**
Disebuah rumah sakit terdapat seorang gadis yang berbaring di atas brankar rumah sakit dengan selang infus yang melekat di tangannya. Kemudian perlahan-lahan mata gadis itu terbuka."Eughh"gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu, lalu setelah ia mengetahui di mana saat ini ia berada membuatnya diam-diam berdecak dalam hati.
Ceklek
Tidak lama pintu ruangannya terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya dengan gaya glamornya. Gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Naja itu hanya bisa memutar bola mata malas melihat tampilan wanita tua yang baru saja memasuki ruangannya itu.
"Omo Naja sayang, kamu akhirnya sadar juga? Gimana ada yang sakit?"tanya wanita itu dengan heboh.
"Naja gak papa Oma"ucap Naja dengan lirih karena ia merasa bahwa tubuhnya masih cukup lemas.
"Sekarang kamu makan dulu yah, soalnya kata dokter kemarin sakit magh kamu kambuh gara-gara kamu makan sama tidurnya gak teratur jadinya pingsan deh."ucap Wanita yang ternyata adalah Helvanda Armstrong, istri dari David sekaligus nenek dari Naja.
Helvanda membantu Naja duduk di atas brankarnya lalu menyuapi cucunya itu dengan nasi dan sayur yang langsung diterima oleh Naja dengan baik.
"Ini semua pasti karena kedua lelaki itu kan? Mereka pasti ngasih kamu pekerjaan yang berat sampai-sampai makan dan tidur gak teratur kek gini, tapi kamu tenang aja Oma udah kasih hukuman kepada ketiga orang itu"Omel Helvanda disela-sela menyuapi Naja. Sedangkan Naja hanya diam seraya menikmati makanan yang masuk kedalam mulutnya. Bahkan Naja tidak peduli dengan nasib dua pria yang tengah menerima hukuman dari sang ibu Negara keluarga Armstrong.
**
Saat ini Naja tengah berkeliling di area rumah sakit. Tadi ia sempat izin kepada neneknya untuk berkeliling rumah sakit untuk mencari udara segar sebelum pulang kerumahnya. Yah dikarenakan kesehatan Naja sudah mulai membaik setelah menghabiskan satu botol selang infus akhirnya Naja di perbolehkan pulang.
Kemudian tibalah Naja disebuah taman rumah sakit yang di tumbuhi banyak pohon-pohon sehingga menghasilkan udara yang sangat segar bila angin berhembus.
Masih dengan baju khas rumah sakitnya dan sendal jepit, Naja merentangkan tangannya menikmati udara segar saat angin menerpa kulitnya, sesekali mata gadis itu terpejam menikmati hembusan angin itu.
Setelah beberapa menit Naja akhirnya membuka matanya yang langsung menangkap seseorang dibalik jendela kaca. Orang itu tengah terbaring lemah di atas brankar rumah sakit dengan memakai baju yang sama dengan Naja yaitu Baju pasien, Karena penasaran dengan sosok itu akhirnya Naja memberanikan diri berjalan menuju sosok itu walau dari balik jendela.
Setelah tiba, Naja bisa dengan jelas melihat kondisi sosok yang ternyata adalah seorang lelaki yang memiliki wajah yang tampan tetapi tertutupi oleh wajah pucatnya. Dari balik jendela kaca itu Naja juga bisa melihat bahwa sosok itu meringis kesakitan di area kepalanya lalu tiba-tiba pria itu batuk dan memuntahkan cairan darah.
Melihat itu membuat Naja langsung menutup mulutnya terkejut, ia ingin membantu pria itu tetapi sebelum ia beranjak dari tempatnya dokter bersama dengan perawat langsung bergerak menolong pria itu.
Kemudian Naja membalikkan tubuhnya membelakangi jendela itu seraya bersandar di dinding rumah sakit. Entah kenapa Naja merasa bahwa pria itu kesepian dan kesakitan sehingga membuatnya merasakan iba.
Beberapa menit kemudian Naja berbalik kembali melihat keadaan pria itu yang ternyata sudah cukup lebih baik dari pada sebelumnya walaupun wajahnya masih tampak pucat tapi sudah tidak seperti menahan sakit seperti tadi, bahkan dokter dan perawat pun sudah pergi meninggalkan pria itu yang terbaring seraya menutup matanya.
Seakan-akan memikirkan sesuatu Naja langsung mengeluarkan sticky note dan sebuah pena dari sakunya. Ia pun menuliskan sesuatu didalam sticky note itu lalu menempelkannya ke jendela kaca itu.
Tok Tok Tok
Naja mengetuk jendela kaca itu dengan pelan tetapi masih dapat di dengar oleh pria itu. Pria itu membuka matanya lalu langsung menatap kearah Naja yang tengah mengepalkan tangannya ke atas seakan-akan memberikan semangat kepada pria itu.
Pria itu terdiam menatap Naja yang masih memberikannya semangat lalu tidak lama kemudian Naja melambaikan tangannya seakan-akan berpamitan karena ia sudah di telpon oleh neneknya.
Setelah Naja pergi, pria itu pun bangun dari brankarnya lalu berjalan secara perlahan-lahan menuju kaca yang terdapat sebuah sticky note itu.
"SEMANGAT GANTENG!"
Pria itu menarik senyumannya membaca isi dari sticky note itu. Kemudian ia mengeluarkan handphonenya dan memotret sticky note itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Fiksi Remajacover by Pinterest ** Hidup seorang Naja sama dengan makna dari bunga Dandelion yang mengartikan kehidupan yang keras, penuh perjuangan, penderita namun tetap tegar. Yah, kehidupan Naja itu keras dan penuh dengan rintangan. Orang tuanya lebih memili...