LIBURAN SEKOLAH 1

48 6 3
                                    

Libur musim panas hampir tiba dan suhu udara juga perlahan mulai naik. Rama tidak percaya bahwa hari ini liburan yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa akhirnya tiba. Rama sendiri sebenarnya tidak terlalu menantikannya karena semakin dekat ke hari H, semakin banyak juga kerepotan yang turut dia lakukan karena pak kepala sekolah terus saja menghubungi nya dan menanyakan ini dan itu, untuk memastikan apakah itu akan sesuai dengan kehendak Rama.

Pada pagi harinya ketika hari keberangkatan tiba semua siswa sedang berkumpul di lapangan sekolah menanti arahan dari pihak panitia.

"Eh Van, kenapa muka loh lemesh gitu?" Tanya Oky yang baru tiba dengan koper bawaannya

"Dia katanya udah bosan hidup" ucap Kurin bercanda

"Hah? Lo serius Van!?" Seru Oky dengan dramastis

"Enggak... Apaansih Lo.. lepasin guee!!" Bentak Revan yang lagi nggak mood dan malah digoda oleh Kurin dan Oky. Kurin dan Oky malah menanggapinya dengan terkekeh dan itu semakin menambah kerutan di dahi Revan

Saat mereka sedang menggoda Revan, Rama datang menghampiri mereka

"Gimana Ram? Udah beres?" Tanya Kurin yang tahu kemana Rama sebelumnya

"Udah... Malas banget gue hal sekecil itu masih ditanyain juga ah" ucapnya kesal

"Ini satu...kanapa lagi Lo Van?"

"Kesal gue. Kok Lo malah milih Bali sih, dari semua destinasi wisata manca negara Yang bisa dikunjungi?"

"Gue udah jelasin ya bukan gue yang putusin"

"Tapi Lo bisa putusin Ram kalo Lo mau"

Kurin dan Oky yang berdiri disitu hanya menatap mereka dengan bingung, tidak mengerti dengan pembahasan yang sedang dilakukan keduanya

"Udah ah gue mau ke bus aja" Rama mendahului teman teman nya ke bus

Revan juga tidak mau berlama-lama disitu dan akhirnya mereka semua memilih naik ke bus yang aka mengantar seluruh siswa ke bandara

Hari sudah sore saat rombongan sekolah menuju ke resort yang sudah disediakan. Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka sudah tiba di resort yang dimaksud

Rama dan teman teman nya turun dari bus sambil meregangkan badan karena kelelahan selama perjalanan. Mereka lalu mengikuti instruksi guru dan setelah itu mereka masuk ke kamar masing-masing

Rama tidak tahu bagaimana para guru mengatur kamar sehingga dia harus sekamar dengan Revan, Kurin, dan Oky. Selain itu ruangan yang mereka tempati lebih mirip seperti apartemen daripada kamar, karena didalamnya masih ada 4 kamar dan dilengkapi ruang tamu, meja bar dan dapur dan bahkan ada kamar mandi disetiap kamar.

"Gila kita beruntung banget dapat kamar se komplit ini?" Seru Kurin saat selesai berkeliling. Seingatnya, pada liburan sekolah yang pernah dia alami, siswa hanya akan memiliki satu kamar untuk berdua atau bertiga dan tidur diatas ranjang berdesakan

"Ini VIP room yang disewa bokapnya Revan" jelas Rama dengan suara datar

Revan yang mendengar itu hanya menghela nafas sambil terus berkeliling memeriksa barang barang dan fasilitas yang ada disana. Bahkan kulkas di samping bar sudah lengkap dengan bahan makanan, snack dan minuman. Revan mengambil satu minuman kemudian menuju ke kamarnya untuk beberes

Hari sudah gelap saat mereka breafing di pinggir pantai sambil menikmati makan malam dengan gelombang ombak yang lembut. Seperti biasa Rama dan teman-temannya duduk bersama di satu meja

"Van, Lo masih ingat adik junior yang waktu itu Lo bully nggak?" Tanya Kurin tiba-tiba

"Hah? Gue ngga pernah bully junior.. jangan ngaco loo" bantah Revan

"Si Juki maksud gue"

"OOO Juki... Gue nggak pernah bully dia tau"

"Iya iya... Lagian gue ngga mau ngomongin dia jirr.. gue mau ngomongin saudaranya yang cewek manis itu" jelas Kurin

"Kenapa dia?"

"Gue dengar dia suka sama Lo Van" ucap Kurin dengan wajah meyakinkan

"Hmmm mulai lagi nih si kikil... Atas dasar apa Lo mau ngerjain gue lagi hah?" Revan yang si paling waspada terhadap kegiblokan teman teman nya itu sudah tahu bahwa ini akan berakhir ngaco

"Ngerjain apaan. Gue nggak ada niat ngerjain Lo... Noh si Laura dn teman teman nya yang bilang"

"Percaya aja loh sama si ular betina. Kena patuk, mampus Lo"

"Bukan disitu point yang mau gue jelasin Revooo. Lo kenapa sih julid amat"

"Masih kesal gue ngga jadi ke Jepang"

"Dasar bocil... Gini Rev, gue tuh mau nyaranin loh.. Lo kan Ter...."

"What... Eh Rin! Kalo Lo berani manggil gue Rev Rev lagi, gue bakal teriak teriak di sekolah manggil Lo Riiiiinnnn" ancam Revan

"Hufff" Kurin menghembuskan nafas

"Eh Lo pikir Lo doang yang ngga suka dipanggil gitu Lo tiap hari manggil gue Rin Rin... Lo pikir gue cewek? Trus aanbdajahaansbavdbahdkavsjdbabsvj...." Omelan Kurin semakin melebar dan meluas dari konteks sampai membuat Rama sudah tidak tahan dan berdiri meninggalkan tempat itu. Oky mengikutinya tetapi dia pergi ke arah lain.

Rama menuju ke pinggir pantai.. udara di Bali sepertinya cukup cocok dengan selera nya, walaupun dia tidak bisa memiliki kesukaan atau ketidak sukaan yang spesifik. Karena sejak kecil Rama terpaksa harus menyukai semua hal yang ada. Dia tidak punya hak atau kemampuan untuk memilih

Rama merasa tertarik untuk berada disitu lebih lama, jadi dia mulai duduk diatas pasir. Rama tidak menyadari bahwa gerak geriknya sejak tadi diawasi oleh seseorang.

Saat sedang asik duduk, tiba-tiba seorang gadis datang mendekatinya dan duduk di samping Rama sekitar 1m atau setengah

"Kau sedang apa?" Tanya gadis itu dengan suara lembut

Rama baru menyadari kehadirannya saat dia sudah duduk. Jadi wajahnya menunjukkan sedikit keterkejutan sebelum berubah menjadi biasa lagi

"Sedang mencari udara segar" ucapnya dengan datar. Rama merasa tidak pernah bertemu dengan gadis ini sebelumnya

"Oh iya, perkenalkan namaku Kiara" ucap Kiara dengan agak malu-malu

"Ah iya.. nama ku Rama"

"Aku tahu.. aku sering memperhatikan mu di sekolah. Kau selalu sendirian tetapi anak yang bernama Revan itu selalu mengikuti mu" jelas Kiara dengan suara lembut nya

Rama hanya tersenyum tidak tahu mau menjawab apa. Dia juga tidak mengerti arah pembicaraan gadis ini

"Mmm.. aku ingin berteman dengan mu" ucap gadis itu

"Ya tentu. Bukankah kita semua berteman?" Rama memalingkan wajah dan tersenyum kearah gadis itu

"Umm aku... Bolekah aku selalu berada di dekatmu saat di sekolah?" Tanya gadis itu lagi

"Ha?"

"Ramaaaa!! Jangan godain cewek mulu kita mau piket!!" Tiba-tiba suara dari Kurin yang berada cukup jauh dari mereka memecah kebingungan Rama

"Ah aku permisi dulu" Rama segera berdiri dan meninggalakna gadis itu

"Eh Lo ngapain berduaan sama cewek itu?" Tanya Kurin saat Rama sudah tiba di sampingnya

"Ngga tau.. dia yang tiba-tiba datang"

"Itu cewek yang gue bilang tadi, dia suka sama Revan... Kayaknya Revan juga suka" jelas Kurin sambil mengingat kejadian saat mereka dikantin

Rama tidak menjawab lagi ucapan Kurin dia hanya melamun sendiri. Mungkin gadis itu datang untuk menawarkan pertemanan karena dia ingin mendekati Revan. Entah kenapa Rama merasa tidak nyaman

RAMMA LAURENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang