18

838 60 1
                                    


Shani dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di kasur shani terlihat sangat lemah, semua orang panik.

Dokter pun datang dan memeriksa shani kondisinya sangat lemah dokter memasangkan Infus pada shani.

Suasana dikamar Geshan sangat tegang ada persaan bersalah pada Gracio dan khawatir terhadap kondisi shani.

Dikamar Anggi masih menagis Dava masuk ke kamar melihat anggi yang duduk dipingir kasur memeluk Foto Gracio dan terus menagis.

Dava mendekat ke arah anggi lalu memeluknya tangis anggi pun pecah saat ituu.

"Maaf, Aku benar² menyesal" ucap Dava sambil mencium puncak kepala Anggi.

Sementara ditempat lain Gracio tengah berdiri sendiri dijembatan menatap air yang mengalir di bawahnya matanya yang sembam, darah yang mulai mengering, tatapan yang kosong.

"Pa, Ma, Gracio benar² sendiri sekarang, Bisa kah kalian memeluk Cio, Cio lelah, Cio sudahh berusaha bertahan sejauh ini, cio gagal lagi tidak ada yang memeluk cio lagi cio capek pa ma" ucap cio pada diri sendiri lalu luruh di tanah bersandar ke pagar jembatan, Gracio menagis dia benar² tidak punya siapa² sekarang.

Gracio bangkit dan berjalan ke arah mobil lalu kembali menyetir mobil.
Gracio terus menagis didalam mobil ponsel gracio terus berdering tapi gracio tidak menghiraukannya.

Sekarang tujuan Gracio Adalah Rumah di puncak rumah dimana kedua orang tuanya meninggal didepan matanya sendiri.

Di kediaman Soemirdjha...

Sudah 2 jam shani pingsan akhirnya shani mulai membuka matanya kembali.

"Geeee" ucap shani dengan mata yang masih sedikit tertutup.

Mendengar itu pun semua orang mendekat ke arah shani.

"Sayang kamu udah bangun" ucap yona pelan sambil mengusap kepala shani..

tiba² shani langsung duduk dan melihat ke semua sudut ruangan mencari gracio, shani mulai sedikit gelisah lagi dan mencoba untuk turun dari kasur.

"Sayang² tolong tenangin diri kamu dulu" ucap yona yang melihat putrinya itu.

"Geee, Gracioo kamu dimana"? teriak shani mencoba melepaskan infus ditanggannya shani kelihatan sanggat gelisah.

"Shann, shnii sayang tolong Jangan dilepas" ucap Ranty sambil memegang infus ditanggan shani.

"Shani harus cari gracio" shani masih mencoba melepaskan infusnya.

Shani benar² terlihat frustasi dia masih terus memberontak, Dava dan anggi masuk ke kamar dan melihat shani yang berontak.

Anggi mendekat ke arah shani, Yona yang melihat anggi pun mundur memberi ruang pada anggi.

Anggi memegang pipi shani..

"Sayang² tenang dengerin bunda" ucap anggi pelan

"Bunn shani harus cari Gracio, dia butuh shani sekarang bun shani harus pergi" ucap shani yang masih mencoba.

"Dengar Gracio pasti baik² aja dimana pun dia sekarang" ucap anggi sambil melihat shani.

"Ennga bun, Gracio pasti lagi kesakitan shani harus ketemu gracio" ucap shani,

Ranty dan yona memegang tanggan shani yang makin gigih ingin melepas infusnya.

Dava langsung menelpon dokter lagi untuk memeriksa keadaan shani.

"SHANI" teriak Indra membuat shani terdiam lalu meneteskan air mata, Anggi langsung memeluk shani dengan erat shani menagis sejadi²nya.

Yona menarik indra keluar dari kamar melihat indra yang mulai terlihat putus asa akan putrinya itu.

House (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang