LIBURAN SEKOLAH 2

16 4 0
                                    

Kriiingg...

Rama dengan malas meraih hp di balik selimut sambil terus memejamkan mata. Entah ini sudah jam berapa namun matanya masih sangat berat untuk dibuka. Suara panggilan telpon dari balik selimut itu terpaksa dia angkat. Tanpa melihat nama si pemanggil, Rama menempelkan hp ke telinganya

"Halo"

"Halo selamat pagi tuan muda, apakah hari ini anda sudah bersiap untuk meeting dengan direktur Horst cation?" Sapa seseorang wanita dari seberang telepon.  Rama sedikit memiringkan alisnya merasa asing dengan suara itu

"Ini siapa?" Tanya Rama

"Mohon maaf tuan muda saya seharusnya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan saya Jasmin, manager hotel ini. Saya telah menerima perintah dari atasan untuk menyampaikan ini kepada anda. Mohon maaf jika saya kurang sopan"

Jawab wanita itu dengan lembut dan bernada menyesal

Rama terdiam beberapa saat. Dia lagi lagi terkejut dengan berita seperti ini. Jangan dipertanyakan lagi ini kelakuan siapa? Apa yang akan Rama lakukan jika mengikuti pertemuan seperti itu? Dia masih anak SMA dan yang kedua, dia berasal dari rakyat miskin yang tidak paham hal-hal seperti pembicaraan bisnis. Apakah Harks tidak mengerti itu? Huh?

Tut. Rama akhirnya mematikan panggilan nya tanpa merespon manager itu lagi. Baru saja saat hpnya dimatikan, sebuah panggilan lainnya dari Jeno masuk di hp nya

"Halo tuan muda, saat ini saya sedang diperjalanan menuju hotel. Kita akan bertemu untuk pelaksanaan meeting hari ini. Maaf saya terlambat karena ada urusan pribadi di Singapura kemarin"

"Jen, Lo serius gue bisa ikut meeting meeting kayak gitu?"

"Tentu saja tuan muda, saya akan mendampingi anda mungkin saya akan sedikit banyak bicara untuk mewakili anda. Harks sudah menjelaskan semuanya, anda hanya perlu ikut untuk belajar"

"Hmm baiklah, jam berapa pertemuan nya"

"Pukul 11.00" tuan muda

"Satu jam lagi?" Seru Rama saat menyadari jam di hp nya

"Emm.. sebenarnya 30 menit lagi tuan, karena perjalanan kita kesana ada 30 menit lagi"

"Sialan... Yaudah gue siap-siap dulu" Rama dengan malas mengibaskan selimut nya, mengambil handuk dan bergeas ke kamar mandi

Setelah mandi dan bersiap-siap, Revan mengetuk pintu kamarnya beberapa kali

"Apasih.. Lo mau ngerobohin pintu?" Omel Rama usai membukakan pintu

"Heh... Lo rapih amatt? Cuma mau ke pantai juga'?" Komentar Revan saat melihat betapa rapihnya penampilan Rama dengan kemeja pastel polos dan celana bahan hitam cukup formal untuk acara resmi dan itu sama sekali bukan fashion untuk ke pantai.. kecuali kalo dia adalah artis Hollywood yang lagi syuting mission impossible baru mungkin itu mesuk akal.

"Gue mau keluar.. Lo bantu gue ngibulin anak-anak  ya. Malas gue nanti mereka nanya-nanya aneh lagi"

"Pertemuan apasih?"

"Gue juga nggak tau.. pokoknya Jeno bakal kesini bentar" Rama sudah berjalan mendahului ke meja bar di sisi kiri ruangan

Ting tong... Suara bel kamar mereka. Jelas-jelas ini apartemen berkedok hotel mahal sih fix

Jeno dan Rama melakukan perjalanan ke sebuah restoran bintang lima di tengah kota. Restoran itu tampak seperti bangunan ala Eropa jika dilihat dari luar, kabarnya restoran ini merupakan langganan para pejabat, konglomerat, dan publik figur ternama.

"Tuan muda, ayo turun"

Rama tanpa sadar masih melamun memperhatikan bangunan itu, bahkan saat mobil mereka sudah mengambil posisi parkir

RAMMA LAURENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang