+62 • 18

360 26 14
                                    

🐰 Ada orang lain yang menjadi korban, padahal belum pernah melihat indahnya dunia. 🐰
Kiara♪


Kiara turun dari sepeda motor Aka dan mengambil kantung plastik di tangan Aka. "Makasih ya, Ka."

"Kiara, kamu jangan takut, ada aku di sini. Aku janji, bakalan selalu ada di samping kamu."

"Makasih banyak ya, Ka."

Aka mengangguk. "Vitaminnya jangan lupa diminum, nanti pingsan lagi malah repot. Kalau ada apa-apa, telepon aku ya."

"Siap, komandan!"

"Sana masuk."

Kiara mengangguk. Pintu rumah tidak dikunci, Kiara mengendikkan bahu. Ia masih enggan untuk bertemu papa.

Saat mendengar suara deru sepeda motor, Kiara mengintip keluar. Ia kira itu Aka atau papa. Tapi ternyata bukan.

Orang itu memberikan sebuah amplop cokelat padanya, setelah bertanya apakah ini kediaman Farendi Ghaksan atau bukan. Kiara menatap amplop cokelat di tangannya.

Pengadilan Agama Kota Depok

Segera Kiara membuka amplop cokelat itu.

RELAAS PANGGILAN
Nomor : xxxxxx

Pada hari ini Kamis tanggal xx bulan xx tahun xx. Saya Annisa Kenanga S.H sebagai Jurusita pada Pengadilan Agama Kota Depok atas perintah ketua majelis hakim Pengadilan Agama Kota Depok Nomor xxx.

TELAH MEMANGGIL

Farendi Ghaksan, S.E bin Bagas Ikhsan, Umur 37 tahun, tempat tanggal Yogyakarta 1 Januari, agama islam, pendidikan S1, pekerjaan pedagang, bertempat tinggal di xxx, sebagai tergugat.

Agar datang menghadap di muka sidang di :

Segera Kiara melihat deretan kalimat di bawahnya.

Untuk pemeriksaan perkara Cerai Gugat antara:

Ayesha Humaira binti Aksabian, Sebagai Penggugat
Melawan
Farendi Ghaksan, S.E bin Bagas Ikhsan, Sebagai Tergugat

Jantung Kiara berdetak dengan cepat. Ia menatap papa yang berdiri tak jauh darinya. Bibirnya berkedut menahan tangis.

Hadiah ulang tahun ke tujuh belas, yang begitu luar biasa.

"Papa mau bicara."

Kiara mengangguk dan memberikan surat itu pada papa, setelahnya ia duduk di ruang makan. Menunggu papa yang masih mencermati surat di tangannya.

Kiara menyeka air matanya yang terus saja mengeluarkan air yang rasanya asin.

"Ini testpack siapa, Kiara?"

Kiara tergagap. Ia menatap benda di tangan papa. Benda yang tadi sebelum pergi ia simpan di bawah kotak pensilnya. Berarti saat ia pergi tadi, papa masuk ke kamarnya.

"I-itu, anu, tadi."

"Punya siapa? Papa temuin ini di kamar kamu. Punya kamu?"

Bukan Kisah Novel • TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang