21

972 70 1
                                    

Shani bangun lebih dahulu dari gracio, shani perlahan membuka mata dan melihat gracio yang masih nyenyak dalam tidurnya.

Shani tersenyum shani berharap yang terjadi kemarin tidak akan terjadi lagi dia tak bisa jika gracio pergi lagi, sebisanya dia tak akan menyakiti gracio lagi.

Shani mengecup bibir gracio cepat, gracio mengeliat lalu membalikan wajahnya menghadap shani tapi masih dengan mata yang tertutup, shani duduk bersandar diranjang menatap wajah damai gracio.

Shani tersenyum lalu mengusap rahang tegas milik suaminya itu, shani mengusap dari kening hidung hingga bibir.

Gracio mengeserkan tubuhnya mendekat ke shani, lalu gracio melingkarkan tanggan di pinggang shani.

"Morning" ucap gracio dengan mata yang masih tertutup, shani tersenyum.

Gracio mengusap pelan perut shani,
"Bagaimana hari ini junior apa kita perlu bermain" ucap gracio dengan nada khas orang bangun tidur shani teridam.

"Hari nya aja baru dimulai papa" sahut shani sambil tertawa kecil.
Gracio tersenyum lalu perlahan membuka matanya sedikit menyesuaikan cahaya.

"Mata kamu masih sakit ya?" tanya shani, gracio tersenyum kecil lalu mengelengkan kepala.

Gracio bangun dari rebahannya lalu menatap shani.
"kenapa?" tanya shani heran.

Gracio hanya tersenyum lalù turun dari kasur berjalan ke kamar mandi.
"Dasar aneh" gumam shani.

20 menit kemudian
Gracio keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya gracio namapak segar karna baru saja mandi.

Gracio berjalan ke dekat kasur melihat shani tidak ada, gracio berjalan ke setiap sudut kamar juga balkon tapi shan jugaa tidak ada.

Gracio keluar dari kamar menuju lantai bawah dan berjalan ke dapur.

Shani yang sedang memotong sayuran itu dikaget kan dengan tanggan yang melingkar di perutnya.

"Geee"

Gracio mencium bahu shani lalu meletakan kepalanya dibahu shani.
"kenapa nga suruh bik ani aja" ucap gracio

"Aku lagi pengen aja masak buat kamu" sahut shani.

"Aku bantu ya?" sahut gracio lalu menurunkan tanggannya dengab pelan dari bahu ke jari² shani yang tengah memotong sayuran.

Merinding itu yang shani rasakan, perlahan potongan demi potongan terselesaikan, mereka melakukannya dengan hati² sembari bercerita atau tertawa kecil.

Setelah selesai gracio melepaskan pelukannya dari shani,..
"Biar aku aja yang masak" ucap gracio dan mengambil sayuran yang ada di tanggan shani.

"emang kamu bisa" sahut shani, gracio hanya tersenyum.
"Aaaaa Geee"
Gracio tiba² mengangkat shani duduk di meja makan gracio tertawa kecil.

Gracio mulai mencuci sayur dll
Gracio mulai memasak, disela sambil menunggu masakannya gracio mengambil gelas lalu menuangkan susu, dan memberikannya pada shani.
"Untuk Junior" ucap gracio, shani tersenyum.

Gracio kembali pada masakannya, shani meneguk sedikit demi sedikit susu itu, sembari melihat gracio yang telanten dalam memasak.

"kamu keliatan udah biasa masak?" tanya shani.

"yaa dulu aku sering masak, terlebih dulu tinggal di jerman" sahut gracio.

"Apa shavira tidak memasak untuk kamu, bukankah kalian tinggal bersama" tanya shani.

"yahh dia bisa memasak, sayur hanya se mangkuk garam hampir satu tempat yang dia masukan" sahut gracio disela membalikan masakannya, shani tertawa.

"Kapan kamu akan membawa aku ke jerman?" tanya shani

House (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang