Young Parents, pasti tahu siapa papanya Kiara itu siapa
Yang belum kenal sama papanya Kiara, coba baca ceritanya 🥺
Enggak nyangka, kalau dia ... 🥺🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kisah Novel • Tamat
Novela Juvenil#2 "Aka, kok di sekolah kita enggak ada pangeran es ya?" "Aka, latihan basket sana. Biar kaya cowok Wattpad." "Jadi cowok badboy sana, Ka." "Kira-kira di sini ada geng motor enggak ya? Aka gabung sana, kalau bisa jadi ketua gengnya." Kiara mengira...