Sudah 2 Hari Shani menjalani harinya tampa Gracio apa lagi dengan kondisinya yang sekarang yang sangat² membutuhkan gracio.Hari ini Karna tak tahan lagi shani memutuskan untuk menemui gracio semua anggota keluarga sudah melarangnya tapi shani berusaha meyakinkan mereka.
Mereka takut shani akan kenapa² saat bertemu gracio, mereka takut jika gracio bersikap kasar pada shani dan itu akan membahayakan shani dan anaknya.
Tapi shani berhasil membuat mereka yakin meski tidak sangat yakin shani menjelaskan bahwa gracio tidak akan pernah menyakiti shani apa lagi dengan kondisi shani yang sekarang.
Shani tau betul gracio, meski dia sedang marah dia tidak akan bersikap kasar padanya.
Di rumah puncak...
Bell rumah terus berbunyi tapi bik ani atau pun mang ucup tidak membukanya."Bik, mang, siapa itu"? teriak gracio tapi tidak ada jawaban dari Bik ani atau pun mang ucup.
Bell terus berbunyi terpaksa gracio turun untuk membukakan pintu.
"Sebentar" teriak gracio.
Gracio membuka pintu dan terkejut melihat siapa dibalik pintu, gracio gidak tau bagaimana perasaannya sekarang melihat shani ada didepan matanya.
Shani menatap gracio melihat wajah gracio yang mulai membaik.
"Geee"
Shani memeluk gracio, gracio hanya diam dia tidak tau harus bereaksi seperti apa, gracio hanya diam tidak membalas pelukan shani, shani yang merasa gracio hanya diam pun pelan² melepaskan pelukannya.
"Gee, akuu minta maaf" ucap shani pelan
"Ngapain kamu ke sini?" tanya gracio
Pertanyaan gracio membuat shani sedikit sakit tidak karna biasanya gracio seperti ini padanya tapi shani memaklumi keadaan gracio sekarang shani harus menghadapi kebencian gracio mulai hari ini.
"Aku mau ketemu kamu, kamu nga kangen sama aku" ucap shani.
"Lebih baik kamu pergi sekarang" ucap gracio dan hendak masuk tapi langkah gracio terhenti shani memegang tanggan gracio.
"Geee pliss, aku tau aku salah kamu bisa marah sepuasnya sama aku, tapi pliss jangan suruh aku pergi dan jauh dari kamu, aku nga bisa jauh dari kamu" ucap shani pelan
Mendengar itu sebenarnya gracio tidak tega tapi mengingat yang telah terjadi gracio menjadi sedikit merasa marah pada dirinya sendiri dan juga orang lain.
"lepas" ucap gracio dan membias tanggan shani tidak sengaja membuat shani terjatuh.
"Akhhhhh" shani terjatuh ke lantai dan memegang perutnya sedikit terlihat kesakitan.
Gracio langsung jongkok dan melihat keadaan shani yang masih terlihat kesakitan itu.
"Kkkamu ngapap?mananya yang sakit?" tanya gracio yang terlihat cemas, shani melihat ke arah gracio dia masih sama dia masih Gracio yang sama.
"Aku tau kamu masih peduli sama aku" batin shani yang melihat gracio.
Karna Shani yang terlihat masih memegang perutnya seperti kesakitan Gracio tiba² mengangkat tubuh shani ala bridal style dan membawanya masuk bik ani berlari dari dapur.
"Lahhh non shani kenapa denn?" tanya bik ani panik.
"Tolong pangilkan dokter bik" ucap gracio panik lalu membawa shani naik ke lantai 2 ke kamar gracio.
Gracio membaringkan shani perlahan di kasur shani sedikit terlihat pucat.
"Masi sakit"? tanya gracio pelan, yang berhasil membuat shani meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
House (END)
Teen FictionKamu Tidak Sendiri Aku Disini Aku Ada Dan Kamu Hanya Perlu Memberi Ruang - Shani Ini cuma khayalan gais jangan Baper Jan lupa pendapatnya biar semangat update terus...