Rama dan Revan tiba di sebuah tongkrongan anak muda, di sebuah tanah lapang yang luas dan jauh dari keramaian kota. Berjarak beberapa meter dari tempat itu ada jalan beraspal yang sepi. Terkadang di daerah itu banyak perampok yang sering memalak orang yang lewat saat tengah malam.
Di tanah lapang itulah tempat para kelompok geng berkumpul baik untuk hanya nongkrong maupun jika ada yang membuat taruhan, mereka akan menyorakinya di sana. Tidak jarang terjadi kericuhan diantara geng geng itu. Sampai berlarut larut dan menimbulkan masalah di tempat lain. Tetapi di tempat ini, tidak pernah sekalipun kosong oleh kumpulan anak-anak muda itu.
“Kita sampai..” ucap Revan saat dia sudah menghentikan mobil nya di tengah tengah tongkrongan yang mengambil tempat sendiri di salah satu sisi di tanah lapang itu.
Anak anak di luar mobil segerah mengerumuni mobil Revan dan mengetuk ngetuk jendela mobil yang tertutup rapat. Keadaan ini membuat Rama terkejut dan menatap Revan dengan bingung. Apa dia membawanya pada bahaya?
“Udah tenang aja. Mereka ini sahabat-sahabat gue… ayo turun. Gak usah takut..” Revan membuka sabuk pengamannya dengan tenang, kemudian membuka pintu mobil dan keluar.
Tampak orang orang yang ada di luar itu segerah menyambutnya dengan sorakan membuat Rama semakin merinding.
Revan tampak menyapa orang orang itu dengan mengucapkan beberapa kata yang tidak didengar oleh Rama
Untungnya semua manusia itu kini bergerombolan mengelilingi Revan sehingga sisi di bagian pintu tempat Rama duduk, kini tidak ada siapa siapa. Rama perlahan memberanikan diri dan keluar dari mobil.Setelah Rama keluar, hal pertama yang dilihatnya adalah sekumpulan anak genk lain yang berkumpul tidak terlalu jauh dari kelompok Revan. Mereka tampak sedang bercengkrama diantara motor motor dan mobil mereka. Namun beberapa saat kemudian, mereka segerah terdiam ketika menyadari Rama yang sedang memperhatikan mereka.
Terutama seorang pria yang duduk di atas kap mobil menghadap ke arah teman-temannya. Dia menatap Rama dengan sangat lekat. Dia adalah Arjun. Si anak bermasalah yang ternyata sekelas dengan Rama“Eh.. Ram… sini! Kenalan sama teman-teman gue!” sahut Revan saat menyadari Rama sudah keluar dari mobil sejak tadi. Tetapi bukannya bergabung dengan mereka, Rama malah membelakangi kerumunan mereka dan menghadap kearah genk Arjun. Masalah. Pikir Revan
Revan dan teman-temannya sejenak masih memperhatikan kelompok Arjun dari sisi lain mobilnya. Tetapi beberapa saat kemudian, genk Arjun tampak mulai bergerak menghampiri Rama yang berdiri sendirian disana. Revan tentu saja tidak tinggal diam. Dia mendahului teman temannya untuk berdiri di sisi Rama, kemudian teman temannya mengikuti
“Heh,, lo bukannya anak baru?” tanya Arjun saat dia berhenti di depan Rama. Dia berdiri paling depan sedangkan teman-temannya berada di balik punggungnya ikut ikutan menatap Rama dan Revan beserta teman-temannya dengan tatapan sangar
“Iya, ada masalah apa?” tanya Rama dengan cukup santai. Walaupun tidak ada yang menyadari bagaimana kakinya cukup gemetar.
“Gue dengar lo ngobrol sama seseorang di kantin pagi tadi..” ucap Arjun dengan suara yang dia buat semenakutkan mungkin
“Iya”
“Lo tahu nggak, tuh cewe siapa?”
“Nggak”
“Gue ingatin lo. Mulai detik ini, jangan berani dekat dekat sama cewek itu. Atau lo…” Arjun mulai semakin mendekat pada Rama sambil menatapnya dengan penuh kebencian dan wajah yang menakutkan.
Saat suasana sedang panas panasnya, tiba tiba salah seorang dari anggota kelompok Arjun datang menghampirinya sambil membawakan hp
“Jun, ada telfon” ucap laki-laki itu. Arjun menerima hp itu dan tanpa mengalihkan pandangan dari Rama dia menjawab panggilan telpon.
“Halo ini gue” ucap Arjun
Arjun kemudian perlahan menjauh untuk kembali ke mobilnya. Tak lupa dia masih memberikan tatapan tajam kearah Rama, dan kemudian berganti ke Revan, lalu dia benar-benar memunggungi mereka dan pergi beserta anggota kelompoknya.Setelah kepergian Arjun, Rama termenung kemudian menatap Revan dengan penuh pertanyaan
“Lihat sendirikan?.. gue udah bilang sama lo..” Revan memberikan pembelaan diri dan mengingatkan Rama pada hal yang belakangan ini sering dia peringatkan
“Gue bukan bingung karena itu.. Lagian gue nggak punya masalah apa apa sama cewek itu..”
“Haaahh… yaudalah.. yang penting sekarang lo jaga diri. Kaya anak gadis yah. Jangan kaget kalau suatu hari nanti Gwen gila itu nekat perkosa elo..”
“Hahahahaha…” Revan tertawa lalu diikuti oleh temn temannya
“Eh sory sory… gue kelepasan ikut ketawa… kenalin, nama gue Oki.. gue, penasehat di kelompok ini” Ucap seorang pria tinggi kurus dengan bahu yang lebar dan mata bulat serta alis tebal. Wajahnya tampan karena blasteran bule. Dia memakai kaos polos dengan kemeja kotak kotak yang dibiarkan terbuka. Tampilannya kaya orang biasa. Tetapi melihat wajahnya sepertinya dia orang baik dan bijaksana
“Gue Kurin..” selanjutnya seorang laki laki dengan porsi tubuh yang tidak terlalu tinggi, bahkan termasuk pendek. Rambutnya hitam sedikit keriting, tetapi wajahnya cerah dan semringah. Sepertinya dia anak orang kaya. Selanjutnya beberapa anak lagi memperkenalkan diri dan Rama mulai tidak terlalu memperhatikan dengan jelas penampilan mereka karena mereka semakin banyak.
Pertemuan pertama Rama dengan teman teman Revan tidak menghalagi Rama unuk jadi cepat akrab dengan mereka. Dia menyatu dengan alami, bahkan Rama sendiri tidak percaya dia bisa bergaul dengan teman teman laki-laki dengan secepat itu. Mungkin karena persahabatan dalam kelompok itu yang sudah berjalan cukup lama dan mereka sudah menjadi keluarga sehingga Rama jadi ikut terbawa suasana. Atau mungkin memang karena orang orang itu baik dan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMMA LAURENT
RomanceHarks menghampiri seorang pria parubaya yang sedang berbincang dengan kenalannya ditengah tengah pesta. Harks membisikkan sesuatu di samping telinga orang itu, dan sukses membuatnya membelalakkan mata karena terkejut dengan berita yang disampaikan H...