29. Mantan

15.2K 1.4K 110
                                    

Wihh seneng banget ayuk pas liat Coment pada part sebelumnya yang melebihi batas, Lopyuuu Kaliann 😭🖤

Kalo kayak gini kan ayuk jadi semangat!

Ayo part ini tembus sampe 100 SPAM COMENT gak? Kalo tembus besok ayuk bakal Update cepet-cepet dehh😚

Bila perlu kalo Coment nya sampe melampaui jauhhhhhh di atas 100 ayuk bakal Update lagi Sore nanti atau mungkin malam nanti, Gimana?. Setuju Dong kapan-kapan lagi Ayuk sebaik ini lhooo 😻

**
Sedangkan disisi lain tepatnya dikelas Dua belas IPS 2 terdapat seorang lelaki yang tengah menyandarkan tubuhnya di bangku tempatnya duduk seraya meletakan handphone di dekat telinganya, dapat terlihat bahwa sedari tadi terdapat senyuman yang selalu terparti di bibir cowok itu.

"Paan?" tanya seseorang yang berada di seberang sana.

"Mau laporan aja, kalo mulai hari ini aku udah pindah sekolah lagi untuk ke 20 kalinya" ucap Arsen dengan nada yang cukup lembut, sangat berbeda ketika ia berbicara dihadapan orang lain.

"Aelah, lo bangga pindah-pindah terus kek gitu tong?. Sadar tong lo itu udah kelas 12 udah mau tamat, kalo lo terus kek gini siapa yang bakal mau sama si trouble maker heh?" omel seseorang di seberang sana. Sedangkan Arsen bukannya merasa kesal karena diomeli ia malah terkekeh kecil seraya membayangkan ekspresi wajah orang yang tengah mengomelinya ini, pasti sangat imut.

"Gapapa kan ada kamu yang bakal nerima aku apa adanya" ucap Arsen dengan PeDe nya.

"Cih, enak aja. Inget ya cadangan gue itu banyak, kalo lo udah gak masuk list gue lagi, kan masih ada tiga lagi saingan lo. Eh ralat empat deng soalnya ada yang baru join jadi jangan lupa disambut ya member barunya"ucap orang disebarang sana itu dengan enteng. Sementara Arsen yang mendengar itu pun menggeram kesal.

"Melody Atnaja Armstrong!" ucap Arsen dengan nada yang berusaha tidak ia tinggikan. Sementara Naja yang mendengar ucapan dengan nada kesal dari Arsen pun langsung tertawa karena merasa seudah berhasil membuat seoran Arsenio Chatra Dharmendra.

"Iya-iya, maaf ya Nio" ucap Naja dengan suara lembut berusaha untuk membujuk Arsen yang sepertinya sudah ngambek karena ulahnya yang hanya dibalas deheman singkat oleh Arsen.

"Oh iya, sekarang kamu emangnya sekolah dimana?" tanya Naja lagi berusaha untuk mencairkan suasana.

"SMA Cakra" ucap Arsen dengan singkat. Sedangkan Naja yang mendengar itu langsung terdiam membeku. Arsen yang merasa tidak ada lagi suara dari seberang sana langsung mengecek panggilannya apakah terputus tetapi ternyata tidak, panggilan itu masih tersambung.

"Sayang?" mendengar panggilan Arsen langsung membuat Naja tersadar dari lamunannya, kemudian ia dengan cepat mengganti panggilan itu menjadi panggilan video. Bahkan ia sudah tidak perduli dengan panggilan Arsen yang memanggilnya dengan 'sayang' sekarang yang ada dipikirannya hanya ingin membuktikan perkataan Arsen saja.

"Hei ada apa? Kok muka kamu jadi tegang banget kek gitu?" tanya Arsen ketika melihat wajah tegang dari gadis yang berada di seberang sana.

"Nio coba kamu keluar sebentar terus sorot area sekolah baru kamu dengan kamera belakang ya" pinta Naja diseberang sana. Arsen yang mendengar itupun hanya bisa mengangguk lalu mengikuti perintah Naja dengan menyorot area sekolah barunya itu dan beruntungnya kelas Arsen berada di lantai dua sehingga ia bisa bebas melihat area kelas dan lapangan yang dilalui oleh para siswa-siswi karena sekarang masih jam istirahat.

Kemudian secara tidak sengaja kamera Arsen menyorot lima orang remaja berbeda gender yang saat ini tengah berjalan menaiki tangga, sepertinya saat ini kelima orang itu ingin menuju kelas mereka masing-masing. Sementara Naja yang melihat hal itu pun diam-diam mengepalkan tangannya, walau pun mereka beberapa hari lalu sudah bertemu di acara binis tetapi tetap saja rasa benci itu melekat.

"Nio, itu mereka" ucap Naja dengan mata yang mengkilat benci. Yah, berbeda ketika di acara bisnis Naja masih bisa mengontrol emosinya karena ia harus tampil elegant dan tenang tetapi saat ini tidak, Naja tidak dapat mengontrol emosinya lagi.

Berbeda dengan Naja yang tengah berusaha mengontrol emosinya, Arsen malah menatap Naja dengan pandangan terkejut.

"Jangan bilang kalo meraka itu-" ucap Arsen yang sengaja ia gantung karena tidak ingin mengucapkan kata-kata keramat itu. Sementara Naja hanya mengangguk singkat seakan menjawab pertanyaan dari Arsen.

"Ar, lo ngapain disini? Oh lagi Vc sama ayang ya" ucap Ben dengan nada mengoda. Saat mendengar ucapan dari Leo tadi ia sudah bisa merasa lega karena setidaknya lelaki yang dikagumi oleh kekasihnya itu sudah mempunyai pawang.

Tidak hanya Ben tetapi keempat orang remaja yang baru saja tiba itu ikut menatap Arsen dengan tatapan bertanya. Seorang gadis yang tadinya menatap kagum Arsen langsung berubah menjadi tatapan sendu ketika mendengar ucapan dari Ben. Kemudian tanpa berpikir panjang lagi gadis itu langsung melangkah pergi menuju kelasnya tanpa memperdulika teriakkan dari kedua sahabatnya.

"Eh, Ayara tunggguin kita" ucap Chatrin ketika melihat kepergian Ayara lalu langsung ikut berlari menyusul sahabatnya itu di ikuti oleh Chalondra. Sementara Ben yang melihat itu langsung mengikuti para gadis itu, sehingga saat ini tinggal Arsen dengan Fin yang sedari tadi hanya diam menatap kepergian empat orang itu.

"Duluan" ucap Fin kemudian langsung memasuki kelas mereka.

"Dia suka kamu Nio" ucap Naja dengan singkat.

Dandelion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang