Kepindahan Ramma dari SMA Nusabahana dulu nya menjadi awal baru bagi lembaran kehidupannya. Dia sehari harinya hanya tinggal di kosan dan membantu usaha tokoh milik ibu kos nya. Suatu hari, Ramma terkejut ketika pulang dari menghantar barang, dia menjumpai pak Josea sudah menunggunya di depan kos. Hari itu Rama mencoba menghindar karena merasa kecewa dengan tindakan pak Josea. Namun pak Josea kembali menjelaskan dan memperdalam pemahaman Ramma akan tugasnya sebagai kepala sekolah, dan perasaannya yang sudah sangat menyayangi Ramma seperti anak nya sendiri.
“Bapak berencana menyekolahkan kamu di STM milik yayasan keluarga bapak. Kamu mau sekolah disana?” Tanya pak Josea
Ramma terdiam. Mulutnya kelu. Antara ingin marah, memberontak, dan ingin meneteskan air mata atas kasih sayang yang selama ini sudah ditunjukkan oleh pak Josea untuknya
“Kamu harus sekolah nak, kamu juga harus sukses. Agar orang-orang tidak meremehkan mu" Pak Josea mengusap kepala Rama dengan penuh kasih
“Terimakasih pak..”
“Iya.. sama-sama..”
Beberapa hari kemudian, Ramma memulai hari barunya di STM Manggajaya. Tidak ada hal yang terlalu menarik baginya. Dia selalu berusaha menekan egonya untuk memulai hal-hal yang kembali sama seperti dulu. Dia melewati sekelompok siswa yang sedang mengikat seorang siswa lainnya di belakang pos jaga, tapi dia hanya melewati kumpulan itu. Melihat dua orang siswa yang melompati pagar belakang sekolah, melihat mereka mencuri kertas ulangan di ruang guru, dan yang paling parah, sekelompok siswa yang tampak melakukan transaksi di balik pagar rusak samping sekolah. Semua hal yang menarik indra kekerasan dari hati Ramma, semuanya dia hindari. Dia bertekad bahwa mulai hari ini, tidak ada lagi Ramma yang suka ikut campur masalah orang, tidak ada lagi Ramma yang kasar dan suka berkelahi. Ini adalah saat yang tepat untuk mulai belajar dan memulai hidup yang lebih bermartabat. Pikir Ramma.“Selamat pagi anak-anak…”
“Pagi buu…” sorak anak-anak satu kelas
“Pagi ini kita kedatangan murid baru…, Revan, turunkan kaki kamu!..” guru itu meletakkan bukunya diatas meja saat matanya melirik siswa bernama Revan yang duduk di bangku paling belakang.
“Rama, silahkan masuk..” Rama melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas. Sedetik kemudian, suara anak anak mulai riuh mengisi seluruh kelas..
“Diam diamm..!!”
“perkenalkan diri kamu…”
“Halo.. semua kenalin nama gue Ramma. Gue anak pindahan dari SMA Nusabahana.. Hari ini gue mulai sekolah disini..” Ramma menarik bibirnya tersenyum tipis, sambil menganggkat tangannya setinggi dada dengan canggung
“uuuuu…” reaksi anak anak bergemuruh
"Ganteng bu!" Seru satu dua anak perempuan
“Rama, silahkan kamu duduk di bangku kosong di belakang… Semua nya tenang, kita mulai belajar…” ucap bu guru sambil menepuk tangannya menyuruh anak anak tenang
“Rammaa…. Hati hati…” bisik seorang siswa laki laki yang duduk di meja sebelah Ramma
“Revan, kalo nggak mau belajar, silahkan keluar..” ucap bu guru menyindir Revan
“I’..iya buuk..” Revan segerah kembali ke posisinya dan meninggalkan wajah bingung Ramma atas pernyataannya barusan
Dingg dongg ding
“pelajaran hari ini selesai. Tugas minggu depan, buat kajian mengenai pemanfaatan limbah” Bu guru mengakhiri pelajaran, lalu meninggalkan kelas.Brakk..
Suara pintu di banting dengan keras. Seorang siswa laki laki memasuki kelas lalu membanting tasnya diatas meja, dan duduk untuk tidur“Dia dari ruang BK lagi..” bisik kedua perempuan yang melewati meja Ramma
Rama hanya melirik laki laki itu sebentar, lalu beranjak dari kursinya“Rammaaa…” sorak Revan dan langsung merangkul Rama yang sudah berdiri
“Loh mau kemana? Mau gue tunjukin jalan?”“gak perlu..”
“yyaahh.. loh dingin bangat..” sesal Revan.
“Oh iya kenalin nama gue Revan. Gue cuman mau berteman koq..” ucap Revan sambil mengulurkan tangannya
“Gue Rama. Sory..” Rama balas mengulurkan tangannya. Lalu setelah bersalaman, dia berjalan meninggalkan Revan
“Haah.. cowok dingin..”
Saat hendak berjalan keluar dari kelas Revan terkejut dengan kemunculan kembali Rama dari balik pintu“Ah.. lo ngagetin aja..” sontak Revan terkejut
“A’.. sory. Gue keingat, tadi lo bilang gue harus hati-hati. Maksud lo apaan?” Tanya Rama yang terang terangan
“E’..sssttt..”Revan segerah mendorongnya ke luar kelas berusaha membungkam mulut Rama
“Ada apa sih?” protes Rama berusaha melepaskan diri.
Revan tidak berhenti mendorongnya sampai mereka menjauh dari depan kelas. Saat mereka tiba di tempat sepih Revan baru berhenti“Lo apa apaan bawa gue ke sini?” tanya Rama
“Masalah tadi berhubungan sama Arjun. Siswa yang tadi masuk kelas membanting pintu..” bisik Revan berhati hati sambil memperhatikan sekelilingnya
“Ada maslah apa sama anak itu?”
“Dia, orang paling ditakuti di sekolah ini setelah guru BP. Bahkan kepala sekolah gak berani panggil dia ke ruangannya.” Jelas Revan yang masih mengecilkan suaranya
“Cowok kaya elo gak bakalan bertahan sebulan di sekolah ini.. serius”
“Maksud lo apa? Kenapa gue bisa nggak tahan?”
“Gweni. Pacarnya Arjun. Dia nggak bakal biarin cowok kayak lo berkeliaran dengan tenang di sekolah ini,,?”
“Kenapa Gwen….”
“Eh ! Van… Lo dicariin Dion di ruang OSIS…” tiba tiba seorang siswa mengangetkan Rama dan Revan
“OKE… Gue cabut dulu. Kalo lo butuh bantuan, cari gue aja..” Revan kemudian berlalu meninggalkan Rama yang masih memandang punggungnya yang pergi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMMA LAURENT
Storie d'amoreHarks menghampiri seorang pria parubaya yang sedang berbincang dengan kenalannya ditengah tengah pesta. Harks membisikkan sesuatu di samping telinga orang itu, dan sukses membuatnya membelalakkan mata karena terkejut dengan berita yang disampaikan H...