PENGAKUAN

298 20 0
                                    

“Ram!! Lo dari mana ajah..” seru Revan yang berlari menghampiri Rama saat Rama terlihat dari lorong

“Lo nggak ada kerjaan ya?”  tanya Rama yang heran. Perasaan akhir-akhir ini anak ini ngikutin dia terus

“Emang nggak ada…” Revan dengan enjoy mendahului Rama menuju ke kosan nya. Sejak siang dia sudah nongkrong di kios bude hanya untuk menunggu Rama

Sepulang sekolah pada keesokan harinya, Rama berjalan menuju terminal bus seperti biasa. Pelajaran bahasa Prancis di jam terahir menambah panasnya suhu udara siang ini. Mungkin Rama harus berhenti dari kelas itu. Lagi pula ini hanya kelas tambahan. Dia harus focus pada kelas kelas wajib dan meningkatakan skillnya menjadi yang terbaik. Sehingga dia tidak perlu mengambil pelajaran tambahan seperti sekarang ini. tiba tiba sebuah mobil sport berhenti disamping Rama. Rama juga ikut berhenti. Dia sempat berpikir, apa Revan udah ganti mobil nya lagi?. Tetapi akhirnya seorang pria dewasa bersetelan jas keluar dari dalam mobil itu. Rama malah jadi tambah penasaran

“Tuan Rama?” tanya pria tersebut dengan sangat formal

“Y’ ya?.. Anda siapa?” Ucap Rama yang jadi gagap

“Silahkan ikut kami sebentar..” pria itu membukakan pintu mobil dan mengulurkan tangan mempersilahkan Rama untuk masuk kedalam mobil.

Rama begitu penasaran sekaligus khawatir

“Ini penculikan ya?.. Saya tidak punya keluarga yang bisa kalian peras dengan menculik saya..” ucapnya agak ragu, karena suasana ini juga tidak cukup sesuai jika disebut penculikan. Mereka dengan jelas memintanya dengan sangat sopan

“Tentu saja tidak tuan. Saya hanya ingin berbincang sebentar.. mungkin jika anda tidak berkenan, kita hanya akan berbincang didalam mobil..” lanjut si pria dewasa

“Oke baiklah. Kita bicara di mobil..” Rama akhirnya masuk kedalam mobil dengan wajah bingung bercampur penasaran. Kira-kira hal apa yang diperluka oleh orang ini dari dirinya? Dia hanya anak biasa yang tidak istimewah sama sekali

“Perkenalkan, nama saya Harks..” Harks menyalami Rama saat dia sudah duduk bersebelahan dengannya didalam mobil

“Saya..”

“Rama Stulaurent, ini foto anda saat masih kecil..”  Harks menarik selembar foto dari saku jas nya dan menyerahkannya kepada Rama
Rama tidak menanggapi maksud Harks menyangkut dengan namanya, melainkan lebih terkejut dengan foto yang diserahkan oleh Harks

“Foto apa ini?” tanya Rama yang semakin heran dengan gambar seorang balita yang sedang digendong oleh seorang wanita muda berpakaian rumah sakit

“Ah.. maaf.. itu yang paling lama. Kayaknya tuan salah ngasi..” Harks mengambil foto itu kembali dan jadi gugup sendiri. Dia merogoh kantongnya yang lain dan menyerahkan foto lainnya.
Di foto itu tampak seorang anak laki-laki berusia lima tahunan sedang dipeluk oleh seorang pria dewasa yang sangat mirip dengannya.

“Hh.. ini pasti ayahnya..” Rama tersenyum tanpa sadar melihat kemiripan kedua orang yang ada di dalam foto tersebut

“Itu benar ayahnya. Dia ayah anda tuan Rama.. Karena anak yang ada di foto itu adalah anda..”

“Apa-apa? Gimana?.” Rama berhenti memandangi foto itu lalu mengeryit kearah Harks. Apa dia yang salah dengar atau orang ini yang keseleo lidah? Apa lidahnya lebih pendek dari lidah orang norman?

Rama meremas kuat foto yang ada ditangannya seusai mendengar seluruh cerita yang disampaikan Harks.

“Omongkossong...” Rama melemparkan foto itu kebawah jok mobil, lalu dengan kasar membuka pintu mobil

RAMMA LAURENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang