**
Saat ini terdapat dua orang gadis muda yang tampak kebingungan sekaligus takut seraya menatap was-was orang-orang yang berseragam khas Bodyguard yang berdiri berjajar disebuah rumah mewah.
"Gawat, Bodyguardnya banyak banget." Ucap Naja seraya menatap takut-takut para Bodyguard itu.
"Gara-gara lo nih cil, image gue jadi di pertaruhkan." Lanjut Naja seraya sedikit mencubit gemas pipi gembul dari Bocah yang napak masih mengantuk itu di gendongannya. Bahkan bocah itu nampak tidak peduli dengan cubitan Naja dan malah semakin mengeratkan pelukannya di leher Naja.
"Lo sih kak, pake acara culik-menculik segala. Kalo suka yang tinggal ngomong sama bapaknya, toh dia juga adik lo kali." Ucap Fredella dengan kesal. Tadinya dia sudah berekspetasi tinggi mengenai Naja yang akan membawanya ketempat yang adem untuk menenangkan diri, eh nyatanya malah di ajak untuk senam jantung kek gini. Emang ya Realita itu tidak seindah Ekspetasi.
Bagaimana tidak, tadi ketika ingin menuju tempat yang Naja maksudkan mereka malah melihat gerombolan orang-orang yang berbadan besar tengah berkeliling menghentikan pengendara satu persatu lalu memeriksanya. Dikarenakan Naja takut jika didepan itu adalah polisi yang tengah melakukan penilangan langsung saja ia menghentikan motornya dikejauhan dan bertanya kepada orang-orang sekitar sana karena bagaimana pun Naja belum memiliki SIM dan takut jika nantinya mereka menjadi salah satu korban penilangan. Emang sih ruginya itu gak seberapa tapi malunya itu woi, apa kata dunia jika seorang Melody Atnaja Armstrong viral kena tilang dilampu merah.
"Pak, maaf nih numpang nanya. Itu didepan ada apa yah? Ada penilangan kah?" tanya Naja kepada salah satu bapak-bapak penjual air minum keliling.
"Oh itu neng, lagi nyari anak yang katanya diculik. Emang ya jaman sekarang ini tingkat kriminalitasnya ngeri banget. Neng berdua harus hati-hati ya." Ucap Bapak itu dengan tulus.
"Penculik pak? Serius?. Ya Allah kasian banget, itu penculik pasti udah gak bisa makan lagi itu sampe harus menculik anak orang padahal kan pekerjaan masih banyak." Sahut Naja yang ikut terlarut dengan perkataan Bapak itu.
"Iya neng, makanya kita harus hati-hati banget sekarang ini." Ucap Bapak itu yang langsung diangguki oleh Naja. Sementara Fredella yang sedari tadi diam, entah kenapa perasaannya sudah tidak enak. "Eh kalo boleh tau ciri-ciri anaknya kayak gimana pak?. Siapa tau nanya kami gak sengaja liat, biar penculiknya bisa langsung saya hajar." Ucap Naja yang diakhiri dengan tinjuan ke atas.
"Kalo gak salah tadi umur anaknya 2 tahunan, eh bentar-bentar saya kayaknya tadi nyimpen deh potonya." Ucap Bapak itu seraya mengambil selembar kertas yang berisi sebuah poto yang bertuliskan dicari. Naja yang melihat itu langsung saja menerima kertas itu dan tanpa sadar matanya lengsung melotot melihat poto dikertas itu.
Sementara Fredella yang juga melihat poto itu ikut melotot terkejut, tangannya tanpa sadar berusaha untuk menyembunyikan wajah anak kecil yang tertidur pulas di pelukannya itu.
"O-oh iya pak, makasih ya pak nanti kalo saya ketemu sama penculiknya langsung saya hajar hehe." Ucap Naja yang sempat terbata dan diakhiri dengan tawa garingnya. Setelah Bapak itu terlihat menjauh langsung saja Fredella berbisik kepada Naja, "Kak, puter balik kak, puter balik cepet!"
Dan pada akhirnya disinilah keduanya dikomplek perumahan yang sudah sangat dikenali oleh Naja. Sejujurnya, Naja sangat malas kembali menginjakkan kakinya disini karena ketika melihat tempat ini ia kembali mengingat kejadian menyakitkan itu. Namun, mau bagaimana lagi ia harus mengembalikan bocah yang sampai saat ini masih lengket digendongannya itu.
"Enak aja. Gue gak tau ya kalo nih bocah anaknya sih Axell, kalo gue tau gak akan gue bawa kali. Lagian siapa suruh anak disuruh jalan sendirian ditaman, untuk yang bawa gue, lah kalo beneran penculik gimana?." Ucap Naja yang tidak mau disalahkan. Sementara Fredella hanya bisa memutar bola matanya malas melihat tingkah Naja yang sangat tidak mau kalah.
"Yaudah, sekarang kita pikirin gimana cara biar nih bocah bisa balik ketangan emak sama bapaknya dan kita berdua bisa pulang." Ucap Fredella yang membuat Naja terdiam berpikir seraya melihat sekelilingnya. Sampai tiba-tiba Fredella rasanya melihat ada lampu yang keluar dari kepala Naja menandakan gadis itu sudah mendapatkan Ide.
Fredella mengikuti arah pandang Naja dan kemudian kembali menatap Naja dengan pandangan terkejut. "Kak jangan gila deh lo!" ucap Fredella dengan was-was.
"Ya itu jawabannya Della, orang gila." Ucap Naja seraya menatap seorang wanita Gila dengan rambut kusut dan pakaian compak-camping yang berada tidak jauh dari tempat mereka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen Fictioncover by Pinterest ** Hidup seorang Naja sama dengan makna dari bunga Dandelion yang mengartikan kehidupan yang keras, penuh perjuangan, penderita namun tetap tegar. Yah, kehidupan Naja itu keras dan penuh dengan rintangan. Orang tuanya lebih memili...