BCP_10

60 11 32
                                        

Satu Tahun Kemudian.

Sebuah ballroom hotel---yang didominasi warna hitam dan emas---sudah didekorasi mewah dan super elegan. Lampu-lampu kristal yang menggantung di antara kain tipis saling menghubungkan dengan langit-langit ballroom. Kursi-kursi yang berhias pita disusun melingkar, mengelilingi meja bulat. Beragam makanan yang disajikan pun turut memeriahkan acara tersebut.

Bagas dan Merlin berjalan menyusuri karpet merah yang tergelar dari pintu masuk sampai ke tengah ballroom, lalu menghampiri Husin dan Angela yang tengah menyambut kedatangan para tamu.

Husin Dwiyatno merupakan pengusaha timah dan Angela adalah istri Husin sekaligus sahabat Merlin semasa kuliah. Saat ini, Husin sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-51 di sebuah hotel berbintang.

"Husin, selamat ulang tahun, ya," ucap Merlin seraya menyalami Husin, begitu juga dengan Bagas.

"Makasih, kalian udah datang," balas Husin usai bersalaman dengan Bagas dan Merlin.

Merlin dan Angela berpelukan sejenak, melepas rasa rindu.

"Kamu apa kabar, Ngel? Udah lama banget kita nggak ketemu."

"Baik. Kamu nggak berubah, masih cantik kayak dulu." Angela baru sadar. "Kalian datang berdua aja? Anak kamu nggak ikut datang, Mer?"

Merlin tertawa pelan. "Dia udah gede, nggak mau lagi ikut mama dan papanya ke pesta."

"Iya juga, ya," balas Angela diselingi tawa. "Udah lama nggak ketemu anak kamu. Pasti sekarang dia tambah ganteng."

"Terakhir kita ketemu itu lima tahun yang lalu, ya? Waktu itu, kamu tinggal di Jakarta nemenin Sharin. Dia juga pasti tambah cantik." Merlin ikut memuji.

"Anak aku baru aja lulus kuliah. Dia pengen ambil S2 di Australia tahun depan. Tahun ini, dia mau santai dulu," ujar Angela seraya membanggakan anaknya.

"Junianto dan Sharin beda satu tahun, kan?" tanya Bagas sambil mengingat-ingat masa lalu.

"Iya, kamu benar." Husin tertawa renyah. "Sekarang mereka sudah sama-sama dewasa."

"Oh, iya. Sharin ada di sini. Bentar, aku panggilin dia dulu." Angela mengedarkan pandangan, lantas memanggil Sharin yang sedang mengobrol dengan sepupunya.

Sharin menoleh dan melihat ibunya melambaikan tangan, lalu menghampiri ibunya. "Ada apa, Ma?" tanyanya.

"Kamu masih ingat Tante Merlin dan Om Bagas, nggak?" tanya Angela.

"Tante Merlin?" Sharin mengerutkan dahi seraya mengingat-ingat nama yang tidak asing di indera pendengarannya. "Temen kuliah Mama dulu, bukan?"

"Iya, Sharin. Ternyata, kamu masih ingat Tante. Tante seneng banget bisa ketemu sama kamu lagi. Makin dewasa, kamu makin cantik."

Sharin menampilkan lesung pipinya mendengar pujian dari Merlin. "Makasih, Tante."

"Apa Sharin udah punya pacar?" tanya Bagas, penasaran.

Sharin menggeleng. "Belum, Om. Sebenarnya, banyak cowok yang suka sama aku, tapi aku tolak semuanya karena belum ketemu yang cocok."

"Harap maklum, Sharin tipe yang pemilih. Kalau ada yang nggak sesuai dengan keinginan hatinya, dia pasti tolak," sambung Angela.

"Gimana dengan Junianto? Apa dia juga sudah punya pacar?" tanya Husin.

"Sama, Junianto juga masih jomlo," sahut Bagas. "Habis kuliah di Jakarta, dia pulang ke Bangka dan ngurusin usaha tekstil aku. Jadi, dia nggak punya waktu untuk nyari pacar."

Mendengar nama Junianto, Sharin jadi teringat dengan masa-masa masih SMA dahulu. Saat itu, dia dan Junianto beda satu tingkat. Sharin duduk di kelas dua, sedangkan Junianto duduk di kelas tiga.

Belenggu Cinta PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang