Rama dan teman-temannya menikmati liburan gratis mereka di villa mewah itu sampai menjelang malam. Setelah Jeno menerima konfirmasi lagi dari Harks, akhirnya dia memutuskan untuk membiarkan Rama dan teman-temannya kembali ke rombongan sekolah untuk mengikuti jadwal biasa seperti teman-temannya yang lain. Apalagi mereka tahu Rama sangat menjaga kerahasiaan statusnya sekarang.
Sebagai gantinya Harks meminta kepada kepala sekolah untuk mengakhiri kegiatan liburan sekolah itu dengan lebih cepat.
Saat kembali ke hotel, mereka menerima informasi bahwa kepulangan akan dipercepat menjadi besok malam, bukannya lusa pagi seperti jadwal sebelumnya. Rama dan yang lainnya hanya mengikuti seperti biasa.
Sekelompok wanita sedang bergosip di salah satu meja saat jam makan malam, mereka adalah geng Gweni, yang merupakan sekelompok wanita paling menonjol di ruangan itu
“eh eh, guys gue dengar kabar dari salah satu siswi kelas sepuluh tadi, katanya dia dengar pak kepala sekolah mengarahkan guru-guru untuk mengakhiri liburan lebih cepat, katanya karena ada anak berpengaruh gitu yang gak bis lama-lama lagi disini. Gak tau juga maksudnya apaan, cuman gue sayang aja kita masih bisa lebih lama disini, tapi malah dipercepat” keluh Jein salah satu teman Gweni yang berpakaian kuning cerah, perilakunya agak centil dan kelihatan seperti tukang gibah
“Ih yang benar lo? Yaah padahal gue punya kenalan bule di pantai tadi siang, gue jadi ngga bisa cari dia lagi dong” ucap Dea yang berada didepannya
“Udah ngga usah diomongin,mungkin itu anak pemilik sekolah yang kemarin dirumorin, tapi yang pasti anak itu gak mungkin disekitar sini. Dia harus jaga privasi keluarga nya. Gak kaya' harus ngumbar-ngumbar kekuasaan di seluruh sekolah..." Ucap Gweni yang terdengar menyindir
Tiga orang wanita yang duduk di meja samping Gweni langsung menoleh dengan sinis
"Heh! Lo lagi nyindir guee??" Ucap gadis itu yang tidak lain adalah Tiara ketua kelompok pembuly yang terdiri dari ketiga orang itu dengan latar belakang keluarga yang memang lebih kaya daripada siswa lainnya
"Sejak kapan gue nyindir loh.. jangan GeEr, Lo kira semua yang terjadi di dunia ini harus berkaitan sama loh" tanya Gweni dengan tidak kalah kasar
"Kurang ajar Lo ya. Gue tau Lo nyindir gue!" Tiara baru saja mengangkat tangannya saat sebuah suara mengalihkan perhatian mereka
"Kalian mau ngapain?" Tanya Revan yang muncul dengan santai sambil memasukkan tangan ke saku celananya
"Kalian mau adu tinju? Gue liat ada ring tinju di gym tadi, kesana bareng yuk" ajaknya dengan ekspresi datar
"Apaloh!" Tantang Gweni yang masih melotot menatap Tiara
"Sialann" Tiara membalikkan bahu dengan sombongnya dan meninggalkan tempat itu diikuti oleh kedua temannya
"Lo apaain dia sih?" Tanya Revan
"Geli aja gue liat tampang nya, tukang bully kaya' gitu ngga tau malu banget" gumam Gweni
"Yaudalah, tapi Lo ngga harus ngajak berantem juga"
Tiba-tiba terjadi keributan dari bagian jalan masuk area makam itu, beberapa siswa muncul dengan tergesa-gesa untuk menyampaikan berita informasi
"Eh eh eh... Gue liat Tiara dan teman-temannya lagi ngebabuin Kiara dan nyuruh dia ngepel seluruh toilet hotel... Kayaknya Tiara benaran anak pemilik sekolah deh, soalnya hotel ini tuh katanya juga milik perusahaan yang ambil alih sekolah kita dan dia bisa semaunya gitu di hotel ini" ucap siswa yang datang menghampiri teman-temannya di meja dekat Revan
"Tuhkan, langsung bikin ulah lagi" omel Gweni yang kini merasa puas karena omonganny terbukti benar
"Gue jadi gak nafsu makan. Huff, guys kita nonton di kamar gue aja yuk" ajak Gweni yang tidak peduli dengan berita itu
Lain halnya dengan Revan, yang dia tangkap dari cerita siswa tadi adalah Kiara. Gadisnya beberapa waktu lalu memiliki kaitan dengan dirinya. Revan segerah menuju ke toilet
Di toilet sudah banyak siswa yang menonton dari tempat yang cukup jauh, karena takut menganggu tamu lain. Sementara di toilet ada Tiara dan ketiga temannya, dan seorang ibu-ibu petugas kebersihan sedang memperhatikan Kiara yang mengepel seluruh lantai. Para petugas hotel yang melihat itu hanya membiarkan karena disuap oleh Tiara
"Eh cewe gila.. Lo apa-apa sih, ngga ada kerjaan banget ya?" Bentak Revan saat tiba ditempat itu
"Gak usah ikut campur Lo" Tiara tidak kalah sengit
"Sialan.. awas Lo ya, gue laporan kepala sekolah"
"Hah? Kepala sekolah? hahahaha" Tiara malah tertawa terbahak bahak bersama teman teman nya
Revan tidak mempedulikan orang-orang gila itu lagi, melainkan langsung menarik lengan Kiara dan membawanya meninggalkan tempat itu
"Eh loh!!.... iiiiihhhh Revan sialann!!!!" Teriak Tiara yang makin kesal
Revan dan Kiara tiba di depan pintu kamar Kiara
"Lo ngga apa-apa?" Tanya Revan
"Ngga apa-apa kok. Makasih ya" ucap Kiara dengan nada rendah
"Hmm.. gue tau, jadi selama ini yang bully Lo di sekolah itu mereka?" Tanya Revan
"Eh,.."
"Lo ngga usah jelasin apa-apa. Gue ngerti... Yaudah Lo istirahat sekarang"
"Eh, tunggu... Gue mau minta tolong nitip salam buat Rama.. boleh?" Tanya Kiara yang mendapati pandangan kosong dari Revan
"Van?" Tanya Kiara
"Ah, ya... Gua akan sampein. Yaudah, selamat malam" Revan berbalik dan meninggalkan lorong itu
Revan kembali ke kamarnya dalam keadaan linglung. Dia tidak tahu apa yang dia sendiri pikirkan. Dia teringat ucapan titipan salam dari Kiara ke Rama dan entah kenapa Revan merasa ada sesuatu yang aneh
"Jangan-jangan, gue suka sama Kiara..." Ucap Revan pada dirinya sendiri saat sudah tiba dikamarnya. Dia tidak menyadari bahwa dia melewati Oky dan Rama yang sedang menonton di depan kamarnya
"Kenapa tuh anak?" Tanya Oky
"Siapa yang tahu... random lagi kali" jawab Rama
"Helloowww may preeenn... Gue balikk!!!" Seru Kurin yang tiba-tiba datang memecah ketenangan di ruangan itu. Dia membawa dua plastik besar makanan ringan dan beberapa soda. Mereka sudah kapok diam-diam minum alkohol dua hari lalu.
"Vaaann!! Ayo makan!!" Teriak Rama kearah kamar Revan tetapi tidak mendapatkan tanggapan
"Kenapa sih anak itu?" Tanya Rama yang mulai penasaran dengan keanehan Revan
"Coba Lo cek aja dulu" Oky menyarankan
Tok tok tok
"Vaann... Revaann! Ada makanan nih. Keluar makan sini" ucap Rama dengan nada sedang
Revan masih tidak memberikan respon apa-apa
"Revan? Vann? Gue masuk ya!" Rama segera membuka pintu kamar yang tidak terkunci
"Eh Lo kenapa sih? Gak dengar dari tadi gue panggil??" Oky dan Kurin kini juga sudah berada di balik punggung Rama mengintip kedalam
"Ah sory gue ngga dengar" ucap Revan agak gugup
"Yaudah.. ayo, kita.... Mau ngapain tadi?"
*Makaann. Vaann makaaannn!!" Omel Kurin "lagian Lo kenapa sih nggak dengar orang teriak-teriak gitu? Lo kerasukan setan?"
"Astaghfirullah Riinn. Jangan ngomong gitu" ucap Oky
Mereka ber empat kembali ke depan TV untuk menonton sambil makan cemilan.
Revan masih tidak ingin menyampaikan salam itu kepada Rama untuk suatu alasan
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMMA LAURENT
RomanceHarks menghampiri seorang pria parubaya yang sedang berbincang dengan kenalannya ditengah tengah pesta. Harks membisikkan sesuatu di samping telinga orang itu, dan sukses membuatnya membelalakkan mata karena terkejut dengan berita yang disampaikan H...