Hari ini shani berencana mengajak gracio untuk kembali ke kediaman soemirdjha tapi shani sedikit takut bagaimana reaksi gracio akan ajakannya itu.
Gracio keluar dari kamar mandi melihat shani yang mondar mandir.
"kamu kenapa?" tanya gracio, mendengar itu pun shani berhenti lalu melihat ke arah gracio."gimana cara bilangnya yaa?" batin shani.
Gracio menghampiri shani yang terlihat sedang melamun,
"Heiii kamu kenapa?" tanya gracio sambil memegang pundak shani, shani tersadar dari lamunannya."haahh" ucap shani, gracio tersenyum lalu mengarahkan shani untuk duduk di tepi kasur gracio juga ikut duduk di samping shani.
"kamu kenapa sih? lagi mikirin apa?" tanya gracio sambil menatap shani.
Shani mengigit bibir bawahnya shani bingung bagaimana mengatakan ini pada gracio."ee, akuu mauu ngomong sesuatu sama kamu?" sahut shani ragu.
"Mauu ngomong apa?" tanya gracio.
"akuuu ma-" ucapan shani terpotong saat telpon milik gracio berdering.
"Sebentar ya" ucap gracio lalu berjalan ke arah balkon mengangkat telpon.
Shani menghela nafas dalam padahal udah siap tadi batinnya.20 menit gracio kembali setelah mengangkat telpon saat shani akan bicara gracio melihat jam.
"ayo ke bawah ini udah waktunya kamu makan siang" ucap gracio lalu membantu shani bangun."tapi ak-" ucapan shani lagi² terpotong.
"nanti aja ngomongnya, kamu harus makan siang dulu" ucap gracio yang diangguki oleh shani.
Skipp
dimeja makan shani hanya diam menatap makanannya lalu sekilas melihat ke gracio yang juga sedang makan.
"kok nga dimakan" tanya gracio yang melihat shani hanya menatap makanannya.
"haaahh, eee iya" sahut shani lalu meminkan sedok dan garpunya ke arah makanan tapi masih linglung.
Tiba² shani mengeluarkan kata² disela diamnya.
"Kita pulang ya ke rumah oma?" tanya shani memecah keheningan.Seketika gracio terdiam dan menghentikan makannya, shani menatap ke arah gracio lalu memegang tanggan gracio.
"Ayo pulang, kita harus selesaikan masalah ini kamu nga bisa terus²an menjauh dari keluarga kamu, mereka pasti rindu sama kamu" ucap shani pelan sambil mengelus punggung tanggan gracio.
Gracio masih diam.
"pulang yahh"? ucap shani pelan, gracio menatap shani."Bereskan barang² kamu aku antar kamu pulang" ucap gracio pelan, shani terdiam menatap gracio ĺalu melepaskan tanggannya dari tanggan gracio.
Gracio bangun dari duduknya, hendak berjalan langkahnya terhenti shani menahan lengannya.
"aku belum selesai bicara" ucap shani pelan.Shani membalikan badan Gracio, shani menatap mata itu, mata yang penuh dengan luka dan kebencian.
"Liat aku" ucap shani sambil memegang pipi gracio, gracio menurut."Dengar, Kamu nga bisa begini terus kamu harus keluar dari dari masa lalu kamu, kamu nga bisa terus²an merasa bahwa semua beban didunia ini ada di pundak kamu, kamu juga harus melanjutkan hidup, bagaimana jika papa dan mama disurga melihat kamu yang terus²an begini" ucap shani pelan dengan mata yang mulai berkaca².
Lagi² gracio hanya diam mendengarkan ucapaan shani.
"Kamu nga bisa terus²an membenci orang², Kamu harus bisa menerima kenyataan sekarang, orang tua kamu meninggal itu juga sudah takdir" Ucap shani."apa aku juga harus tetap diam sementara orang yang membunuh kedua orang tua aku bisa tertawa lepas didepan mata aku, seolah merasa menang atas dua nyawa yang bahkan tidak tau apa²?" sahut gracio membuat shani terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
House (END)
Novela JuvenilKamu Tidak Sendiri Aku Disini Aku Ada Dan Kamu Hanya Perlu Memberi Ruang - Shani Ini cuma khayalan gais jangan Baper Jan lupa pendapatnya biar semangat update terus...