REVAN RESAH

192 12 1
                                    

Tok tok tok... suara pintu diketuk mengejutkan Rama dari kegiatannya. Dia sedang mengerjakan tugasnya di computer saat saat pintu diketuk.

"Iyaa.. masuk aja Jes..." ucap Rama

"Permisi tuan muda.... Mohon maaf saya masuk. tapi tolong panggil saya pelayan Jes, atau kepala pelayan saja tuan muada..." ucap Jes sambil agak menundukkan badan di dekat pintu kamar Rama

"Haaahh.. itu kepanjangan Jes.. untungnya nama kamu cuman Jes. Jadi aku tidak perlu mengucapkan banyak kata hanya untuk menyebutkan namamu" Rama tersenyum sambil meninggalkan mejanya dan mendekati Jes

"Apa ada kabar aku boleh keluar Jes? Aku tidak yakin yang mengurung aku disini ayah ku atau gangster yang kemarin ngejar aku. Bukannya keduanya nggak ada bedanya?"

"Mohon maaf tuan muda, tapi mohon jangan sebut tuan David sebagai'... itu... tuan David adalah orang yang baik tuan..."

"Yaampun Jess... please jangan sebut tuan muda atau apalah itu panjang bangattt... aku harus tiduran dulu buat nungguin kamu selesai ngomong?"

"Maaf tuan muda"

"Oh iya... Tuan Harks meninggalkan sebuah setelan jas untuk anda sebelum pergi tadi sore. Dia berpesan agar tuan memakai setelan ini besok sore sekitar jam 5 karena dia akan menjemput anda.."

"Hah?? Benaran... aku bisa keluar besok?? Yessahh..."

"Ah.. dan satu lagi..." Jes mengeluarkan sebuah handphone dari saku jas nya.

Melihat itu Rama hampir berteriak gembira. Itu adalah handphonenya yang sudah disita Harks selama berminggu-minggu sejak dia datang ke rumah ini. Rama segerah menyambar handphone itu saat Jes mengulurkannya

"Anda meminta saya untuk mencurinya. Tapi untunglah tuan Harks menyerahkannya tadi. Jadi saya tidak perlu mencurinya" Jes juga meras lega karena dia hampir saja melakukan tindakan berbahaya itu, akibat didesak oleh Rama setiap hari.

"Kalau begitu,, saya mohon undur diri tuan muda..."

"HAaaahh Jess.. Terimakasiih!!!" Rama merangkul Jes dengan bersorak bahagia. Hanya karena hp nya akhirnya bisa kembali ke tangannya.

"Ah... apa yang bisa kita lakukan buat merayakan ini? gimana kalau kita pesta mie? Aku akan memasak mie yang banyakk. Kita buat 8 porsi"

"Hah' mie?"

Jes agak ragu. Tubuhnya akan bengkak besok pagi jika harus makan mi malam-malam begini. Tapi yang dia tau Rama sangat suka mi instan. Mungkin karena itu makanan kebiasaannya, atau karena dia terbiasa hidup tanpa uang

"A' bagaimana kalau kita memanggang daging saja?" tawar Jes

"Manggang daging?" Rama menggaruk kepalanya mendengarkan Jes.

Bagaimana mereka bisa memanggang daging di rumah ini? Rama bahkan tidak yakin rumah ini juga punya dapur

"Kita bisa memanggang di balkon. Tuan muda pasti belum pernah ke balkon. Mari ikut saya tuan"

Jes kemudian meletakkan setelan jas dari Harks yang dari tadi dibawanya kedalam lemari Rama, kemudia keluar dari kamar diikuti Rama yang sangat penasaran dengan kegiatan memanggang yang hanya pernah dilihatnya sewaktu perkemahan dan dilakukan didalam hutan.

Rama terbangun keesokan harinya saat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Hari ini JEs tidak membangunkannya karena tidak ada jam pembelajaran dari Harks. Harks sudah mengatur sedemikian rupa supaya Rama tetap bisa bersekolah di sekolahnya meskipun dari rumah. Rama juga sudah tahu bahwa sekolahnya diambil alih oleh perusahaan ayahnya.

Rama langsung mengecek hpnya saat bangun. Dia harus mengecasnya semalaman karena ternyata baterainya mati. Saat hpnya menyalah ada ratusan panggilan tak terjawab dan ribuan pesan masuk di hpnya. Ada begitu banyak orang menelfonnya Hani, ibu kost, Gwen dan bahkan Arjun meninggalkan ratusan panggilan tak terjawab untuknya.

RAMMA LAURENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang