BCP_13

39 10 18
                                    

Hampir mendekati akhir bulan, banyak sekali laporan yang harus Junianto tanda tangani. Belum lagi, dia masih harus mengawasi kinerja semua pegawai kantor dan gudang. Di tengah kesibukan, tiba-tiba ada yang membuka pintu. Tampak Sharin berjalan masuk dengan memakai setelan kantor. "Sharin, ngapain kamu di sini?" tanyanya, heran.

Sharin menyunggingkan senyum manis. "Mulai hari ini, aku akan bantu kerjaan kamu. Ya, anggap aja aku jadi sekretaris kamu. Kira-kira, kerjaan apa yang bisa aku bantu?"

Junianto menyeringai miring. Tawaran dari Sharin terdengar sangat menarik. Sebuah ide pun langsung muncul di benaknya. "Kamu yakin mau bantuin kerjaan aku?"

"Tentu aja. Aku akan kerjain apa pun yang kamu minta."

"Oke, kalau itu yang kamu mau. Ingat, aku nggak pernah nyuruh kamu untuk datang ke sini! Jadi, jangan sampai aku dengar kamu ngeluh ke orang tua aku tentang pekerjaan kamu di sini! Kamu ngerti, kan?"

Sharin mengangguk mantap. "Aku ngerti, Jun." Apa pun akan aku kerjain, Jun, asal aku bisa dekat kamu terus, lanjutnya di dalam hati.

Junianto beranjak dari kursi, lantas mendekati Sharin. "Ikut aku!"

Sharin tersenyum malu. "Ikut ke mana, Jun? Apa ... ini nggak terlalu cepat?"

"Bukannya lebih cepat itu lebih baik?" Junianto mengedipkan sebelah mata, lalu berjalan ke luar lebih dahulu.

Sharin tertegun dengan pernyataan Junianto. Matanya mengerjap-ngerjap. "Aku lagi nggak mimpi, kan? Jun mau ngajak aku ke suatu tempat? Wah, ide Om Bagas kali ini bagus banget! Nggak sia-sia aku datang ke sini!" Senyumnya mengembang lebar. Hatinya pun jadi berbunga-bunga. Dia bergegas keluar, menyusul langkah Junianto.

Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama, Junianto dan Sharin sudah tiba di gudang karena lokasinya yang berada di belakang kantor.

Sharin mengedarkan pandangan. Kenapa Jun ngajakin aku ke sini? Masa dia mau pacaran di gudang, bukan ke tempat yang lebih romantis? Ah, selera Jun emang beda!

Keadaan gudang sedang berantakan. Ratusan gulungan kain yang baru tiba, tampak tergeletak di lantai setelah diturunkan dari truk ekspedisi. Nella dan pegawai gudang masih sibuk menghitung jumlah stok gulungan kain yang masih tersisa di dalam gudang sebelum dibawa sebagian ke toko dan masuk gulungan yang baru.

"Pagi semuanya! Bisa minta waktunya sebentar? Ada yang ingin saya sampaikan kepada kalian," ucap Junianto.

Para pegawai yang sedang bekerja, segera berkumpul di hadapan Junianto. Mereka bertanya-tanya tentang sosok wanita cantik yang berada di sebelah Junianto, bahkan ada yang ingat dengan foto yang tersebar di grup kantor kemarin. Tidak sedikit dari mereka saling berbisik, membicarakan wanita tersebut.

Setelah diperhatikan dengan saksama, Nella baru sadar bahwa wanita yang di sebelah Junianto sekarang dengan yang ada di dalam foto adalah orang yang sama. Bibirnya melengkungkan senyuman tipis. Kalau Nay tahu gosip ini, pasti hatinya jadi panas dan berantem lagi sama Pak Jun. Aku jadi punya bahan gosip baru, nih!

"Maaf sudah menyita waktu kerja kalian! Saya mau memperkenalkan pegawai baru." Junianto memegang pundak Sharin. Secara langsung, sentuhan itu refleks membuat hati Sharin berdebar-debar. Ini bagaikan mimpi bagi wanita itu. Junianto yang dingin dan cuek, mendadak romantis dalam sekejap.

"Namanya Sharin. Mulai hari ini, dia akan bekerja di gudang. Saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik."

Mata Sharin terbelalak. Tubuhnya menegang, detak jantungnya seakan-akan berhenti. Tidak pernah terbayangkan olehnya bahwa dia akan bekerja di gudang. Kenyataan ini benar-benar bertolak belakang dengan ekspetasinya yang begitu indah.

Belenggu Cinta PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang