32. Nginep (1)

13.9K 1.2K 251
                                    

Tembus 250 SPAM COMENT Gak nih?

Ayo dong bantu SPAM COMENT Sama VOTE biar aku semangat lanjut Update ditengah-tengah kesibukan sebagai Maba ini😭💪
**
Naja yang mendengar ucapan dari mulut lelaki yang menjadi adiknya itu langsung dengan cepat menoleh menatap Saga dengan kaget. Bahkan air mata yang sudah beberapa tahun ini tidak keluar itu kembali menetes yang menghasilkan bulir-bulir air bening yang membasahi pipi gadis itu.

Kemudian tanpa berpikir panjang lagi Naja langsung menghampiri Saga lalu memeluk tubuh bergetar lelaki itu dengan erat seakan-akan menegaskan bahwa Saga tidak sendirian masih ada dirinya yang akan selalu mendukung Saga.

Naja hanya diam mendengarkan segala keluh kesah lelaki itu seakan-akan mengadu kepada Naja tentang apa yang sudah ia alami pada 2 tahun ini, sampai pada akhirnya tangis Saga pun mereda yang hanya meninggalkan nada sesegukkan dari lelaki itu.

"Udah rada lega?" tanya Naja yang diangguki oleh lelaki itu. Naja tersenyum melihat itu, lalu gadis itu membantu Saga untuk berdiri lalu mendudukkan Saga di salah satu kursi pantry yang berada di dekat mereka, setelah itu Naja langsung memberikan segelas air putih kepada Saga yang langsung di terima oleh lelaki itu.

"Tunggu disini dulu ya, kakak mau ngasih minum dulu sama temen-temen kamu" ucap Naja yang ingin beranjak pergi seraya membawa nampan yang berisi tiga botol besar jus jeruk, tetapi hal itu terhenti ketika Saga menahan lengan gadis itu.

"Em, sebenernya kita kesini mau numpang nginep dirumah kakak satu hari aja kok. Kakak liat ada dua orang cewek yang kita bawa? Nah itu tadi kita gak sengaja nemuin salah satu cewek yang mau bunuh diri sedangkan cewek yang satunya lagi itu berusaha untuk minta tolong dengan ngehadang jalan kita. Sementara untuk temen-temen yang lain mereka udah capek semua, rumah mereka jauh semua sedangkan jam udah memasuki tengah malem. Jadi..." Saga sengaja menggantungkan ucapannya yang langsung di pahami oleh Naja.

"Boleh-boleh aja sih, tapi kalian para cowok-cowok tidur di lantai gapapa? Soalnya disini Cuma punya dua kamar aja yang pastinya gak bakal muat buat kamu dan temen-temen kamu" ucap Naja.

"Gapapa kok kak" ucap Saga yang langsung dibalas dengan senyuman oleh Naja. Yah Naja akui pada akhirnya ia lulus begitu saja dengan hanya mendengar cerita dari adiknya itu, bahkan rasa benci pun rasanya sudah tidak ada dihatinya yang pada akhirnya Naja menyedari bahwa selama ini Naja tidak benar-benar benci dengan adiknya itu melainkan iri karena mama nya masih mementingkan Saga sedangkan ia tidak ada yang menginginkannya.

"Yaudah kalo gitu kakak ke temen-temen kamu dulu ya, kamu abisin dulu itu minumnya" ujar Naja yang langsung diangguki oleh Saga.

**

Berbeda dengan keadaan yang terjadi dengan Naja dengan Saga, disisi lain teman-temannya Saga malah heboh menatap sekeliling ruangan yang saat ini tengah mereka singgahi.

"Wih keren banget kakaknya Saga, penghargaannya banyak banget" ucap Ezan menatap deretan penghargaan yang berada di lemari kaca tepat disamping tempatnya duduk.

"Iya ges ternyata gak Cuma cantik tapi juga pinter, aduh belum apa-apa gue udah insecure aja sama kakaknya Si Saga" ucap lelaki yang memiliki wajah kebule-bulean tetapi darahnya asli indonesia tanpa ada campuran alias blesteran, Viko.

"Hooh, padahal berjuang aja belum tapi udah di tampar sama kenyataan gue" sahut Oji. Kemudian terjadilah perbincangan diantara mereka sampai tiba-tiba ada seorang lelaki dengan pakaian khusus bodyguard yang mengetuk pintu lalu masuk seraya membawa empat buah kantong keresek yang berukuran cukup besar di tangannya.

"Nona dan tuan muda semua ini makanannya" ucap Bodyguard itu seraya menyerahkan kantong kresek itu yang langsung diterima oleh Viko dan leo.

"Ini buat kita pak? Siapa yang pesen?" tanya Ezan dengan bingung.

"Ini tadi Nona Naja yang memesan untuk kalian, kalau begitu saya pamit kembali ke pos lagi, permisi."ucap Bodygurad itu kemudian langsung bergegas menuju pos kembali.

Kemudian terjadi keheningan diantara mereka semua, memang jika boleh jujur mereka semua sudah lapar karena perjalanan yang cukup jauh yang baru saja mereka tempuh tetapi rasanya sangat tidak sopan jika langsung makan tanpa ditawari oleh sang pemilik rumah walaupun sudah dijelaskan oleh bodyguard tadi tetapi tetap saja mereka merasa tidak enak.

"Eh makanannya udah sampe? Kenapa gak dimakan? Ayo dimakan nanti dingin gak enak loh" ucap Naja yang baru saja tiba dengan 3 botol jus berukuran besar ditangannya. Gadis itu langsung menaruh ketiga botol itu ditengah-tengah mereka yang duduk di lantai.

"Kalian berdua makanannya dibuka dong jangan Cuma diliatin aja" perintah Naja ketika tidak mendengar jawaban apa pun dari para remaja itu. Sedangkan Viko dan Leo langsung membuka makanan yang berada di depan mereka berdua dan nampaklah sebuah pizza dengan ukuran sedang dengan uap yang masih berhembus sehingga memberika bau yang sangat harum.

"Ayo-ayo dimakan. Eh, itu temennya udah tidur?" lanjut Naja yang diakhiri dengan pertanyaan ketika tatapannya tidak sengaja tertuju kepada dua orang gadis dengan salah satunya yang sedang bersandar dibahu temannya dengan mata terpejam. Dara hanya diam lalu menggangguk seakan menjawab pertanyaan dari Naja.

"Ayo bawa kekamar aja, kasian pasti dia gak nyaman kalo tidur dengan posisi kek gitu. Kalian ayo salah satunya bantu angkatin" perintah Naja lagi yang langsung di laksanakan oleh Leo yang memang keberadaannya tidak jauh dari kedua gadis itu.

Dandelion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang