Ramma kembali ke kosan bersama Oky Dan Kurin yang kebetulan berpapasan dengannya di depan sekolah. Mereka meninggalkan halaman sekolah sambil bersenda gurau sebagaimana biasanya. Akhir-akhir ini Rama merasa legah karena Harks tidak membuntutinya lagi. Walaupun sebenarnya Rama agak penasaran juga dengan perubahan kebiasaan Harks. Dia yakin, kemarin-kemarin saat dia baru saja kembali dari rumah sakit, Harks akan menghubunginya seperti bibi cerewet yang menanyakan semua hal berkaitan dengannya apakah dia sudah makan, berangkat jam berapa, pulang jam berapa, apakah dia menginginkan sesuatu, atau apakah dia merasa tidak sehat. Tetapi, akhir-akhir ini dia mulai longgar dengan itu. Apakah Harks sudah lelah dengan kelakuan Ramma yang terus kerass kepala. Entahlah Ramma tidak akan memikirkannya. Dia berjanji jika situasi ini terus berlanjut dan tidak ada lagi rengekan dari Harks, dia akan menghubunginya sesekali Dan memberinya sakit kepala lagi.
Krriiingg krrringg
Hp Ramma berbunyi menandakan panggilan masuk. Dia segerah mengangkatnya"Halo"
"Halo, selamat siang tuan muda, saya Jeno Salah satu bawahan tuan Harks. Hari ini saya ditugaskan untuk menjemput tuan muda dari sekolah. Tuan David akan menunggu anda di rumah hari ini" ucap suara seorang dari seberang Telefon
"Ahh.. tapi hari ini aku punya rencana dengan teman-temanku.. apa harus pas pulang sekolah banget?" Tanya Ramma
"Itu benar tuan muda. Tuan David akan menunggu anda sepulang sekolah"
"Baiklah.. Aku akan membatalkannya" Ramma akhirnya memutuskan setelah mempertimbangkan beberapa saat
"Ada apa Ram?" Tanya Oky yang duduk di sebelah Ramma. Saat ini mereka sedang nongkrong di tempat biasa pada jam istirahat kedua.
"Hmm.. kayanya gue ngga bisa ikut nanti deh. Kalian have fun aja tanpa gue ya" ucap Rama yang merasa tidak enak karena harus membatalkan janjinya. Padahal rencana yang dia buat hari ini diusulkan langsung oleh Rama
"Yahhh ngga bisa gitu dong. Kan lu yang ngajakin!" Revan seperti biasa menjadi yang paling pertama protest
"Gak apa-apa kita batalin aja dulu. Entar cari hari lain aja" ucap Oky yang langsung peka
"Yaahh ngga bisa gitu dong. Gue kan udah semangat banget dari tadi. Gue juga udah ngerjain PR gue tadi di perpus" Revan tetap tidak terima. Dia sudah terlalu bersemangat sejak tadi siang sampai sampai rela mendekam di perpus selama jam istirahat kedua untuk menyelesaikan tugasnya untuk besok
"Gilaa.. serius loh udah selesaiin pr buat besok? Kesambet apa loh hhahakkk" Kurin yang mendengar pengorbanan Revan malah ngakak melihat hal itu merupakan fakta yang bisa terjadi puluhan Tahun sekali
"Harrrgg... Sialan. Nyesal gue ngerjain PR kalo acaranya ngga jadi" Revan jadi benar benar kecewa
"Haaa yaudah-yaudah gue aja sama Kurin nemanin loh.. nanti Rama ikutnya lain Kali aja. Gimana?" Oky si bijak mengambil keputusan lainnya
"Ahh gue ngga mau ah.... Cih. Yaudah mending lain Kali aja.." Revan menyerah. Malas banget perginya cuma sama Oky Dan Kurin. Mereka sudah terlalu sering pergi bersama. Pasti akan menyenangkan jika Kali ini ada orang baru kaya' Rama. Tapi yasudahlah, mungkin Rama punya urusan penting. Walaupun menyadari hal itu, hati Revan tetap kecewa. Dia menyesal sudah terlalu bersemangat seharian ini
"Kalo gitu gue pulang aja. Bay!" Revan langsung ngeloyor pergi dan meninggalka. Teman-temannya yang Masih duduk disana, memandangnya Dengan tatapan sedih dan merasa bersalah juga. Terlebih Rama
"Huuuu... Ngambek tuh anak orang.. kayanya gue bisa cari teman kenca buat minggu ini" ucap Kurin dari tempatnya
"Hah? Kenapa lo mala nyari teman kenca?" Tanya Rama usai memandang kepergian Revan dengan rasa bersalah
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMMA LAURENT
Roman d'amourHarks menghampiri seorang pria parubaya yang sedang berbincang dengan kenalannya ditengah tengah pesta. Harks membisikkan sesuatu di samping telinga orang itu, dan sukses membuatnya membelalakkan mata karena terkejut dengan berita yang disampaikan H...