🐰 Pernah main suami-istrian belum sewaktu kecil?🐰
♪ Kiara ♪Tidak seperti biasanya. Aka mengabaikan Sarah. Kiara yang ranselnya ditarik oleh Aka hanya bisa pasrah. Ditarik seperti kambing ke segala arah. Ingin bertanya tapi Aka terlihat sedang tidak baik-baik saja. Ingin melepaskan tangan Aka, tapi takut diseret lebih kejam lagi.
Sesampainya di tempat parkir, Aka melepaskan tangannya. "Buruan pakai. Ayo!"
Kiara melotot. "Sejak kapan Aka pakai motor trail?!"
"Baru kemarin. Sepeda motorku yang matic dijual sama ayah. Gara-gara mau aku modifikasi. Pulang sekolah aku bingung pas garasinya kosong, soalnya aku dijemput pakai mobil. Ternyata sama Pak Lilik udah dijual. Ya udah, aku jual PS, gitar, laptop, action figur, jam tangan, ikan dan beberapa lukisan yang ada di kamarku. Buat tambahan beli ini. Bagusnya dikasih nama apa?" Aka mengusap-usap kendaraan barunya, sudah seperti mengusap-usap anak kucing.
"Ini orang sebenarnya kaya banget yak? Segala macam barang dijual, tapi enggak kere," batin Kiara.
"Aka!"
"Buruan, Ya!" Begitu Kiara naik, Aka langsung melajukan trail KTM miliknya.
Baru sepuluh meter keluar dari gerbang, Aka berhenti mendadak. Ia membuka kaca helmnya dan menatap tajam ke arah pengemudi Pajero yang parkir sembarangan. "Minggir dong, om!"
"Sa—Eh, Kiara pulang sama saya."
Kiara menatap ke depan. Om Beni berdiri tak jauh di depan mereka. "Udah terlanjur sama Aka. Dadah, om!"
Aka kembali melaju saat Kiara mencubit perutnya sekuat tenaga.
"Kia takut sama Om Beni!" teriak Kiara.
"Takut kenapa?"
"Kia pernah baca Wattpad, ada cewek disukai sama om-om. Terus ceweknya itu polos, kayak Kia. Si cewek dimanfaatin."
Aka berdecih, "Kata siapa kamu polos? Anak Wattpad yang sejenis kamu, enggak polos lagi."
"Ya, ya, ya pokoknya gitu."
Sampailah mereka di sebuah pohon yang terdapat rumah pohon di atasnya. Permintaan Kiara saat mereka masih SMP kelas satu. Gadis itu merengek agar mereka memiliki rumah pohon seperti Rachel dan Farel. Di dekatnya juga harus ada danau dan terdapat perahu.
Tentu saja Aka menolak mentah-mentah.
Di cerita itu, persahabatan Farel dan Rachel diganggu orang ketiga. Luna. Tapi, sampai sekarang belum ada sosok Luna di persahabatan mereka.
Kiara yang sudah turun langsung berjongkok di tepi danau buatan. Tidak ada kura-kura. Tapi adanya ikan gurami.
"Mbak Kia pulang dulu, ganti baju," ucap Bu Isti. Berdiri dengan sapu di tangannya.
Kiara langsung cemberut dan mengangguk. Kemudian berpamitan untuk pulang sebentar ke rumah kakek untuk berganti pakaian. Tadi mama meneleponnya, mama sedang berada di rumah kakek. Karena nanti sore akan ada acara pengajian.
Begitu masuk, Kiara mendengar suara tawa dari arah dapur. Tapi saat akan berbelok ke dapur, dirinya melihat sosok Embun. Anak Aunty Indah. Lebih tepatnya anak angkat. Entah anak angkat atau anak tiri. Dan yang pasti bukan anak kandung, karena Aunty Indah tidak bisa memiliki anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kisah Novel • Tamat
Fiksi Remaja#2 "Aka, kok di sekolah kita enggak ada pangeran es ya?" "Aka, latihan basket sana. Biar kaya cowok Wattpad." "Jadi cowok badboy sana, Ka." "Kira-kira di sini ada geng motor enggak ya? Aka gabung sana, kalau bisa jadi ketua gengnya." Kiara mengira...